Hubungan mereka di mulai dengan perjodohan yang dalam sekejap berlanjut pada pernikahan.
Jatuh cinta pada Baratama Nanggala itu mudah. Semudah membalikkan telapak tangan. Dokter muda, tampan, kaya raya, dengan sikap humorisnya itu tampak sangat sem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hallo.. Maaf baru up. Agak riweh kalau anak2 libur sekolah, tuh. Waktuku tak banyak untuk menulis huhu.
Makasi vomentnya yang ramai di bab kemarin. Yang ramai lagi yah di bab ini. Ada 6000 kata, lho! 😌 sebetulnya bisa kujadiin dua bab, tapi gapapa 1 bab aja biar kalian puasssss.
Minggu ini kayaknya aku up sekali aja.
Jumat besok fanmeet Kyung Soo ada yang barengkah day1? Berkabar di IG, ya!
🔥🔥🔥
Setelah mengumumkan pertunangan dengan Neela dan mendapatkan ucapan selamat dari seluruh sahabat yang hadir, Bara hendak duduk. Namun, Baram dengan lantang menahannya, "Eh! Tunggu dulu! Belum selesai.. Jangan main duduk-duduk aja!" Omelnya yang membuat Bara kembali menegakkan tubuhnya.
"Apaan lagi..." Tatapnya jengah.
Baram tersenyum lebar, "Kirim pantun dulu, dong, buat Neela."
"Pantun apaan? Ini si kampret emang kesempatan banget ngerjain gw!" Tunjuknya pada Baram dengan hati dongkol.
"Buruan, sih! Dua baris aja pantunnya. Pokoknya lo nggak boleh duduk sebelum berpantun!"
Bara memikirkan kata-kata pantun yang cocok dengan suasana mereka saat ini. "Oke. Ada, nih.." ucapnya sambil berdeham, "Buah semangka, buah duku.."
"Please! Nggak siap gw denger ke alay-an Bara!! Boleh di skip aja nggak?" Sahut Sabia.
Baram menoleh ke arah Sabia, "Jangan gitu, dong.. Kita harus kasih kesempatan ke Bara untuk jadi alay. Sekali seumur hidup, lho, ini.. Bara alay begini. Lanjut, Bar!"
"Buah semangka, buah duku.." Bara menjeda kata-katanya kembali. Dia tatap Neela yang sedang menatapnya juga, "Ku tak menyangka, kaulah jodohku.." lanjutnya malu-malu.
"Eaaa!!" Tawa para sahabat laki-lakinya terdengar serempak.
Neela menundukkan kepalanya dengan pipi memerah.
"Minum jamu dipinggir kali.." Lanjutnya lagi semakin bersemangat. "Dekat kamu, nyaman sekali!!"
Neela menoleh padanya dengan senyum tertahan, dia tarik lengan Bara agar segera duduk di sampingnya. Bibirnya dengan lucu bergerak komat-kamit-meminta Bara untuk berhenti bicara.
"Cukup!! Cukup!!" Jihan menutup kedua telinganya.
"Burung pipit di kota sampit.." Tambahnya lagi, "Matamu berkedip, hatiku terjepit!!" Ucapnya sambil menekan dada kiri dengan dramatis.
"Najis!! Sumpah najis banget!!" Sabia pura-pura muntah di sudut meja.
Neela berdiri, membungkam bibir Bara dengan telapak tangan kanannya. Perempuan itu dengan sekuat tenaga memaksanya untuk duduk. "Malu, ih!! Udah, jangan di lanjut lagi.." Rengeknya menggemaskan.