CHAPTER 02

5.7K 299 21
                                    

Aku benar-benar terkejut mendapati Mas Purwaka datang ke rumahku di jam 8 pagi, sepertinya ia lupa jam segini kan memang rumahku lagi kosong-kosongnya.

Ibu, bapak, dan kakak ku bekerja, kedua adikku sekolah, dan hanya ada aku dirumah.

Aku mempersilahkannya masuk dan segera membuatkannya minum. Mas Purwaka juga rapi sekali pakai batik, apa bener dia....?

"Ibu dan bapak bekerja mas, mas Pur kalau butuh bapak dan ibu nanti saya bilangin." Kataku sembari menatapnya.

Ia tersenyum,ia mengangguk mengerti, "Salah saya juga dek, ndaa ingat waktu." Ia meminum teh hangat buatanku, memang udara didesa sangat sejuk.

"Eummm, nanti malam mas Pur juga saget ning mriki meleh kalau memang benar-benar ingin mengobrol bersama." Kataku.

"Dek Meera sibuk kah hari ini?"

Waduh bau-bau mau diajak nge-date nih, btw kok aku kepedean banget???

"Ndaa pernah sibuk mas, hehehe." Ya emang sih, tiap hari dirumah, keluar cuma ngonten doang.

"Mau jalan bareng?" Waduh beneran kan.

Kuta harus jadi cewe mahal, nampak mukaku lagi mikir keras, padahal mas aslinya mau-mau aja.

"Boleh mas, dimana memang?"

"Adek maunya dimana?" Ya kalo dibilang ya cewek pasti maunya di-mall lah.

"kantun njenengan mawon, mas."

***

Dikotaku ndaa ada yang menarik sih, destinasi juga itu-itu aja, heran aku masa iya kota sebagus ini destinasinya cuma renang doang?gua?cafe?

Aduh mana mas Pur peka lagi, dia bawa aku ke mall yang ada di kota. Tadi mas Pur juga sempat pulang waktu aku sedang berganti baju, ia membawa mobil dan juga berganti baju yang agak santai.

Jujur selera fashionnya dia untuk orang yang tua ya bagus sih, dia tipikal yang simple gitu.

Mas Pur ganteng juga, tapi kenapa aku baru nyadar?

Begitu banyak barang yang ia belikan untukku, aduh jadi gak enak....

gak enak nolak maksudnya.

Kami diperjalanan pulang, butuh sekitar 1 jam untuk ke pusat kota. Aku melirik mas Pur, kenapa dia datang kerumah? ini serius dia mau lamar aku?

"Dek Meera." Aku menoleh, suaranya dia tuh lembut gitu, aduh pengen cepet-cepet dinikahin aja.

"Nggih mas?"

"Dek Meera sebelumnya sudah punya pacar atau calon kah?" Aduh ya kalau ditanya gitu jadi malu aku.

Aku hanya menggeleng saja, aku melihat dia tersenyum tipis. Kok aku salting?

"Dek Meera,saya izin mendekati kamu boleh?" Aduh melting dikit gak ngaruh.

"Boleh aja mas, tapi juga harus izin sama bapak dan ibu." Siapa yang nolak kalo dideketin duda kaya?

"Sebelum mendekati kamu,saya mau bercerita sedikit tentang kehidupan saya boleh?" Agak deg-degan tapi it's oke, daripada tahunya dari orang lain kan?

Aku mengangguk dan ia mulai bercerita.

"Saya kelahiran tahun 88 dek, dek Meera tahu bukan? kalau saya seumuran dengan adik ibu kamu?" Aku mengangguk lagi.

4. ISTRI MASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang