-ˋˏ✄┈┈✮𖠋⚠︎𖠋✮┈┈┈┈polisi yang sudah mendapatkan bukti yang sebelumnya di serahkan oleh SMP Sairana kepada pihak kepolisian, dengan bantuan tim forensik mereka akan menemukan kebenaran dari cairan darah yang ada di boneka milik aslan dan korban dari pembunuhan pencuri.
melihat bukti yang ada, salah satu polisi merasa yakin jika apa yang mereka lihat memang memiliki hubungan dalam kasus ini.
"Baru pertama kalinya kantor kita dapet kasus yang jauh gini" ucap polisi yang memiliki keyakinan itu, yaitu pak polisi mirzad.
tepat dengan pak polisi bintar yang ada di sebelahnya, ia pun bingung dengan apa yang di maksud oleh mirzad mengenai kata 'jauh' "Kemungkinan kalau kasus ini punya sampel darah yang sama" jelas singkat mirzad yang langsung di jawab anggukan oleh bintar.
dengan memulai mengambil darah yang ada pada barang bukti untuk di samakan, menunggu hasil dari dokter forensik polisi sudah yakin jika kasus ini memiliki kesamaan yang akurat tentunya itu darah yang ada pada barang bukti. mencari bukti dari opini mirzad dan bintar, mereka memeriksa waktu kejadian yang terjadi ketika pencuri melakukan aksinya dengan barang bukti yang di temukan di boneka milik aslan.
kembali ke ruangan tim penyelidikannya, mereka segera memeriksa catatan waktu di mana ketika pencuri itu datang sebelum membunuh dan pergi ketika sudah meninggalkan korban.
"Muncul di jam 09.15, pergi di jam 09. 45, dia ngelakuin aksinya selama 30 menit dengan beberapa dari keluarga korban yang selamat?" tutur bintar sembari bingung dengan waktu yang mereka selidiki.
"Dan di waktu 10.10 kebakaran terjadi di gudang Sairana, padahal di surat dia nunjukin waktu 10.15" lanjut mirzad ikut bingung setelah membaca kembali urutan laporan kasus itu.
"Barang bukti boneka di temukan pukul 11.20" seketika bintar memikirkan sesuatu yang membuatnya khawatir.
"Apa ini kasus pembunuhan berantai?" cetus bintar kepada mirzad yang langsung tidak di terima oleh mirzad.
"Ini baru ada satu korban" jawab mirzad yang tidak percaya kepada bintar.
"Tapi penempatan waktunya bisa di bilang hampir unik dan sama" lanjut bintar dengan membuka jam di komputernya dan mulai menghitung waktu yang dapat membuatnya yakin dengan opininya.
beberapa rekan kerja dalam tim mereka yang sebelumnya keluar, mereka sudah kembali datang ke ruangan kerja mereka dan langsung menghampiri mirzad dan bintar karena mereka yang tidak ikut rekan lainnya untuk makan siang bersama di luar.
"Ada kasus penting?" tanya kai yang datang menghampiri bintar bersama makael di belakangnya.
"Kasus ini tim kita yang ngerjain?" tanya makael yang sebelumnya mendengar dari beberapa orang di tim lain bahwa kasus ini bukan mereka yang bertanggung jawab.
"Saya yang ambil kasus ini" ujar mirzad dengan beberapa dokumen yang di ambilnya dari loker dokumen.
mendengar ucapan mirzad, makael dan kai pun langsung memberinya apresiasi dengan tepukan tangan mereka.
"Keren sih temen kita ini" lanjut kai dengan satu tangannya yang mendarat di bahu mirzad.
"Di sisi lain tim pada gak bisa nyelesain kasus yang di tugasin, temen kita justru ngajuin diri ngerjain kasus yang lagi rame" tutur makael dengan tawanya.
"Kan kita polisi bro, yakin buat nyelesain masalah dong bukan cuma mau ngikut rame nya doang" cetus bintar membuat yang lainnya tertawa.
dengan semangat, para polisi yang siap menangani kasus ini pun dengan segera mengumpulkan semua teori yang berhasil mereka dapatkan.
selesai mendengarkan apa yang ingin mereka lakukan sesuai dengan arahan yang di berikan roman, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah mereka sebelum penjaga sekolah yang akan meminta mereka pulang secepatnya.
berniat untuk pulang bersama, sayangnya aslan menolak ajakan roman dan yang lainnya setelah ia mendapatkan panggilan dan membuatnya lebih terburu-buru untuk tiba di rumahnya.
"Lo tau siapa yang ngehubungin dia?" tanya karel yang penasaran karena sifat aslan yang begitu berubah ketika dia sudah mematikan panggilan itu.
idar dan yang roman hanya menggelengkan kepala mereka, sementara herza mengingat nama panggilan yang sebelum aslan sebut dalam panggilan itu.
"Kalo gak salah ibunya yang ngehubungin dia, tapi kayak panik gitu" ujar herza yang kepada teman-temannya.
selagi berjalan berdampingan berempat, beberapa teman mereka yang sedang berjalan ke arah gerbang pun berpapasan dengan roman dan yang lainnya membuat salah satu di antara mereka membuka pembicaraan tentang barang bukti yang di temukan di boneka milik aslan.
"Kalian gak bareng aslan?" tanya lino.
"Dia pulang duluan" jawab herza kepada lino.
"Dia gak harus ke kantor polisi dulu?" lanjut devan membuat yang lain pun ikut memikirkan rencana apa yang akan di ambil oleh aslan.
"Mungkin dia punya masalah mendesak" tutur jovan di sela-sela mereka yang penasaran dengan aslan.
karena hanya mereka yang terlihat masih berkumpul di dekat gerbang, penjaga sekolah yang ada di sana mencoba meminta kepada mereka semua untuk segera pulang ke rumah mereka masing-masing sebelum pak penjaga sendiri yang akan tetap menutup gerbang.
"Kalian kok masih pada di sini, itu jaiger sama hakil aja udah buru-buru pulang" ujar penjaga sekolah ketika dirinya menghampiri anak yang masih berkumpul di dekat gerbang.
roman dan yang lainnya yang memang masih berkumpul di sana, mereka semua langsung teralihkan oleh jaiger dan hakil yang terlihat pergi meninggalkan sekolah dengan terburu-buru sama seperti roman melihat aslan ketika ia juga pergi meninggalkan roman dengan karel, idar, dan juga herza.
setelah berpisah dengan yang lainnya, roman berniat untuk mengikuti ke mana jaiger pergi bersama hakil. karena roman merasa aneh dengan cara mereka terburu-buru pergi meninggalkan sekolah.
tidak hanya roman, herza dan idar di ajak oleh karel untuk menghampiri rumah aslan. karena mendengar herza yang memberitahu bahwa yang menghubungi aslan adalah ibunya, tidak seharusnya aslan meninggalkan mereka begitu saja bahkan ketika ternyata terjadi sesuatu kepada orang tuanya.
terus berjalan menelusuri beberapa gang untuk sampai di rumah aslan, tiba pada akhirnya berdiri tepat di depan pagar rumah aslan dengan idar yang terlebih dulu menekan bel rumah aslan.
begitu terkejut saat roman yang mengikuti jaiger berhenti, justru roman melihat apa yang seharusnya tidak roman lihat untuk rasa penasaran roman akan apa yang mau dilakukan oleh jaiger.
"UDAH BERAPA KALI MAMA BILANG! KAMU LAGI-LAGI BIKIN MASALAH!"
"MAMA TAU YA KALO SETIAP ONAR YANG ADA DI SEKOLAH KAMU ITU PASTI ULAH KAMU!"
"MAMA CUMA MINTA PRESTASI DARI KAMU, BUKAN PANGGILAN DARI KEPALA SEKOLAH HAMPIR SETIAP MINGGU"
roman yang tidak ingin menyaksikannya lagi, ia memutuskan untuk mengikuti yang lainnya menyusul datang ke rumah aslan setelah ia sia-sia mengikuti jaiger hanya ikut melihat nya di bentak seperti itu.
sesaat ibu aslan membukakan pintu untuk karel, idar dan herza, karel pun bingung karena melihat ibu aslan yang justru terlihat baik-baik saja dengan senyuman yang menyambut mereka.
"Aslan nya ada di rumah, Tante?" tanya idar kepada ibu aslan yang langsung bingung ketika seharusnya dirinya yang menanyakan keberadaan anaknya kepada teman-temannya.
"Loh, dia juga belum pulang" jawab ibu aslan yang membuat karel pun yakin jika terjadi salah paham pada panggilan yang aslan terima.
-ˋˏ✄┈┈✮𖠋⚠︎𖠋✮┈┈┈┈
KAMU SEDANG MEMBACA
TRENDING SCHOOL
ActionTrending School Satu masalah yang menjadi awal dari ditutupnya sekolah dalam beberapa hari selama masalah masih di tangani oleh pihak berwenang. Tidak hanya mau diam, beberapa siswa itu menguji nyali mereka dengan membantu para polisi secara diam-d...