Bel pulang sekolah berdering nyaring, menandai akhir dari hari yang panjang bagi para siswa SMA itu. Seanna Viorella, dengan langkah anggun namun hati yang penuh kegelisahan, berjalan menelusuri lorong sekolah menuju parkiran. Teman-temannya mengobrol dengan riang, namun suara mereka terdengar jauh dan tidak nyata bagi Seanna yang pikirannya melayang jauh.
Saat ia mencapai pintu keluar, seorang pria berdiri di hadapannya. Liam Gabriel Sadewa, dengan senyum yang penuh percaya diri, menyapanya. "Hai, Seanna. Pulang bareng, yuk? Aku bawa mobil sendiri hari ini."
Seanna berhenti sejenak, memandang Liam dengan tatapan penuh keraguan. "Liam, kamu sudah punya SIM, kan? Aku tidak mau ikut kalau kamu belum punya."
Liam tersenyum lebih lebar, merasa tantangan itu mudah dijawab. Ia mengeluarkan dompetnya dari saku, mengambil surat izin mengemudi dan menunjukkannya kepada Seanna. "Tentu saja, aku sudah punya SIM. Lihat sendiri!"
Seanna memeriksa SIM itu sejenak, lalu mengangguk pelan. Namun, sebelum ia sempat berkata lebih jauh, Liam mendekat dan berbisik di telinganya, suaranya lembut namun penuh dengan tekad. "Seanna, kalau kamu ikut pulang bersamaku, malam ini juga aku akan membantu perusahaan papamu sebelum banyak orang tahu tentang kebangkrutannya."
Kata-kata Liam membuat Seanna tertegun. Ia tahu bahwa situasi keluarganya sangat genting, dan bantuan Liam bisa menjadi penyelamat mereka. Dengan perasaan campur aduk, ia akhirnya mengangguk. "Baiklah, Liam. Aku ikut denganmu."
Saat mereka berjalan berdampingan menuju parkiran, tatapan para siswa tertuju pada mereka. Seanna, yang sering dijuluki "Ratu Elsa" karena kecantikannya yang dingin dan sikapnya yang tak tersentuh, kini berjalan bersama pewaris dari keluarga konglomerat yang selalu menjadi pusat perhatian. Bisik-bisik mulai terdengar di sekeliling mereka. Namun, Seanna mencoba untuk tidak memedulikannya.
Mobil sport mewah milik Liam berkilauan di bawah sinar matahari. Liam membukakan pintu untuk Seanna, dan dia masuk ke dalam dengan hati yang masih penuh dengan kebingungan dan kekhawatiran. Liam masuk ke sisi pengemudi, menyalakan mesin, dan meluncur keluar dari parkiran sekolah dengan mulus.
Selama perjalanan, Seanna memandang keluar jendela, pikirannya melayang. Ia tahu bahwa dengan menerima tawaran Liam, hidupnya akan berubah. Namun, demi keluarganya, ia siap menghadapi apapun.
Liam melirik Seanna sejenak, lalu berkata dengan suara tenang. "Seanna, aku tahu ini semua terasa berat bagimu. Tapi percayalah, aku hanya ingin yang terbaik untukmu dan keluargamu."
Seanna mengangguk pelan. "Aku tahu, Liam. Terima kasih."
***
Malam telah tiba di kediaman keluarga Sadewa, rumah megah yang sering kali terasa kosong meski dipenuhi kemewahan. Liam Gabriel Sadewa duduk sendiri di ruang makan yang luas, menikmati makan malamnya dengan tenang. Hidangan steak mewah terhidang di depannya, namun keheningan yang menyertainya sudah menjadi hal yang biasa. Kedua orang tuanya selalu sibuk dengan bisnis dan urusan mereka, meninggalkan Liam dengan kekayaan dan kekuasaan yang melimpah sebagai pengganti kehadiran mereka.
Saat memotong steaknya dengan tenang, Liam memanggil seseorang dengan suara lembut namun penuh otoritas. "Pak Adam, bisa datang sebentar?"
Seorang pria paruh baya dengan penampilan rapi dan sikap hormat segera muncul di ambang pintu ruang makan. Pak Adam, orang kepercayaan keluarga Sadewa yang ditugaskan untuk menjaga dan mengurus semua hal tentang Liam, segera mendekat. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan Muda?"
Liam menaruh garpu dan pisaunya dengan hati-hati sebelum menjawab. "Aku ingin kamu menyuntikkan dana ke perusahaan Adiguna. Segera."
Pak Adam mengerutkan kening sejenak, tampak ragu. "Maaf, Tuan Muda, tapi bisa saya tahu alasan di balik permintaan ini? Perusahaan Adiguna sedang dalam situasi yang cukup kritis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerat Cinta si Cowok Red Flag
RomanceSeanna Viorella, seorang gadis berusia 17 tahun yang berasal dari keluarga kaya, mendapati hidupnya berubah secara drastis ketika kemalangan menimpa keluarganya. Perusahaan besar milik papanya bangkrut, dan sang ibu memilih untuk melarikan diri ke l...