"Kakak... Kak natta ..."teriak nara di penjuru rumah.
Nathan alexander wijaya
Yah nara mempunyai satu kakak laki-laki yang usianya rentang 3 tahun darinya. Dengan wajah tampannya membuat auranya makin mahal. Ia juga memiliki mata elang yang bisa membuat orang merinding saat melihatnya sedang marah.
Semua maid yang berada di dapur menoleh dan salah satu maid itu pun menjawabnya.
"Kak nathan pergi kekantor non!" seorang wanita paruh baya yang bersetatus asisten rumah tangga (ART) menghampiri nara yang berada di ruang tamu.
Nara mengangguk mengerti. "ya udah, kalo gitu gue samperin kak nathan aja deh" batin nara.
"Non mau kemana"tanya bodyguard.
"Mau ke kantor"jawab nara cuek.
"Biar kami antar nona!"usul salah satu bodyguard.
"Gak usah, gue bisa sendiri"acuh nara. inilah yang dirinya gak suka selalu di awasi kalo mau kemana-mana.
Setelah mengatakan kalimat itu nara langsung menancap pedal gas dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia tak peduli dengan para bodyguard-bodyguardnya yang terus membuntutinya dan nathan yang akan memarahinya. "ah... Biarin urusan itumah belakangan" batin nara.
***
Saat nara sampai di kantor gadis itu langsung menuju meja resepsionis, dirinya tidak tau letak ruangan pribadi nathan dimana . Karna selama ini dirinya tak pernah ikut kekantor bareng nathan maupun papahnya sendiri. Ini adalah hal pertama kalinya jadi wajar kalo ia tak tau letak dimana rungan nathan."Selamat sore, ada yang bisa kami bantu!"ucap resepsionis. Mereka tak tau kalo nara itu bagian dari keluarga wijaya.
"Maaf mbak, kalo ruangan kak nathan dimana?"tanya nara sopan.
Resepsionis itu terkejut dan bingung. "Mohon maaf mbak nya siapa? Apa sudah ada janji? Kami dari pihak kantor tidak bisa sembarang menerima tamu. Apalagi tuan nathan".
Karna resepsionis itu tak kunjung memberitahu. Nara segera mengeluarkan jurus andalanya.
"Ayolah mbak... Mbak tega sama saya ,udah di tinggal bunda sama papah ke luar negri, punya pacar sibuk mulu, tapi dia itu perhatian loh mbak. Lagian yah mbak saya itu sudah ada janji, kalo gak percaya coba deh tanya sama orangnya" kali ini suara nara di buat selemah mungkin.
Resepsionis itu melirik temanya yang berada di depan komputer temanya itu pun mengangguk, mengizinkan karna dirinya sudah menelpon nathan terlebih dahulu. memastikan apakah gadis itu sedang membohonginya? .
"Di lantai 4--"
"Dari tadi ke pegel nih, dari tadi berdiri terus untung gak lumutan"potong nara cepat.
"Maaf mbak, kita hanya memastikan saja"
"Makasih!"
Nara segera menuju lift. Menekan lantai nomer empat, setelah itu mencari pintu ruangan nathan. Disinih hanya ada beberapa pintu dan hanya ada satu pintu berwana coklat yang lebih besar dari yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destruction
Teen FictionKematian orang tuanya begitu jelas di hadapanya sendiri membuat dirinya hampir gila. Di tambah pacarnya yang Selalu memprioritaskan sahabtanya. Ternyata dari balik semua ini mereka ada hubungan tanpa sepengetahuan siapa pun termasuk nara. Tetapi d...