Kini. Nara, nathan, aksa, kevin, renzo, ravendra dan galen. Sedang berada di bandara internasional.
Ke enam remaja itu meminta izin kepada pihak sekolah ,untuk tidak masuk jam pelajaran sekolah satu hari.
Dua hari yang lalu. Mahetta wardhana wijaya --Sang papah menelpon dan menyuruhnya untuk segera datang ke amerika serikat. Karna perusahaan yang berada di USA tengah ada masalah yang udah di ujung tanduk. Jadi nathan sebagai anak pertama harus ikut turun tangan.
"Kak natta, jangan lama-lama yah" ucap nara dengan seyuman yang menahan nangis.
Nathan mengusap rambut nara dengan sayang."iyh, gak lama..."ucap nathan melihat raut wajah adiknya yang sedih.
"Ra, jaga diri baik-baik ,selagi kakak. Gak di samping ara!"lanjut nathan khawatir.
"lyh ka natta. Tenang aja,pasti nara bakal baik baik aja"ucap nara menyakinkan, walaupun dirinya sendiri pun kurang yakin.
Nara menatap nathan dengan sorot mata yang berkaca-kaca.
"Kak... " ucap nara dengan suara yang bergetar.
"Aku bakal kangen sama kakak"nara terseyum dan langsung memeluk sang kakak erat seolah tak ingin berpisah.
Nathan membalas pelukan nara tak kalah erat."iyh ra.... kakak juga bakal kangen sama kamu" ucap nathan gemas dan melepas pelukannya.
"Jangan sedih,tar cantiknya hilang. kalo ada apa-apah kabarin kakak" nathan menangkup wajah nara dan mengahapus air mata yang membahasi wajah cantiknya akibat menanggis.
"lyh, pastih ara kabarin" ucap nara seraya menghapus air matanya.
"Satu lagi, kalo main jangan pulang kemaleman ra"peringat nathan
"lhh... Gak janji"ketus nara
"Bandel banget di bilangin"gemes nathan.
"Hehehe... "jawab nara cengengesan.
"Kalo dah sampe kabarin ara"
"lyh ra, tar di kabarin"ucap nathan seraya mengelus rambut panjang nara.
Nathan menghelang nafas panjang
"Ra, tunggu dulu disinih jangan kemana-mana" peringat nathan, yang di balas anggukan gadis itu.Tatapan nathan kini beralih pada ke lima remaja siapalagi kalo bukan. Aksa, kevin, renzo, ravendra, dan galen.
"lo semua ikut gue!" nathan berjalan terlebih dahulu di ikuti oleh mereka ber lima.
Setelah lumayan jauh jalan akhirnya sampai di tempat yang lumayan cukup sepi dari pandangan orang-orang.
"ada apah?"tanya kevin mewakili yang lainya.
"Gue minta sama kalian semua buat jagain nara!" ucap nathan tegas dengan mata tajamnya.
"Lo tenang aja, kita semua pasti bakal jagain nara!"
"Jangan sampai lecet sedikitpun, kalau sampai nara kenapa-napa, abis lo semua di tangan gue. Terutama lo galen!" nathan sangat menyayangi adik semata wayangnya, yang selama ini ia jaga.
"Lo, percayain semua sama kita. Kita bakal jagain dia kalo perlu sampai 24 jam" sahut kevin mereka semua termasuk dirinya , sudah menganggap nara sebagai adiknya sendiri.
Mendengar hal itu sudah cukup bagi nathan. Ia sekarang tak perlu khawatir lagi, nathan juga percaya sama mereka semua buat jagain nara selama dirinya di luar negri.
"Udah?"tanya renzo yang di balas deheman nathan.
"Ke sana lagi, takut nara nyariin"usul aksa yang di angguki mereka semua.
Pesawat nathan sebentar lagi akan segera terbang lepas landas.
"Ra, kakak berangkat dulu. Pesawatnya dah mau terbang"izin nathan.
"Iyh... Sampain salam buat bunda sama papah" seyum getir nara.
"iyh ra, pasti"
Nathan manautkan tangan mereka dan ,menepuk punggung ke lima remaja itu satu persatu sampai di akhir yaitu aksa.
"Lo tenang aja, jangan khawatir"bisik aksa.
"Gue ,percaya sama lo sa"balas nathan.
"Gue pamit dulu"pamit nathan melenggang pergi memasuki pesawat lion batik.
"Dadah kak natta!"
"Sampai jumpa bro!"
"Kabarin kalo dah sampai!"
Teriak mereka semua dengan tangan melambai ke atas. Nathan menenggok ke belakang sebelum dirinya bener-bener memasuki pintu pesawat. Hingga hilang dari pandanga.
Huffhhh helaan napas berat keluar dari bibir ranum nara. Mau kecewa sedih egois pun tak bisa, mau gimana lagi ini juga bukan kemauannya.
Harus berpisah dengan keluarga tercinta itu adalah hal yang sangat sulit bagi seorang Queen nara roseane wardanna
Thanks for watching...
Jangan lupa vote and comen❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Destruction
Teen FictionKematian orang tuanya begitu jelas di hadapanya sendiri membuat dirinya hampir gila. Di tambah pacarnya yang Selalu memprioritaskan sahabtanya. Ternyata dari balik semua ini mereka ada hubungan tanpa sepengetahuan siapa pun termasuk nara. Tetapi d...