Updateee.. Makasi yang udah sabar menunggu 😬.
Untuk cerita baru, hasil vote yang menang Gia Buma ya.. 1 akun 1 vote suara ku hitungnya, nggak banyak sih selisih suaranya. Ku usahakan hari minggu cerita mereka publish Bab 1.
Voment yang ramai, yes!!
🔥🔥🔥
"Lala! Bisa-bisanya tidur!" Tegur suara seorang perempuan yang Neela hafal betul nada cemprengnya. Siapa lagi kalau bukan Saren!
Mendengar suara Saren, Neela terkesiap, dia tegakkan punggungnya cepat. Guncangan serta tarikkan kasar pada helai-helai rambutnya yang sedang di sasak tak membuat rasa kantuknya hilang. Dia malah merasa seperti sedang di usap-usap kepalanya tiap kali sisir bergerigi itu membelah helai rambutnya menjadi beberapa bagian. Perempuan itu hendak mengusap sudut bibirnya yang terasa sedikit berair, namun ada yang mencekal pergelangan tangannya.
"Mba Neela!! Jangan diusap bibirnya!! Rusak nanti lipsticknya!!" Tegur Puspa— seorang assistant make up artist. Terasa tepukkan pelan dari lembar tissue yang tiba-tiba Neela rasakan di sudut-sudut bibirnya.
"Ngantuuuk.." Gumamnya dengan mata terpejam.
"Tidur jam berapa kamu semalam, La?"
Neela tertunduk dalam, entah sudah berapa kali kepalanya terjatuh ke depan dan ke belakang tanpa bisa dia kendalikan. "Jam satu lewat lima belas. Oma Sania antar aku ke kamar, aku langsung tidur. Jam tiga WO udah telpon dan pencet bell kamarku berkali-kali karena harus mulai make up! Gila sih, Mas Beni—Make Up Artist—nggak berhenti-henti ngomong, aku sampai nggak bisa curi-curi tidur." Neela buka kedua matanya dengan berat, dia lirik jam di layar ponselnya yang kini menunjukkan pukul setengah enam pagi.
Eyang meminta mereka untuk melakukan akad nikah tepat pada pukul tujuh pagi! Konon, berdasarkan perhitungan weton Neela dan Bara, melangsungkan ijab kabul pada jam tersebut bisa membuat aliran rejeki mereka melimpah ruah. Lewat dari jam 7, maka rejekinya akan seret. Lewat dari jam 12 siang, rejeki mereka kering kerontang! Seram sekali, kan?!
"Ini masih lama, Mba?" Tanya Saren pada seseorang yang sedang menata rambut Neela.
"Kira-kira empat puluh lima menit lagi, Mba. Mba Neela kalau bisa tidur dan mau tidur dulu nggak papa.. Lumayan tidur sebentar biar segar."
"Oke." Neela pejamkan kedua matanya lagi.
"Kamu udah makan, La?"
"Udah."
"Makan apa?"
"Roti cokelat."
"Aduh.. Makan nasi harusnya! Gimana kalau kamu nanti pingsan? Lama lho, nanti acara kalian. Mba ambilin, ya? kamu mau makan nasi sama apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Cotton Candy Girl!
Romanzi rosa / ChickLitHubungan mereka di mulai dengan perjodohan yang dalam sekejap berlanjut pada pernikahan. Jatuh cinta pada Baratama Nanggala itu mudah. Semudah membalikkan telapak tangan. Dokter muda, tampan, kaya raya, dengan sikap humorisnya itu tampak sangat sem...