l i m a

553 46 12
                                    

Warning Typo!!

Happy Reading!!

• • •

"Jadi Dhan, gimana? bisa gak kira kira?" Tanya Pak Haris.

"Bisa pak, tenang aja nanti saya urus" jawab Ardhan dengan senyum sumringah nya.

"Yasudah, nanti bapak tunggu kabar lebih lanjut. Bapak duluan" Ujarnya sembari meninggalkan Ardhan yang masih tersenyum.

Ardhan kemudian kembali ke kelas nya. Ya sedikit perbincangan antara Ardhan dengan guru tadi. Maklum, orang penting.

Sampai sana, Ardhan segera memanggil Devan. Devan mendengus kesal namun tetap menghampiri Ardhan.

"Apaan?" Tanya Devan

"Pak Haris nyuruh gue nyari personil buat nanti nyambut tamu. Tour guide katanya" Ujar Ardhan

"Jadi, gue mau ngajak lo" Lanjut Ardhan lagi.

"Anjir?! kapan itu emangnya?" Tanya Devan sembari merapatkan dirinya pada Ardhan, ini adalah rahasia....

canda.

"Tanggal lima nanti, masih ada waktu satu Minggu buat latihan. Dan ada gladi bersih sehari sebelum hari H" tutur Ardhan menjelaskan.

"Berapa orang?" Tanya Ardhan lagi

"Enam orang. Lo, gue, Falan, Naresh. Tapi dua orang lagi gue bingung siapa" Jawab Ardhan sembari berpikir.

Sejujurnya Devan agak terkejut saat Ardhan mengatakan bahwa Naresh akan ikut, Naresh masih kelas sepuluh. Namun, bukan apa apa. Devan hanya bingung mengapa Ardhan tiba tiba mengajak Naresh, ya jika masalah publik speaking, Naresh itu lumayan bisa. Apalagi Naresh adalah anggota OSIS dan mengikuti beberapa ekstrakurikuler.

"Hmmm, Elingga aja gimana? dia kan juga deket sama Naresh, sepupuan" usul Devan

"Boleh dah, satunya siapa? apa gue ajak yena aja?"

"Serah lo sih, gue mah oke oke aja--"

'--walau gue males sama tu orang'

"Oke, itu aja. Ntar gue omongin sama Pak Haris. Tadi gue mau omongin ini sama Falan juga, tapi bocahnya gak ada" Ucap Ardhan sembari mengedarkan pandangannya pada sudut kelas.

"Eh iya, si Zheya gak lo ajak? kan dia dekel kesayangan lo tuh, deket banget lagi gue lihat hahaha" Ucap Devan sembari tertawa mengejek.

"Gak, gak tau. Pas pak Haris bilang gitu gue langsung kepikiran si Naresh, gue aja gak kepikiran Elingga"

"Anjir?! Padahal Elingga waketos. Gak usah jauh jauh deh, Yena aja Ketos malah ingetnya Naresh" Jawab Ardhan. Ia harus memberi tahu berita ini pada Naresh, gosip baru. Alias Devan tidak sabar menggoda Naresh.

"Ya mana gue tau. Udahlah gue mau nemuin Naresh"

Ardhan menghela nafas panjang kemudian berdiri dari duduknya dan sedikit merapikan seragamnya yang lecek.

"Mau ngapain?" Tanya Devan

"Mau ngomongin ini lah, mau ngapain lagi. Gue juga gak bakal rebut pacar lo" Ujar Ardhan

"Yeuu, nanya doang lagian Naresh bukan pacar gue. Just best friend" Jawab Devan

"Serah lo dah"

Ardhan melangkahkan kakinya meninggalkan Devan yang mendengus kesal melihat kelakuan temannya yang absurd and freak. Untung dia engga---

Gak salah maksudnya.

"Dasar pemarah" gumam Devan lihat Ardhan yang sudah menghilang dari pandangan.

• • •

Ketua PMR || HEEHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang