love lock 1

249 20 1
                                        


Yonsei University, Seoul, Korea Selatan.

Hari itu, cuaca di Seoul sedang bersahabat. Langit biru tanpa awan, angin bertiup lembut, dan sinar matahari menyapa hangat. Gus Rifky An Nawawi baru saja menyelesaikan perkuliahannya, berjalan perlahan menyusuri koridor kampus dengan tas selempang yang tergantung di bahu. Di sini, di negeri asing yang jauh dari rumah, ia selalu merasa aneh tapi juga bersemangat. Korea dan suasana kotanya yang penuh hiruk-pikuk adalah hal baru yang masih terus ia resapi.

Rifky bukan sembarang mahasiswa. Di Indonesia, ia dikenal sebagai putra sulung keluarga An Nawawi, pewaris pondok pesantren besar di Malang. Sosoknya yang kalem, penuh senyum, dan cerdas menjadikannya idola para santri. Rifky selalu menjalani hidupnya dengan prinsip kuat, tapi juga rendah hati. Bagi dia, setiap langkah dan pilihan hidupnya adalah ibadah dan tanggung jawab kepada keluarga, masyarakat, dan tentunya kepada Tuhan.

Namun, pertemuannya dengan gadis ini, Afkarina Lorenza, justru mengguncang prinsip hidupnya.

Di mata Rifky, Afkarina—atau biasa dipanggil Afka—adalah sosok yang tak biasa. Ia gadis Katolik yang sangat optimis dan ceria. Bagi Rifky, Afkarina adalah seseorang yang tidak mudah ditebak. Wajahnya yang cantik, tingkah laku yang unik, serta pembawaannya yang anggun tapi penuh rasa ingin tahu menjadikan setiap percakapan dengan Afkarina selalu menarik. Sering kali, ia memancing Rifky dengan pertanyaan-pertanyaan kecil, membuat Rifky terjebak dalam percakapan ringan tapi mendalam.

Sore itu, mereka berdua kembali bertemu di taman kampus, tempat biasa mereka mengobrol sepulang kelas.

“Aku selalu heran sama kamu, Gus. Kok bisa ya, kamu tuh di negara asing tapi nggak pernah keliatan bingung atau gelisah?” Afkarina menatapnya penuh penasaran, menyeberangkan tatapannya dengan bibir tersenyum.

Rifky hanya terkekeh, mencoba menahan perasaan aneh yang kerap kali muncul tiap kali Afkarina bertanya seperti itu. “Lha, kenapa? Wong aku cuma nyari ilmu, ya di sini tetap sama aja. Hati itu kalau sudah yakin, meskipun jauh dari rumah, tetap tenang.”

Afkarina mengangguk, meski masih ada tanda tanya di matanya. Baginya, hidup yang penuh kepastian seperti yang digambarkan Rifky adalah sesuatu yang sulit dipahami. Sebagai seorang yang sering mengikuti insting dan emosi, ia merasa ada sesuatu yang unik dalam diri Rifky, sesuatu yang membuatnya ingin lebih dekat.

“Ya, ya, ya... kamu selalu dengan quotes bijak kamu itu,” Afkarina tertawa kecil sambil menggoyangkan tangan. “Tapi serius deh, nggak pernah kepikiran buat... ya gitu, hidup bebas sedikit, mungkin?”

Rifky tersenyum, kali ini lebih serius. “Mbak Afka, hidup itu ada jalurnya. Ibarat di rel kereta api, kalau kita keluar dari jalur, ya tinggal tunggu tabrakan. Sebab, kebebasan yang sebenarnya adalah ketika kita bisa tetap di jalur, tapi merasa bahagia.”

Afkarina terdiam sejenak, tertawa kecil dengan lirikan nakal. “Iya, iya, ngerti… Tapi ngomong-ngomong nih, Gus Rifky An Nawawi, di sini banyak banget cewek cantik, lho. Kamu nggak takut terseret keluar rel?”

Rifky mengangkat bahu, berusaha menghindari senyum simpul yang hampir terbentuk. “Nggak, wong aku tahu kalau ‘nyangkut’ sama cewek di sini, bisa berabe. Terutama kalau ketemu yang kayak mbak Afka ini... ya mungkin bahaya buat hati.” Rifky melirik sambil tersenyum kecil, yang langsung disambut dengan wajah terkejut Afkarina.

“Aduh, Gus… serius nih, baru kali ini lho, aku dibuat speechless sama orang. Kamu itu…” Afkarina menggigit bibirnya, berusaha menahan senyum. “Kamu itu bikin aku jadi bingung, sih.”

---

Sejak pertemuan pertama mereka beberapa bulan yang lalu, Rifky dan Afkarina telah menjadi teman dekat. Rifky, yang sebenarnya enggan terlalu dekat dengan wanita, entah bagaimana merasa nyaman berada di dekat Afkarina. Ia selalu merasa ada daya tarik yang sulit dijelaskan saat mereka mengobrol, semacam ketertarikan yang lembut tapi kuat. Meski beda keyakinan, mereka saling menghormati dan tidak pernah menyinggung masalah yang bisa menjadi perdebatan.

101 Love Lock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang