"Mengapa begitu sulit untuk melindungi sesuatu? Yang saya inginkan hanya melindungi anak-anak murid ku."
-Buk Sari.
~•~
.
.
.
.
.Ketiganya, Vera, Tiara dan Karen terus menyusuri hutan, Berjalan cepat--hampir berlari mereka benar-benar ingin menyampaikan berita menggembirakan ini! Tatapan yang berbinar dengan senyum yang mengembang di wajah seperti mendapatkan harapan akan hari kedepannya.
Sementara itu, di arah yang berkebalikan. Tempat Eja dan Fairuz berada. Kini keduanya bersembunyi tepat di balik pepohonan tinggi dan rindang sehingga cahaya matahari sulit masuk, tempat keduanya bertarung melawan Monster Jerapah. Pandangan mereka mengarah ke bangkai Monster Jerapah yang sekarang dimakan oleh seekor Monyet bertubuh besar seukuran 2 kali tubuh manusia?
Monyet yang sepertinya pemimpin itu dikelilingi monyet lain warnanya juga berbeda dari monyet yang lain, yang ini berwarna putih.
'Monyet Albino ini menjijikkan.' Batin Eja
Eja menatap jijik saat mengintip, dimana Monyet Putih itu memakan bangkai Monster jerapah dengan rakus, Sesekali ia menggeram dengan mulut penuh darah saat ada kawanan lain yang hendak ikut memakan bangkai itu. Bau tidak sedap mengudara di tambah monyet-monyet disekitar terus menggeram dan berputar di sekitar Monyet Albino, seperti menunggu giliran makan.
Fairuz beberapa kali ingin muntah, Ini sungguh menjijikkan. Apalagi disaat Monyet Albino itu mencabik-cabik bangkai itu hingga organ dalam nya keluar seperti mencari sesuatu, tangan besarnya berpindah ke kepala Monster jerapah yang sudah hancur. Tangannya seperti mengais-ngais sesuatu dengan kasar.
'Uh...Pemandangan yang menjijikkan, selera makan ku hilang' Batin Fairuz sambil menutup mulutnya, tapi meski begitu ia masih memandangi Monyet itu.
Tidak mendapatkan apapun, Monyet Albino itu memukul kepala monster jerapah yang sudah hancur itu berkali-kali dengan marah.
Tatapan Eja tampak jijik, ia memalingkan wajah nya.
Glup.
Fairuz menelan ludahnya, kakinya bergetar ketakutan ingin melarikan diri, ia selangkah mundur kebelakang.
Krak.
Tanpa tau kakinya tidak sengaja mematahkan ranting, mendengar itu Eja yang ada di depan Fairuz segera merasakan alarm bahaya di kepalanya, ia menarik Fairuz untuk melarikan diri dari sana.
"Fuck!" gumam Eja segera berlari dengan Fairuz yang tampak masih terpana dikejar Monyet Albino.
Graaa!
Monyet itu segera mengamuk dan mengejar keduanya diikuti rombongan monyet dibelakang nya.
Suara-suara saling bersautan terdengar dari belakangnya, Eja bahkan tidak berani menoleh kebelakang, kakinya terus berlari dengan tangan menarik Fairuz yang terasa dingin dan berkeringat.
Eja tau, Fairuz ketakutan. Jika Eja menoleh kebelakang dapat dipastikan wajah pucat Fairuz.
4 meter.. 3 meter... Perlahan jaraknya semakin dekat, monster itu semakin dekat dibelakang Fairuz. Eja dapat merasakan nya dari getaran dan geraman yang terdengar semakin dekat ditambah beberapa monyet yang lebih kecil kini sudah didepan mereka, bergelantungan di pohon.
"Fairuz! Teleportasi! Sial! Cepet!!!" Teriakan Eja terdengar mendesak, Fairuz yang tadinya tampak kehilangan arah dan fokus kini sadar, situasi genting disekitar nya.
Benar. Ia harus fokus.
"Fokus, Fairuz!" Teriak Eja, pegangan Eja pada Fairuz semakin kuat dan terdesak saat merasakan tangan Monyet itu akan menggapai mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories : Island (Proses Revisi)
PrzygodoweBagaimana jika suatu hari kalian bersama teman sekelas masuk ke sebuah pulau, dimana banyak hal unik menarik di dalamnya. Apa yang kalian lakukan? Apa saja petualangan yang menunggu? Diantara hutan lebat dengan kabut yang menutupi di malam hari...