Hubungan mereka di mulai dengan perjodohan yang dalam sekejap berlanjut pada pernikahan.
Jatuh cinta pada Baratama Nanggala itu mudah. Semudah membalikkan telapak tangan. Dokter muda, tampan, kaya raya, dengan sikap humorisnya itu tampak sangat sem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Update lagi!!
Panjang ya Bab ini!! 4600 kata!
Please vomentnya yang ramai!!
Met malam mingguan sama Bara dan Neela~
🔥🔥🔥
Keluar dari ruangan Ayahnya, Bara segera menghubungi Baram. Dia tidak tahan untuk tidak berbagi cerita pada sahabatnya. Tidak ada hal yang dia sembuyikan dari Baram. Sedekat itu memang persahabatan mereka.
"Ram, ram, ram!! Lo musti tahu!" Ujarnya cepat saat Baram baru mengangkat sambungan telpon.
"Apaan?" Tanyanya dengan nada tak antusias.
"Gw nggak tahu ini emang bener-bener pertanda gw jodoh apa, gimana sama Neela, ya..."
"Kenapa-kenapa?" Baram terdengar ingin tahu.
"Barusan bokap nyokap gw manggil. Mereka bilang gw mau dijodohin. Tebak, dong, Ram.. Siapa yang mereka mau jodohin sama gw?"
"Neela?!" Tebaknya setengah berteriak.
"Iya!!" Balas Bara tak kalah heboh.
Baram tertawa kencang, "Kan! Manjur banget doa subuh gw! Terus-terus? Lo langsung iya-in, kan?"
"Gw.. nggak bilang apa-apa, sih.." Ringisnya.
"Si tolol.."
"Nanti malam Eyangnya minta kita semua kumpul, di ruang ICU. Gw, Neela, orang tua kita, sama Opa gw."
"Langsung aja lo iya-in depan mereka semua. Yang jantan ngomongnya tapi. Jangan klemar klemer kayak lontong kebanyakan air!"
"Setuju aja, nih, ya gw? Langsung?" Ragunya. Pengalaman Bara akan hal seperti ini benar-benar nol besar.
"Ck! Mau mikirin apa lagi, sih? Ini kesempatan buat dapetin Neela udah di depan mata, lho! Mau lo sia-siain?"
"Gw kepikiran cowoknya, Ram. Ini sama aja dengan gw ngerebut, kan?"
"Bisa dibilang ngerebut, kalau Neela suka juga sama lo. Kalau ini, kan, kagak! Dia terpaksa nerima lo jadi jodohnya."
Harga diri Bara tersentil. "Si kampret emang mulutnya minta di tabok!"
Baram terbahak, "Elah.. Ngapain sih, mikirin orang lain mulu? Sekali-kali pikirin perasaan lo sendiri, Bar. Lo juga nggak kenal sama lakinya. Ngapain pusing-pusing?"
"Iya, sih. Tapi Ram.. ini hubungan yang serius banget. Arahnya jelas kepernikahan." Bara mendadak resah.
"Lo nyari hubungan yang main-main memangnya? Kayak gw gini? Nggak bakat lo mainin perasaan orang, baperan gitu..."
"Ya nggak main-main juga! Tadinya gw membayangkan hubungan yang santai, nggak diburu-buru. Saling kenal aja dulu.."
"Selama lo tunangan belajar saling kenal, kan, bisa. Fase awal nikah juga bisa jadi kesempatan kalian buat pacaran, secara sah dan halal malah. Inget ya, Bar.. kesempatan nggak datang dua kali. Belajar dari kesalahan lo dulu. Udah gw suruh nembak Aylin.. Entar-sok-entar-sok.. keduluan lo sama Damar!"