3. WARUNG LAMMER

13 5 0
                                    

Hello

Jangan lupa tekan bintang dan ramaikan komentar yaa!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Rel, Papah udah urus pindahan kamu. Senin kamu udah boleh masuk," kata Indra, sambil duduk di meja makan.

"Makasih, Pah," jawab Aurel sambil mengangguk, merasa lega bahwa urusan sekolahnya sudah beres.

"Di SMA mana?" tanya Aneta yang sedang mengatur piring-piring di dapur.

"SMA Garuda," jawab Indra dengan tegas.

"Kamu mau beli peralatan sekolah baru atau mau pakai yang lama?" tanya Indra, beralih fokus ke Aurel.

"Yang lama aja, Pah. Masih bagus kok, kan baru dibeli 6 bulan yang lalu pas Aurel di Bandung. Cuma mau beli buku baru aja," jawab Aurel sambil mengingat-ingat kondisi barang-barangnya.

"Besok Papa beliin, ya," kata Indra sambil tersenyum.

"Iya, Pah. Makasih," jawab Aurel, merasa lebih tenang karena dukungan dari ayahnya.

Indra lalu beralih ke Ami, yang baru saja duduk di meja makan setelah seharian kuliah. "Ami, gimana kuliahnya? Lancar?"

"Lancar, Pah. Tadi dosennya ada dua makanya pulang jam 6," jawab Ami sambil merenggangkan otot-ototnya yang kaku.

"Abis ini langsung istirahat ya," kata Aneta dengan perhatian.

"Iya, Mah," balas Ami sambil tersenyum lelah.

Keluarga itu melanjutkan makan malam mereka dalam suasana yang hangat dan nyaman. Mereka berbicara tentang berbagai hal, dari rencana Aurel di sekolah barunya hingga cerita kuliah Ami.

Setelah makan malam, Aurel naik ke kamarnya dan duduk di meja belajar, menyiapkan peralatan sekolahnya dan memastikan apa yang perlu dibeli kembali.

Drrrttt... Drrrttt... Drrrttt...

Ponsel Aurel berdering. Ia berdiri dan mengambil ponselnya yang tergeletak di meja, melihat nama Ziva di layar. Aurel langsung menekan ikon hijau untuk menerima panggilan.

"Halo, Ziv."

"Halo, Rel, lo pindah di sini ya? Di SMA GARUDA?!" tanya Ziva dengan antusias.

"Lo tau dari mana?" tanya Aurel, sedikit terkejut.

"Tadi di sekolah gue liat bokap lo. Terus gue samperin, gue nanya, Om Indra ngapain, terus dia bilang lagi urusin pindahan lo," jawab Ziva.

"Oh, iya-iya," jawab Aurel sambil tersenyum.

"Kok lo pindah? Bukannya dulu orang tua lo bersikeras ya buat lo sekolah di Bandung?" tanya Ziva, terdengar penasaran.

"Ya iya sih, ini emang kesalahan gue, Ziv. Emang kenapa sih? Lo gak suka ya gue pindah di sini?" jawab Aurel dengan nada sedikit bercanda.

AURAKA {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang