Chapter 8 || Peluang Hidma?-Ning Syhila? ||

60 17 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته




"Jika memilikimu hanyalah sebatas khayalanku, maka izinkan Allah menjadi saksi betapa aku sangat terangterangan memintamu."

-Hidmafan Al-Fath Zonedo-

"Terkadang kita cukup mengagumi saja tapi tidak dengan mencintainya sedalam ini."

-Rhizura Bryintya Rahelzia-

"Jika dirimu bukan takdir ku, aku akan selalu do'akan kamu sampai kamu menjadi takdir ku sepenuhnya."

-Hidmafan Al-Fath Zonedo-

Setelah menyelesaikan sholat Dhuhur, Gus Hidma keluar dari masjid. Ia memandang ustadz Farhan yang termenung.

Karena penasaran, Gus Hidma segera menghampiri Ustadz Farhan. Ia menepuk pundak Ustadz Farhan.

"Assalamualaikum, Ustadz," salam Gus Hidma.

Farhan terperanjat kaget saat Gus Hidma menepuk pundaknya. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Ada apa dengan ente, tadz? Kelihatan murung seperti itu," tanya Gus Hidma melihat raut wajah ustadz Farhan.

Ustadz Farhan menghembuskan nafas berat, ia duduk di teras masjid dan di susul oleh Gus Hidma. Terlihat wajah Ustadz Farhan murung dan kecewa.

"Tadi saya mencoba melamar Zura, Gus," tutur Ustadz Farhan menatap ke arah depan.

Gus Hidma tersentak kaget saat mendengar penuturan Ustadz Farhan barusan, ia sudah mengira bahwa hal ini akan terjadi. Ustadz Farhan aka dengan cepat mendekati Zura. Ada raut wajah Gus Hidma khawatir, namun ia segera menetralkan wajahnya seakan tidak ada reaksi.


"Apa dia menerima ente, ustadz? Jika dia menerima ente, kenapa antum kelihatan sedih?" tanya Gus Hidma.

Ustadz Farhan melirik sekilas ke arah Gus Hidma, ia menghembuskan nafas. "Dia menolak saya, Gus," ucap Ustadz Farhan dengan wajah murung.

Kening Gus Hidma mengerut kebingungan. Pasalnya, banyak gadis di sana yang menginginkan bersanding dengan ustadz Farhan. Tapi kenapa Zura sangat berbeda, bahkan ia menolak lamaran baik dari Ustadz Farhan.

Namun, hati Gus Hidma antara senang atau sedih. Ia senang, dirinya masih ada peluang untuk mencoba mendekati Zura secara baik-baik. Tapi sedihnya adalah ustadz Farhan, tidak mungkin ia harus senang di penderitaan orang lain? Pikir Gua Hidma sekarang.

"Mungkin, dia bukan jodoh antum, Tadz. Kalau boleh tau, kenapa ia menolak lamaran antum?" tanya Gus Hidma penasaran.

"Karena dia belum ingin menikah, Gus. Apalagi dia bilang, prinsipnya pernikahan harus di dasar perasaan seperti cinta. Sedangkan dia tidak mempunyai rasa terhadap saya," jelas Ustadz Farhan.

Gus Hidma tersenyum tipis mendengar penjelasan Ustadz Farhan. Ia memegangi pundak Ustadz Farhan dan menatapnnya.

"Jangan bersedih, Tadz. Antum tau kan, mungkin Allah sedang memberikan ujian terhadap antum dengan cara Zura menolak lamaran antum. Allah pasti menyiapkan gantinya dengan sesuatu yang lebih kamu harapkan."

HIDMAFAN AL-FATH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang