5. Ternyata ...

65 4 0
                                    

Dean menatap Lea yang terlihat menahan sesuatu, dia berpura-pura untuk membaca berkas yang ada di tangannya dari luar ruangan supaya bisa melihat apa yang dilakukan oleh Lea.

"Kenapa dia terus memegang perut?" tanya Dean bingung, "apa dia salah makan?"

Pria itu menggeleng, "ahh tidak mungkin salah makan, karena aku juga makan apa yang Lea makan. Tapi ada apa dengannya?"

Lea berdiri dari kursinya, dia tampak serius dan berjalan cepat. Dean langsung memperhatikan sekitar, pekerja yang lain terlihat sibuk dan tidak melihat pergerakan dirinya. Dean mengikuti Lea yang menuju ke arah kamar mandi, tetapi matanya tertuju pada rok belakang yang sedang di pakai Lea terdapat noda.

Entah karena pengaruh apa Dean segera bertindak melepas jasnya dan menutupi noda tersebut dengan melilitkan jasnya, terlihat wanita itu sedikit terkejut.

"Eh? Ada apa?"

Dean justru membalikkan badan Lea dan membawanya ke ruangannya. "Ayo ikut denganku," ajaknya.

"Pak? Pak Dean?"

Dean segera menutup pintu ruang kerjanya, dia menatap Lea yang kebingungan dengan tindakan pria itu.

"Kamu sedang menstruasi?"

Mata wanita itu membulat, apakah rok yang dirinya pakai tembus dengan darah menstruasinya? Ia segera melepas jas Dean yang terkena noda darahnya, ia mendengus.

"Pantas aja perutku sakit banget hari ini," gumam Lea malu.

Dean yang melihat itu hanya terdiam, dia berkacak pinggang sembari menelpon seseorang yang tidak Lea kenal. Pria itu menatapnya sekilas dan membelakanginya.

"Akhirnya tersambung, Diz boleh saya minta tolong? Bawakan pembalut wanita dan pakaian wanita lengkap bisa? Tingginya 167cm dan beratnya mungkin 50kg, aku tunggu di kantor."

"APA ITU KEKASIHMU DEAN?!"

Pria itu segera menutup teleponnya, setelah gadis diseberang telepon tersebut  berteriak kencang. Ia menggeleng pelan, dan sedikit tersentak saat Lea menatapnya tajam.

"L-lea kamu kenapa menatapku seperti itu?"

Lea mundur satu langkah, "Pak Dean tahu itu dari mana?"

Dean memutar matanya berpikir, ia tidak bisa membuat wanita di sampingnya itu curiga kepadanya.

"Tentu saja saya tau, saya memeriksa biodata semua pekerja di sini,"

"Bapak pikir saya percaya semudah itu?"

Dean berjalan mendekat pada wanita itu, "kamu kira saya orang bodoh? Apa kamu tidak mendengar rumor saya di perusahaan ini?"

Wanita itu tidak menjawab, ia menjadi menciut. Dean juga seorang jenius yang dapat mengingat hal sekecil apapun. Mungkin karena itu juga Dean dapat mengingat hal kecil tentang dirinya dengan mudah.

"Terlebih lagi. Saya pasti mencari tahu tentang wanita yang akan ajak tidur bersama,"

"Pak! Anda sangat kurang ajar ya?!"

Dean tersenyum tipis, "cepat masuk ruang istirahat saya, di sana ada kamar mandi."

***

Seorang gadis dengan tergesa-gesa masuk ke dalam ruang kerja Dean. Matanya berbinar dan terlihat antusias menelusuri ruangan tersebut.

"Mana dia?!"

Dean terdiam sebentar, kemudian berdiri dari kursinya. Ia mengambil paper bag yang dibawa oleh gadis itu, tetapi ditahan.

"Katanya kakak punya pacar? Mana?! Aku mau ketemu sama pacar kakak, cepat," rengek gadis itu.

Dean's Hidden SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang