Chapter 21 "Monster Tanaman"

10 4 0
                                    

"pada akhirnya kita tidak bisa terus melarikan diri, lawan! kalahkan ketakutan mu dan berdiri dengan bangga saat kamu bisa menghadapi semuanya tanpa melarikan diri."
~•~
.
.
.
.
.

Suara tawa sumbang terdengar dari Hazel yang perlahan mundur, tangannya sudah menyiapkan senjata berupa panah yang siap ditembakkan pada tanaman aneh itu.

"Oy, Ruz,teleportasi jir! Cepat!" teriak Eja yang kini sudah memegang lengan Fairuz.

Fairuz tau itu.

Tapi ia menggeleng.

"Apa?! Kau tidak mau? Kita bisa mati cok!" Eja menatap Fairuz tidak percaya.

"Kita gak bisa menghindar terus." Fairuz menggigit bibir bawahnya berusaha untuk tidak kalah oleh rasa takutnya sambil mengelus tangannya yang melepuh.

"Jangan gila, Ruz!" Lengan Fairuz yang dipegang Eja terasa dingin, jelas Fairuz juga ketakutan.

Mendengar pertengkaran keduanya Raka menyahut,
"Benar, ujung-ujungnya nanti monster akan menjadi makanan sehari-hari kita yang mesti kita lawan." Ia mengangguk setuju walaupun keringat dingin mulai membasahi punggungnya, ia tetap tegap dan tidak gentar.

"Juga barangkali ada kristal yang disebut Asta di monster ini. Kita bisa bertambah kuat dengan itu." Sambung Raka dengan posisi siap bertarung, Pedang mengacung di tangannya.

"Bocah-bocah gila." Eja menatap Hazel berharap dapat mengubah pikiran yang lain, "Apa kau juga berfikir begitu?"

Dengan panah sudah bersiap di tangannya Hazel mengangguk, "Kupikir kita harus mencobanya." Tangan Hazel terkepal erat hingga buku jarinya memutih.

Melihat itu Eja menghela nafas, pasrah dan mengikuti suara terbanyak lalu mengangguk.

"Benar" Ia mencengkram erat pedang nya.

"Kita tidak bisa terus-terusan menghindar. Lagipula aku ingin mencoba long sword ini." Eja tertawa seperti raksasa yang menatap hal menarik.

Mendengar tawa menggelegar Eja, Fairuz sontak menutup mulut Eja lagi dengan tangan nya yang tidak terluka.

"Diam, tawa mu hanya menarik monster lain."

Sebelum Eja dapat marah, Fairuz segera berteleport ke arah Monster tanaman yang berada di dekatnya, belati Fairuz memangkas kepala tanaman aneh itu.

Itu menjadi awal pertempuran.

"Ok, let's go!" Raka dengan cepat memakai kemampuan nya.

"Anak-anak gila ini, aku akan laporkan kalian ke Buk Sari." Perkataan Eja membuat Tawa ringan terdengar dari yang lain.

"Silahkan saja, Eja." Raka tertawa sambil mengulurkan tangannya memulai pertarungan dengan para Monster tanaman.

"Tanaman vs Tanaman? Ini menarik." Mata Raka berbinar penasaran siapa yang lebih kuat.

Beberapa lendir dikeluarkan oleh monster itu dari 3 lidahnya yang keluar,  membuat tangan Fairuz melepuh lagi.

"Agh, sial" Menggertak kan giginya Fairuz kembali menyerang , lebih tepatnya memotong lidah-lidah tanaman itu dengan dagger yang sebelumnya ia bawa, tangannya terus bergerak sambil menghindari cairan yang terus diludahkan.

Melihat itu bukannya membantu Eja malah tertawa terbahak-bahak Sambil tetap menyambar kan petir-petir kecil ke arah monster tanaman.

"Nasib kamu jelek banget Ruz, kena mulu" Di sela-sela tawanya bahkan petir Eja beberapa kali bergetar.

"Bang**t" Umpat Fairuz dengan dahi terlipat kesal.

"Eja!Fairuz! Fokus dan Hati-hati jangan sampai terkena ludahnya!" Ucap Hazel khawatir keduanya malah bertengkar di tengah pertarungan dan terluka.

Our Stories : Island (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang