Bab 05

15 5 0
                                    

Liam menunggu di depan kelas Seanna, tangan di saku celananya, dan mata penuh perhatian pada pintu kelas yang sebentar lagi akan terbuka. Sesaat kemudian, Seanna keluar dengan ekspresi dingin yang khas. Ia menghampiri Liam, dan tanpa basa-basi, mengungkapkan kekesalannya.

"Liam," katanya dengan nada tegas, "Aku tidak ingin berurusan dengan gadis-gadis seperti Lili selama aku menjadi kekasihmu. Dia tadi mengataiku di depan teman-teman sekelas. Itu tidak bisa dibiarkan."

Liam mengangguk, memandang Seanna dengan penuh pengertian. "Itu hal mudah, Seanna. Aku akan urus masalah ini. Kamu tidak perlu khawatir."

Ia meraih tangan Seanna dengan lembut, menggenggamnya dengan erat saat mereka berjalan menuju kantin. Liam tahu bahwa dengan statusnya, ia memiliki kekuatan untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Ia tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu Seanna.

Sekolah mereka adalah sekolah paling elite di kota tersebut, tempat di mana hanya anak-anak dari keluarga berada yang bisa bersekolah. Namun, dalam hirarki sosial, status Liam berada di puncak, sementara Seanna berada di posisi kedua dalam segi finansial. Murid-murid lainnya berada di bawah Seanna, membuat gadis itu menjaga harga diri dan status sosialnya dengan ketat. Ia tidak ingin dianggap rendah oleh mereka yang dari awal sudah berada di bawahnya.

Karena itulah, Seanna enggan menjalin pertemanan dengan siapapun dan lebih memilih fokus pada sekolahnya sendiri. Ia adalah anak berprestasi dan cerdas, tetapi sikapnya yang anti-sosial dan angkuh membuatnya sulit didekati. Liam, di sisi lain, meski seorang pewaris dengan jumlah kekayaan yang fantastis, ia mampu menikmati hidup dan memiliki banyak teman. Ia memanfaatkan kecerdasannya tidak hanya untuk prestasi akademis tetapi juga dalam bersosialisasi.

Saat mereka sampai di kantin, semua mata tertuju pada pasangan tersebut. Mereka menjadi pusat perhatian, terutama karena status sosial dan hubungan yang baru mereka jalani. Beberapa murid kembali berbisik-bisik, tetapi tidak ada yang berani mendekati atau mengganggu.

Liam dan Seanna duduk di meja yang agak terpisah dari keramaian. Liam memesan makanan untuk mereka berdua, sementara Seanna tetap diam, memikirkan kejadian tadi di kelas.

"Seanna," Liam memulai setelah makanan mereka datang, "Aku tahu kamu tidak terbiasa dengan ini semua, tapi percayalah, aku akan memastikan tidak ada yang mengganggumu lagi."

Seanna menatap Liam dengan mata tajam, tetapi ada secercah rasa terima kasih di sana. "Kuharap begitu, Liam. Aku tidak mau reputasiku rusak karena hal-hal seperti ini."

Liam tersenyum, menggenggam tangan Seanna sekali lagi. "Kamu bisa mengandalkan aku. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu."

Seanna hanya mengangguk, hatinya sedikit lega mendengar janji Liam. "Baiklah, aku akan mencoba mempercayaimu."

***

Setelah makan siang bersama, Liam dan Seanna berjalan keluar dari kantin dengan langkah mantap. Murid-murid yang masih berada di sana memperhatikan mereka dengan penuh rasa ingin tahu. Ketika mereka sampai di tengah kantin, Liam berhenti dan menggenggam tangan Seanna lebih erat, menandakan bahwa ada sesuatu yang penting yang akan ia sampaikan.

"Perhatian semuanya!" seru Liam dengan suara lantang, menarik perhatian semua orang di kantin. Suasana yang semula riuh tiba-tiba menjadi hening, semua mata tertuju pada pasangan tersebut. Beberapa murid mulai berbisik-bisik, penasaran dengan apa yang akan terjadi.

Liam menatap Seanna sejenak, memberikan senyuman meyakinkan, kemudian kembali memandang murid-murid di kantin. "Aku ingin mengumumkan sesuatu yang penting," lanjutnya. "Seanna Viorella adalah kekasihku. Kami resmi berpacaran."

Keheningan di kantin berubah menjadi kegaduhan. Beberapa murid terkejut, ada yang langsung berbisik-bisik membicarakan mereka, dan ada pula yang cepat-cepat mengeluarkan ponsel untuk merekam momen tersebut. Namun, Liam tidak berhenti di situ.

Jerat Cinta si Cowok Red FlagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang