Chapter 04

1.4K 184 9
                                    


04. Liam, adikku.

Happy Reading!

###

Archie meletakkan buku yang ia pegang ke atas kasur, ia kemudian mengangkat Liam dan menggendongnya.

"Wajahmu semakin jelek, lihat!" Archie membawa langkah menghampiri cermin. Ia menyibak rambut yang menutupi wajah adiknya.

Sejenak ia tertegun melihat wajah adiknya yang sedikit menggemaskan.

Tangisan Liam sedikit mereda, ia menatap pantulan dirinya dengan mata yang mengerjap-ngerjap.

Archie yang melihat itu tak tahan.

"Huaaa" Liam kembali menangis ketika tiba-tiba saja pantulan dirinya di cermin berubah menjadi menyeramkan.

Archie yang melihat itu dengan susah payah menahan tawanya. "Benarkan kataku? kau jelek." Ia semakin menjadi.

"Huhu~ lom ma- hiks u tulun! (Jerome mau turun)" ia berujar sambil sesegukan.

"Tidak. Namamu bukan Jerome, tetapi Liam. Liam. Kau paham?" Liam menggeleng sambil menangis, ia mendorong dorong dada Archie.

"Masih tidak mengerti?" Archie membawa Liam ke balkon. Ia kemudian duduk di kursi yang tadi ia gunakan.

"Liam, kau mau ini?" Archie mengambil kue kering. Ia menunjukkannya tepat di depan wajah Liam.

Tangisan Liam perlahan mereda, ia mengangguk dengan tangannya yang akan mengambil kue yang di pegang oleh Archie.

"Siapa namamu?" Archie menjauhkan kue yang ia pegang dari jangkauan Liam, membuat anak itu kembali melengkungkan bibirnya.

"Iam hiks" jawabnya dengan suara yang serak.

"Benar. Liam, Adikku." Archie mengangguk puas kemudian memakan kue yang ia pegang membuat Liam kembali menangis.

###

Hari sudah menjelang sore. Archie meletakkan buku yang ia baca kemudian berdiri dan masuk kedalam kamar.

Matanya melirik sekilas pada Liam yang anteng dengan sebuah bola kristal berwarna biru di atas ranjang.

"Hans, mandikan Liam." Archie berujar sambil mengambil sebuah liontin dengan bandul bola kristal kecil yang sama persis dengan bola yang dimainkan oleh Liam.

"Baik tuan muda."

Archie keluar dari kamar dengan membawa liontin itu. Ia berjalan menuju ke perpustakaan.

Sesampainya disana, ia berjalan menyusuri setiap rak yang berjajar hingga menemukan seseorang yang dicarinya.

"Ash!" Panggilnya.

Ashe yang mendengar panggilan dari kakaknya menoleh, ia menatap bingung Archie.

"Kakak?" Archie tak membalas, ia kemudian meletakkan liontin itu tepat di depan Ashe.

"Apa ini?" Ashe kembali bertanya, ia mendongak untuk menatap sang kakak.

"Kau tidak tahu itu apa?" Archie menatap adik perempuannya itu dengan kerutan di dahinya, sedangkan Ashe yang mendengar pertanyaan Archie mendengus kasar.

"Ini liontin, tentu saja aku tahu. Maksudku untuk apa kakak memperlihatkan liontin ini padaku?" Archie mengambil liontin itu, ia kemudian berjalan ke belakang Ashe.

Archie menyampirkan rambut Ashe kemudian memasangkan liontin itu di lehernya.

"Ini akan melindungimu." Archie berujar dengan pelan sambil merapikan rambut Ashe kembali.

I Became Antagonis Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang