04. Curhat di awal pertemuan

32 22 3
                                    

Ngga ada kata² selain...
JANGAN LUPA DI VOTMENT SENG KUHH.. 💗



HAPPY READING

Di sini lah saat ini Ravel berada. Jauh dari kebisingan kota. Di sebuah danau yang baru kali ini Ravel kunjungi bersama seorang gadis yang baru ia temui tadi.

Gadis dengan gaun kuning, kulit putih besih dan rambut ikal-nya itu, sedari tadi tak memperdengarkan satu kata pun. Seakan ia tiba-tiba saja membisu.

Ingin bertanya, namun Ravem khawatir jika gadis itu akan merasa tersinggung. Alhasil Ravel hanya mampu berdiam diri, sembari menikmati sejuk-Nya sapuan angin halus yang menerpa kulit wajah-Nya sore hari di danau ini. Cukup tenang.

merebahkan diri di atas rerumputan, dengan kedua tangan sebagai bantalan. Ravel menatap langit jingga seolah sedang menerawang. Entah apa yang lalaki itu pikirkan saat ini.

Selanjutnya, Ravel memusatkan atensi pada gadis yang yang belum ia ketahui nama-Nya ini. Dari samping, gadis itu terlihat sangat cantik, manis dan menawan. Membuat degup jantung Ravel tiba-tiba saja bertalu dengan cepat.

Ndrrtt Ndrrtt

Ponsel yang berdering nyaring berhasil mengalihkan fokus Ravel yang semula tengah memandang gadis di sebelahnya. Lelaki itu dengan cepat meraih ponsel di dalam saku jaket, lalu menerima panggilan yang berasal dari Nara.

Naraboncel is calling

"Apaan Nar?," tanya Ravel sembari menegakkan badan.

"Vel, lo dimana elah. Udah sejam lebih bekum nyampe juga. Semacet apa sih?." decakan sebal Nara dapat Ravel dengar dari sebrang telfon. Sepertinya mereka semua masih menunggu kehadiran Ravel.

"Gue ga bisa ikut, sorry. Ada urusan mendadak, " sahut lelaki itu, yang tanpa sadar membuat para teman-Nya mendesah kecewa.

"URUSAN MENDADAK APA YANG BIKIN LO NGGA BISA IKUT? BOKER MENDADAK LO DI TENGAH JALAN?.." Suara nyaring melengking itu, berasal dari Risa yang seperti-Nya sangat kesal. Reflek membuat Ravel menjauhkan ponsel dari daun telinga.

"Pokoknya gue ngga bisa ikut. Lain kali aja lah gue ikut. Have fun dah buat lo pada, "

"Alasan-Nya apa bocah tuyul, hah?."

"Alasan-Nya gue takut di pakein crop top sama Nara boncel. Udah ah, bye." putus Ravel tanpa mendengar sahutan dari Risa, yang sudah pasti marah besar terhadap Ravel. Lihat saja esok senin.

Setelah memutuskan sambungan telepon, Ravel kembali menyimpan ponsel di dalam saku jaket.

"Maaf ya udah bikin kamu gagal main sama temen-temen kamu, " cicit gadis itu merasa bersalah telah membawa Ravel ke dalam lingkup masalah-Nya.

Mendengar suara lembut gadis itu, Ravel sedikit terpaku. "Gapapa, bukan salah lo. Lagian, gue mamang lagi males aja kumpul bareng mereka, " sahut Ravel menjelaskan. Lelaki itu kini memusatkan seluruh atensi-Nya pada wajah manis gadis itu.

"Oh iya Gue Ravel, Ravello Biranata. Lo siapa?"

Dengan gesit Ravel mengulurkan sebelah tangan-Nya tepat di depan gadis yang masih belum ia ketahui siapa namanya itu.

Akhir JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang