SCHOOL 7

8 1 0
                                    

-ˋˏ✄┈┈✮𖠋⚠︎𖠋✮┈┈┈┈

melihat semua temannya yang sudah keluar dengan panggilan dari guru untuk menghampiri ruang guru sebelum pulang. celo pun mengikuti yang lainnya dengan berjalan jauh dari jarak temannya, sayangnya saat di pertengahan jalan ia harus bertemu dengan jaiger dan hakil.

"Wih ketemu lagi kita" sapa jaiger dengan mendorong bahu celo dengan begitu kencang.

hakil yang melihatnya hanya diam, ia akan ikut memasang wajah kesalnya jika jaiger memintanya.

"Pulang kan cepet nih, bagi duit lah pasti lo gak sempet ke kantin kan" dengan menyodorkan tangannya, jaiger langsung mencoba mengambil sesuatu di saku bajunya.

celo yang melihat jaiger mengambil uang saku miliknya, dengan cepat memegangi kaki jaiger sebelum jaiger pergi membawa uang sakunya. 

"Halah pergi lu bocah!" bentak jaiger dengan menendang celo dengan kakinya. 

celo yang berusaha dan terus memegangi kaki jaiger, wajahnya terkena tendangan kaki jaiger. setelah melihat celo kembali terjatuh, jaiger berniat meninggalkannya, tetapi dirinya terpanggil ketika melihat wajah celo yang lecet akibat tendangannya. 

"Maaf ya bro walau lo anak baru tapi gue tertarik buat jadi temen lo" bisik jaiger dengan tangannya yang sudah ia kepal. 

BBUUGGH...

satu pukulan kencang tepat melayang pada wajah celo. bahkan tidak berhenti hanya di satu sisi, jaiger kembali melayangkannya di satu sisi lainnya. hakil yang berdiri di belakang jaiger hanya berwaspada dengan siswa yang melewati koridor itu, sampai hakil pun melihat jika ada devan dan lino yang sedang menuju koridor mereka dengan tas yang mereka gendong. 

"Ger kabur ger, ada orang" jaiger ikut panik ketika hakil memanggilnya. 

dengan cepat jaiger dan hakil meninggalkan celo yang wajahnya begitu luka dan kesakitan. 

celo yang hanya dapat merasakan sakit itu, ia mencoba meminta tolong kepada orang, sayangnya devan dan lino belum juga melihat celo yang kini terpapar lemas. 

"Kata gue mah, pelakunya jaiger yang udah berani bully anak Dikara" ucap lino kepada devan.

devan yang sedari tadi diam dan hanya mengangguki ucapan lino, dirinya langsung melihat orang yang sepertinya tidak asing dengan seseorang yang juga sedang di bicarakan oleh lino.

"Jangan-jangan itu orangnya?" kata devan yang membuat lino pun dengan cepat menghampiri celo. 

"JAIGER SIALAN" kesal lino dengan devan yang membantu celo untuk bangun.

"Kita mau bawa kemana?"tanya lino dengan rasa khawatir ketika melihat celo yang sudah sangat lemas. 

"Alah, langsung bawa ke pak luhan aja sekalian orangnya ada di ruangannya" dengan begitu lino bersama devan membawa celo untuk menghampiri pak luhan di kantornya. 

setelah melihat lagi luka yang di dapati oleh celo begitu parah, pak luhan berniat untuk memanggil jaiger untuk dimintai penjelasannya atas perlakuannya kepada celo. namun, celo sempat meminta pak luhan untuk membantunya mengobati lukanya saja dari pada berurusan dengan jaiger. 

sementara roman yang melihatnya sudah tidak tahan lagi. "Biar saya aja yang cari dia pak" dengan cepat roman hendak pergi dari hadapan pak luhan. 

"Gue ikut" jovan langsung berlari ikut roman yang akan mencari jaiger dengan rasa kesalnya. 

sementara pak kepala sekolah yang sedang kedatangan tamu, kini ruangannya di penuhi oleh tamu itu dengan semua yang menemani tamu itu atau biasa dipanggil dengan panggilan bodyguard.

tak seperti biasanya pak kepala sekolah yang kini hanya diam mendengarkan apa yang sedang tamu itu ucapkan, pak kepala sekolah selalu bersedia melakukan apa yang di ingkan tamu itu untuk membantunya menaikan kariernya.

roman dan jovan menuju tempat terakhir yang dimana tempat itu sudah biasa menjadi tempat bagi jaiger untuk membolos kelas.

"Sial..." ucap roman dengan suara yang kecil ketika melihat jaiger yang kini tengah duduk bersama hakil dan juga adik kelas perempuannya disana.

"JAIGER" seketika jaiger yang sebelumnya belum menyadari akan kedatangan roman dan juga jovan dengan terkejut melihat ke arah mereka panik.

"Ada masalah apa lu bedua datengin gue" dengan perasaannya yang sedikit panik, jaiger mencoba tetap biasa saja di hadapan roman dan jovan.

"Ke ruangan pak luhan sekarang! minta maaf lu disana!" roman hendak menarik kerah baju jaiger, tetapi jaiger lebih dulu menghindarinya.

"Maaf apa maksud lu, emang gue salah apa jing" dengan emosinya, jaiger pun mulai menjaga posisinya ketika melihat jovan yang seperti ingin memukulnya.

"Walaupun gue anak baru disini, ternyata ini lebih buruk dari apa yang gue bayangin" jovan maju menghampiri jaiger dan memegangi kerah bajunya dengan kuat.

"k-kalo l-lo mau nonjok gue, siap-siap aja lo cari sekolah bar---"

BUUGHH

roman tidak ingin menghalangi jovan, karena jaiger sudah pantas mendapatkan pukulan itu.

"Ikut gue sekarang"

bersama roman, jovan menarik paksa jaiger untuk ikut bertemu dengan pak luhan dan tentunya juga celo disana.

sementara hakil dan adik kelas yang ada disana, ia hanya diam dan saling menatap sebelum pada akhirnya adik kelas itu juga meninggalkan hakil. dan hakil pun dapat berjalan tenang untuk pulang, jangan sampai ia bertemu jaiger sebelum jaiger memintanya memberikan uang.

pintu ruangan pak luhan terbuka lebar, pak luhan juga terkejut dengan jovan yang mendorong jaiger begitu kencang hingga tersungkur ke hadapan pak luhan.

"Maaf pak saya gak bisa nahan emosi saya" pak luhan yang mengerti akan perasaan jovan, ia hanya menganggukinya.

"Sebelumnya bapak berterima kasih sama kalian, bapak minta kalian tunggu di luar sebentar"

mengikuti apa yang diminta pak luhan, pintu ditutup oleh devan kembali.

jovan yang masih penasaran akan kegiatan jaiger selama di sekolah ini, ia kembali menanyakan semuanya kepada roman.

"Hukuman terberat yang pernah dia terima?" tanya jovan begitu penasaran.

"Lari lapangan 2 kali" jawab roman.

jovan yang mendengarnya tidak terima. "Tapi dia mandang musuh, dia kalo ke gue gak berani" ujar roman membuat jovan semakin ingin tahu banyak.

"Kok bisa?"

"Ibu dia temenan baik sama ibu gue di pekerjaannya" jovan hanya menganggukinya.

"Kalo lo masih mau nunggu celo, gue duluan aja" roman tersenyum.

"Gue ada les matematika hari ini"

jovan yang mengerti mempersilahkan roman untuk pergi meninggalkannya, begitu juga dengan devan dan lino yang juga ingin pulang.

sambil menunggu celo keluar dari ruangan pak luhan, jovan berniat untuk menghampiri karel yang sebelumnya ingin bertemu bima, jay, dan juga idar yang masih berada di kantin sekolah.




-ˋˏ✄┈┈✮𖠋⚠︎𖠋✮┈┈┈┈



TRENDING SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang