Arka Galen Pratama adalah seorang pemuda berbakat di dunia basket yang selama ini menutup rapat hatinya dari cinta. Namun, hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan Aurelandra Anatasya, seorang perempuan biasa yang tiba-tiba hadir dan mendobrak pert...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aurel berdiri di depan cermin, melihat dirinya mengenakan seragam sekolah barunya. Seragam yang ia kenakan terasa kaku, seolah menegaskan bahwa hari ini adalah awal dari segalanya yang baru. Ia menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri dan menerima kenyataan bahwa ini adalah babak baru dalam hidupnya.
"Ini hari pertama gue di sekolah baru," gumamnya pelan pada bayangan dirinya di cermin. "Semua akan berbeda di sini."
Aurel tahu bahwa ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru, bertemu dan mengenal orang-orang baru, serta mencari teman-teman baru.
Aurel tersenyum manis di depan cermin, seolah-olah memberikan semangat pada dirinya sendiri. Setelah merasa lebih baik, ia mengambil cardigan dari dalam lemari dan meraih tas, lalu keluar dari kamarnya bersiap untuk menuju ke sekolah.
"Mah, Pah," sapa Aurel kepada Indra dan Aneta yang sedang sarapan di meja makan.
"Rel, udah siap semuanya?" tanya Aneta.
"Udah," jawab Aurel sambil duduk dan memakan roti sarapannya.
"Papah yang antar ya, besok-besok baru om Danu yang antar," kata Indra.
"Iya," Aurel mengangguk setuju.
"Udah siap? Yuk berangkat," ajak Indra.
Aurel berdiri dari kursinya dan mencium tangan Aneta, seperti biasa ketika ia ingin pergi.
"Aurel berangkat dulu, ya, Mah."
"Iya. Hati-hati, Rel," jawab Aneta.
"Dadah, Mamah," kata Aurel sambil tersenyum.
"Have fun ya, Rel, di sekolah baru," tambah Aneta dengan senyum penuh harapan.
"Iya, Mah. Makasih," jawab Aurel.
Indra dan Aurel keluar rumah menuju mobil yang sudah siap di halaman. Perjalanan menuju sekolah baru terasa agak sunyi, dengan Aurel yang lebih banyak memikirkan bagaimana hari pertamanya nanti.
"Rel, inget ya, jangan sungkan untuk minta bantuan kalau ada apa-apa. Papah dan Mamah selalu ada buat kamu," kata Indra, memecah keheningan.
