SCHOOL 5

4 2 0
                                    

-ˋˏ✄┈┈✮𖠋⚠︎𖠋✮┈┈┈┈

satu hari sebelum semua murid Dikara akan benar-benar di pindahkan ke Sairana. seluruh guru mengadakan rapat bersama, yang di mana sudah pasti bu sarah pun ikut serta dalam rapat itu.

terlihat bahwa bu sarah tidak melihat kedatangan pak kepala sekolah yang lama dan juga kepala sekolah Dikara. bu sarah sempat bertanya kepada salah satu guru yang ada di sebelahnya, tetapi jawabannya justru juga sama seperti dirinya.

sebelum kembali memulai lingkungan yang baru, kini karel bersama yang lainnya sedang makan bersama di rumah jovan karena ajakan ibu jovan kemarin setelah membantu jovan saat pulang dari rumah sakit.

"Ibu seneng liatnya kalian kumpul kaya gini" tutur ibu jovan dengan menuangkan teh ke masing-masing gelas mereka.

yang lainnya pun ikut senang dan tersenyum senang.

"Lo pada penasaran gak sih sama anak-anak sairana?" tanya jay yang begitu penasaran dengan suasana sekolah yang berbeda dengan sekolahnya yang sebelumnya.

"Palingan juga gak jauh beda lah sama kita, keknya pada tajirnya doang" jawab karel dengan menduga-duga.

"Kebanting nilai" ujar bima seketika membuat yang lainnya diam dibuatnya.

suasana mereka sempat sunyi karena mereka yang mengingat nilai mereka yang selalu berada di tengah-tengah namun sedikit ke bawah. tetapi suasanya itu hilang ketika ibu jovan kembali datang dengan membawakan kue.

selesai menghabiskan sarapannya, roman dengan cepat mengambil sepatunya dan tidak lupa untuk mengikat tali sepatunya dengan begitu rapi. roman sudah terbiasa berangkat ke sekolahnya dengan kendaraannya atau biasa juga ia dapat menaiki bus, untuk beberapa hari terakhir ini roman lebih memilih untuk menaiki kendaraan pribadinya.

roman dengan syera sudah lumayan lama mereka memiliki hubungan, walaupun terkadang syera yang harus sabar dengan sifat dinginnya roman yang terkadang ingin rasanya syera memasukkannya ke dalam sauna dengan suhu yang begitu tinggi.

gerbang sekolah hari ini terlihat begitu ramai di bandingkan sebelumnya, begitu banyak murid yang membawa kendaraan mereka sendiri dan membuat tempat parkir kini lebih ramai dari sebelumnya. menoleh ke belakang ketika mendengar seseorang memanggilnya namanya, sudah setiap hari seperti itu yaitu jaiger bersama hakil.

"Hari ini bagi gue duit ya, gue lagi gak di kasih uang jajan sama bokap nyokap gue" pinta jaiger secara tiba-tiba kepada roman.

"Urusan lo bukan urusan gue" jawab roman dengan sedikit ketus.

jaiger di kenal sebagai anak yang terkadang melakukan perundungan kepada anak yang menurutnya tidak memiliki teman dan juga keberanian, walaupun sudah sangat sering roman, herza dan beberapa siswa lainnya yang melaporkannya dan juga mengingatkannya untuk tidak lagi merundung seseorang.

tidak terima roman hanya menjawabnya dengan pergi meninggalkannya begitu saja, jaiger seketika menjatuhkan salah satu motor yang sudah terparkir disana dengan sengaja. roman yang mendengarnya pun menolehkan kepalanya dan hanya menatap jaiger sejenak, bahkan jovan yang sudah tiba di gerbang sekolah pun dapat menyaksikan bagaimana jaiger menjatuhkan salah satu motor itu.

hakil yang bersama jaiger hanya dapat diam, ia selalu saja hanya menjalankan apa yang di perintahkan oleh jaiger untuk dilakukannya. mau atau tidak mau, tetapi semua ini ada hubungannya dengan orang tua hakil yang bekerja di bawah kuasa orang tua jaiger.

seluruh siswa Sairana dan juga Dikara kini tengah di kumpulkan di lapangan sekolah untuk kembali memulai sekolah yang baru bersama murid Dikara yang masih merasa senang dapat bersekolah di Sairana.

segala penyambutan yang di sampaikan oleh kepala sekolah serta wakil kepala sekolah dan beberapa guru berjalan lancar meski beberapa siswa dan siswi itu mengeluh ingin cepat-cepat memasuki kelas mereka.

"Dengan rasa terima kasih bapak ucapkan, bapak harap kalian bisa kembali belajar dengan nyaman di tempat yang baru bersama lingkungan baru kalian" suara tepukan yang ramai terdengar begitu keras sampai pada akhirnya seluruh barisan yang sebelumnya rapih kini sudah saling berpencar ke mana mereka akan pergi.

karel bersama jovan, idar, jay, dan juga bima berniat untuk mengelilingi sekolah besar itu sejenak sebelum bel berbunyi.

"Tadi pagi pada liat anak yang jatohin motor kagak lu pada?" ujar jovan ketika semuanya masih melihat-lihat sekeliling sekolah.

"Ngapain tu anak jatohin motor?" jawab jay yang penasaran.

"Katanya dia malakin duit cuma gak di kasih" lanjut jovan kini membuat semua langkah mereka terhenti.

"Lo pada inget sama celo gak?" kata karel dengan kedua kelopak matanya yang terbuka lebar.

semuanya pun menganggukkan kepala mereka terkecuali jovan. "Gue ketinggalan berita"

"Pagi tadi sebelum baris, gue sama yang lain selain lo sempet liat celo yang lagi di sudutin sambil di pukulin kaki nya sama anak sini" jelas karel seketika membuat jovan pun ikut terkejut bukan main.

"Kok bisa dia masuk? bukannya dia masih harus istirahat atas meninggalnya gavin dan polisi yang terus mau interogasi dia?" bingung bima yang seketika teringat dengan ucapan pak rafa saat sempat bertemu dengan pak rafa di supermarket dekatnya.

"Lo pada juga tau kan kata wali kelas kita dulu, celo gak bisa terlalu stress atau dia punya dorongan untuk bunuh diri" lanjut idar yang kini membuat mereka semua khawatir.

karena lama jika harus menunggu karel mengingat kelas yang di tempati oleh celo, jovan memutuskan jika mereka semua harus berpencar mencari celo.

walaupun dengan keadaan yang masih hangat karena mereka yang baru saja perpindahan sekolah dari sekolah sebelumnya, hal ini pernah terjadi kepada celo namun aksinya berhasil di hentikan oleh salah satu guru yaitu pak raffa.

idar bersama jay yang akan melihat ke beberapa kelas baru, dan juga karel bersama bima yang akan melihat ke beberapa ruangan yang ada di sana.

sementara jovan, ia akan mencoba mencari celo di sekitar lapangan sekolah dan tempat terbuka lainnya.

bagi mereka, celo sudah menjadi teman juga untuk mereka. hanya saja, celo terlalu mengkhawatirkan semua orang yang ingin berteman dengannya dan membuatnya tetap merasa tidak akan menerima teman selain gavin yang juga sama seperti dirinya.

celo yang sebelumnya sempat di pojokan oleh beberapa anak seangkatannya yang tidak ia kenal, ia benar-benar langsung merasa putus asa karena hatinya juga yang masih di selimuti dengan rasa sedih akan kepergian sahabatnya.

mencari tempat yang sepi tanpa adanya keramaian sudah menjadi spot favoritnya setiap kali dirinya menikmati waktu istirahat sekolah. dan di Sairana pun, dirinya berhasil menemukan tempat itu.

roman tidak mengenalnya, tetapi ia mengikutinya karena cara murid itu berjalan sedikit membuatnya curiga dengan tempat yang akan dihampiri oleh murid yang di ikutinya.

-ˋˏ✄┈┈✮𖠋⚠︎𖠋✮┈┈┈┈

TRENDING SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang