t i g a

583 60 29
                                    

Warning Typo !!!!

Happy Reading !!

• • •

Tepat pukul 12.30 malam, Ardhan dan teman teman nya membangunkan adik adik PMR. Tentu saja dengan cara yang tidak santai.

Sekarang mereka semua sudah berkumpul di lapangan. Hawa dingin menusuk ke permukaan kulit mereka. Jantung Naresh berdebar, untuk apa meraka dibangunkan malam malam?

Naresh mengusap lengan nya, dingin sekali. Rasanya Naresh ingin mengompol saja.

"Telat! Kalo di bangunin tuh langsung bangun!" Ucap Ardhan

"Tutup mata kalian!"

Mereka semua menutup mata. Termasuk Naresh, sungguh Naresh tak bisa tenang.

"Kelompok satu, pegang pundak teman kalian satu sama lain. Dan Fiko, kamu ikutin saya. Saya akan arahin kamu, tapi jangan ada yang buka mata! Mengerti?!"

"Siap!"

Naresh memegang pundak Dendra , dibelakangnya masih ada Naila, Zura, dan Fatha.

Fiko yang di depan sendiri mulai berjalan, anggota kelompok satu mulai berjalan mengikuti arahan dari Ardhan.

Naresh merasa ia dibawa keluar, tapi tidak sampai keluar gerbang sekolah. Hanya saja mereka dibawa ke parkiran atas dekat gerbang. Biasanya untuk parkir khusus guru guru.

Setelah sampai disana, mereka semua tidak boleh membuka mata.

"Jangan buka mata! Jangan buka mata sebelum saya menyuruh!" Ucap Ardhan. Mereka semua mengangguk, kemudian terdengar langkah kaki Ardhan yang mulai menjauh.

Beberapa menit kemudian Ardhan menyuruh mereka membuka mata. Naresh melihat sekelilingnya, benar saja mereka dibawa ke depan. Naresh melihat disini sangat gelap, hanya ada lampu remang remang.

Burung burung berkicau diatas, menambah hawa tidak enak.

"Malam ini kita melakukan jurit malam. Satu persatu, hanya dibekali satu lilin. Kalian akan mencari pos, dan di pos terakhir kalian cari buku PMR kalian yang sudah ada nama kalian. Jika lilin mati, kalian bisa meminta menghidupkan lilin itu kembali kepada orang yang memakai pakaian putih, selain kalian. Paham?!" Jelas Ardhan panjang lebar, karena memang malam ini, pakaian yang Ardhan suruh adalah celana hitam dan baju putih.

"Siap paham!"

"Tunggu nama kalian dipanggil" ucap Ardhan kemudian ia menyuruh semuanya duduk sembari menunggu nama mereka dipanggil.

Naresh sudah tau dimana saja pos pos nya, ia bahkan sudah diberi tau oleh Devan apa saja pertanyaan yang berada di pos nanti. Ia sudah tau kemana ia harus jalan nanti, ia bahkan tau jika lampu di sekolah itu dimatikan semua.

Nama pertama sudah dipanggil. Jantung Naresh berdegup kencang, sungguh ia tak siap.

"Gue takut banget tha, ngantuk lagi" ucap Naresh

"Iya, gue juga. Gue pengen sama lo aja anjir" jawab Fatha

"Gue sama Dendra dah kalo gak sama gala" ucap Naresh

"Lo ntar kalo sama gue yang ada kabur semua" Jawab Gala

Hening sejenak sebelum suara teriakan melengking sampai di telinga mereka.

"AAAAAAAA...!!!!"

Suara yang melengking, Naresh yakin itu berasal dari dalam sekolah. Seseorang yang tadi pertama dipanggil, Naresh semakin takut.

"Gue takut banget bangsat, itu pasti ada setan setan nya!" Ucap Naresh

Karena percobaan pertama tidak memungkinkan hasil yang bagus, maka dari itu dua orang yang akan masuk ke sekolah itu.

Ketua PMR || HEEHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang