3.Destruction

119 80 14
                                    

Saat memasuki ruangan nathan. Nara begitu tertegum dengan nuansa yang sangat-sangat elegan namun terlihat mewah. Ruangan yang didominasi warna putih dan gambar abstrak di bagian tengah tempat duduk nathan. Semua benda terlihat sangat rapih di tempatnya. Suasana di sini juga sangat damai. Bukan hanya itu saja disini kalian bisa melihat keindahan ibu kota.

"Vin beli tokat P3k" suruh nathan.

"Kantor aja yang segede gaban. P3k aja kagak punya"cibir kevin.

"Tinggal beli apa susahnya".

"Si**alan"umpat kevin melangkah pergi.

"Ra, kamu diapain sama lena?"tanya nathan lembut.

"Seperti yang kak natta lihat"rambut acak-acakan, wajah penuh dengan cakaran sesekali ada yang mengeluarkan darah.

"Kenapa bisa bertengkar?"tanyanya lagi.

"Tadi ara udah nanya sama tuh nenek lampir baik-baik eh dianya ngeremehin, maki-maki lah segala rupa. Trus ara jambak balik rambutnya sampai rontok"jelas nara emosi.

Nathan yang mendengar itu pun terseyum. "pantes penampilan kamu acak-acakan. Lain kali jangan di ladenin orang kayak gitu"ucap nathan membenarkan rambut adiknya yang berantakan.

"Untung ara masih baik hati cuma jambak dan cakar tuh wajah tepungnya aja kalo ngak. Udah ara jambak tuh rambut sampai ke otaknya !"

"Sekalian di bawa kekandang macan biar mati hidup-hidup!"timpal nathan terkekeh di akhir kalimatnya.

Adek sama kakak sama-sama biadab wkwkkw.

"Bener tuh!"seru nara.

Tak berselang lama kini kevin datang dengan kantong plastik yang berisi obat-obatan. Tidak hanya kevin saja tetapi ada aksa, renzo dan ravendra.

Jika kalian mengira mereka pekerja bisnis. Itu salah besar, mereka hanya teman sekaligus sahabat dari sejak kecil.

"loh ra, lo kenapa tuh muka di cakar harimau?"heboh renzo.

"Bener tuh rambut juga acak-acakan kanya tarjan"timpal ravendra tak kalah heboh.

"Kenapa?"tanya aksa setelah mendudukan di sebelah nara.

"Berantem!"jawab nathan.

"Wisss... sama siapa?"heboh renzo dan vendra. Jiwa keponya meledak-ledak.

"Karyawan sini ,si lena"timpal kevin lagi dan lagi

Kini luka pada wajah nara sedang diobati oleh nathan menggunakan obat merah dan alkohol.

"Pelan-pelan kak!"pinta nara.

"Iyh! Tahan, ini pasti perih!"

"Kalo perih pengang tangan gue"aksa menyodorkan tanganya yang langsung di genggam erat oleh gadis itu.

"Awwsh...."ringis nara saat obat merah itu mulai di tekankan.

"Tahan..."

Tak kuat dengan perih di wajahnya nara mencengkram kuat tangan aksa membuat laki-laki itu ikut meringis kesakitan.

Nathan kemudian menutupi luka di bagian jidat yang lumayan parah dengan perban pelekat.

"Selesai! Apa ada yang sakit lagi?"tanya nathan memastikan.

Nara menggeleng "makasih kakak ku yang ganteng"ucap nara terseyum.

"Hmm"dehem nathan. Menggusap lembut rambut panjang nara.

Nara melihat tangan aksa yang di genggamnya"maaf sa tangan kamu jadi berdarah"ucap nara tak enak hati.

"Gak papah! Lo gimana masih sakit?"

DestructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang