°Rumah Ganendra°
Tengg! Trangg! Trangg!
"Hasya Armaya! Bangun!"
Gadis yang semula masih terlelap di dalam selimutnya itu mendadak terbangun dengan raut wajah suramnya. Yah, bagaimana tidak suram?! Heboh sekali orang yang membangunkannya itu. Dan lagi, suara berisik itu benar-benar mengganggunya.
Tengg! Trangg! Trangg!
"Iya! Gue udah bangun, Juan!"
Tengg! Trangg! Trangg!
"JUAN BERISIK!"
Hasya beranjak dari kasurnya, dengan langkah kaki yang sengaja disentakkan, ia membuka pintu dengan rengekan kesalnya. "Bisa gak sih banguninnya pake cara yang alus?!" nada suaranya menjadi garang. Tentu saja ia kesal! Siapa lagi jika bukan Juan, si sulung pembuat onar yang kini tengah membawa wajan lengkap dengan sendok sayur di kedua tangannya.
Sial sekali Hasya hari ini. Sudah semalam ia terbangun karena mimpi buruk. Di pagi hari ia malah sudah kehilangan mood-nya karena kelakuan kakaknya yang satu itu. Menyebalkan sekali dunia hari ini!
"Gak bisa." ucap si pelaku kegaduhan singkat. "Lo itu kebo! Udah kapok gue pake cara alus." lanjutnya dengan ekspresi tanpa dosa andalannya itu.
Jujur saja, melihat wajah Juan yang seperti itu mendadak membuat emosi Hasya mulai membuncah. Ada apa dengannya?! Kenapa tidak ada lembut-lembutnya sama sekali jadi sulung?!
"Cepet mandi! Gue gak mau ya tiba-tiba kita jadi bahan tontonan karena telat di hari pertama."
Dih.. Dih.. Apa itu? Sombong sekali! Hasya lihat-lihat saja, si Juan-Juan itu belum pakai seragam sama sekali! Memang ya, tidak tahu diri sekali orang itu!
Tapi tiba-tiba ide jahil terlintas di otak Hasya. Ia lantas tersenyum manis sambil menatap Juan yang mulai nampak curiga. "Oke-" ia nampak mengambil ancang-ancang untuk melewati si sulung yang masih menatapnya dengan bingung.
"-YANG TELAT PAKE SERAGAM NANTI PAS PULANG BAYARIN CILOK MANG OLEH!"
Seusai berteriak, Hasya cepat-cepat berlari menuju kamar mandi, mengabaikan Juan yang tiba-tiba blank melihat tingkah lakunya itu.
"HEH! CURANG LO YA! GAK BISA DIBIARIN!"
___
Kukkurruyyuukk~
"Yeayy! Num cucu!"
Jeffran yang masih menyiapkan makanan di meja makan nampak tersenyum menanggapi celotehan si bungsu. Memang ada-ada saja, padahal ia belum menyiapkan susu untuknya. Tapi si bungsu sudah bersemangat untuk menyambut minuman favoritnya itu.
"Hari ini pake gelas ya? Belajar ya, Sayang."
Raut wajah si kecil mendadak berubah menjadi murung. Mana bisa ia meninggalkan botol susu kesayangannya itu?! Dunia ini memang tidak adil untuk bayi sepertinya!
"Ndak! Api ndak bica!"
Jeffran menghela napas panjang. Ia hapal betul si bungsu akan protes padanya perihal minum menggunakan gelas. Tapi jika tidak dicoba kan mana tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ganendra
FanfictionBagaimana jika keluarga Ganendra digambarkan sebagai keluarga kecil yang harmonis? Setelah memutuskan untuk bercerai dengan sang mantan istri, Jeffran memutuskan untuk membawa ketiga anaknya dan berpindah ke Surabaya. Ia menjalani kehidupan barunya...