chapter eight

554 56 4
                                    

" APA? AYAH MAU MENEMBAK KU? IYA? TEMBAK SAJA YAH. TEMBAK SEKALIAN BIAR AKU MATI SAMA BUNDA " ucap Reksha yang sudah terlulut emosi nya

mendengar perkataan anak bungsunya itu Mahendra refleks menjatuhkan pistol yang berada di genggaman nya itu

" KENAPA AYAH TARUH? BUKANNYA AYAH INGIN MEMBUNUH KU? " ucap Reksha dengan air mata yang berjatuhan

Mahendra bungkam, mengapa ia melakukan aksinya tadi? Dia benar-benar membisu di hadapan Reksha. Yang ada di pikirannya adalah bagaimana cara menghabisi Reksha. Tanpa ada rasa bersalah, Mahendra hampir melakukan aksinya? Sungguh di luar dugaan fikirannya itu

Reksha yang melihat itu dia langsung lari ke arah kamarnya dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat

Reksha tidak menyangka akan hal tadi yang ayahnya perbuat. Dia mencerna apa yang dilihatnya tadi,
ayahnya mengarahkan pistol tepat di hadapan mukanya itu

" rumah tanpa lampu aja gelap. Apalagi aku tanpa bunda Bun... " Reksha kini sudah mengeluarkan air matanya lagi, entah kenapa rasanya berat sekali menjalani hari-hari dan hidup tanpa sang ibunda

" padahal dulu aku ga kayak gini Bun, dulu perasaan aku biasa-biasa aja tuh pas di tinggal bunda tapi kenapa sekarang rasanya berat banget buat Nerima kenyataan. Aku selalu rindu sama bunda, ayah sekarang jahat tau bund masa ayah tega arahin pistol di hadapan aku? Tapi mungkin karena aku nakal ya? Aku juga gatau Bun ayah berubah banget semenjak kejadian waktu itu " ujar Reksha sambil berbicara sendiri di kamar nya

Reksha berjalan ke arah laci lemarinya lalu membuka dan mengambil bingkai sang bunda. Terlihat wajah cantik nya dan juga manis senyuman sang bunda

Reksha mengusap bingkai itu sambil tersenyum, bingkai foto itu sudah lama tak ia keluarkan dari dalam laci alhasil fotonya sedikit kusam dan berdebu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reksha mengusap bingkai itu sambil tersenyum, bingkai foto itu sudah lama tak ia keluarkan dari dalam laci alhasil fotonya sedikit kusam dan berdebu. Tapi menurut Reksha wajah cantik bundanya ini tidak menghilang, bundanya tetap cantik di matanya.

" bunda selalu cantik " ucap Reksha lalu memeluk bingkai itu pada dekapannya

.
.

Reksha tertidur bersama bingkai sang ibunda, dan kini hari sudah berganti, matahari sudah mulai muncul untuk mengganti bulan, karena hal itu juga tidur Reksha terganggu oleh adanya cahaya yang masuk pada jendela kamarnya lalu mengarah ke mukanya

" hoam, udah pagi ternyata " ucap Reksha sambil mengucek matanya

Reksha menyambar handuk lalu berjalan ke arah kamar mandi, setelah selesai mandi ia membuka handphone nya dan memberi pesan kepada anggota gang nya itu

thunder wolvers 💀

you
kumpul di markas

rayanka
kapan bos?

you
siang jam 1 an
kalian duluan aja ntar gue
nyusul

Geffrey
mau kemana dulu Lo?

Clingy Boyfriend (defan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang