02 | Hasya dan kesialannya

39 6 0
                                    

°Rumah Ganendra°

Juan yang baru saja keluar dari mobil mengernyit bingung. Suara tawa ibu-ibu terdengar dari dalam rumahnya, sampai-sampai ia merinding karenanya. Hey! Apa benar hantu itu bisa muncul sore-sore begini? Di rumahnya, pula! Kesialan macam apa yang menimpa ayahnya itu, sampai-sampai hantu sekomplek memilih untuk mengadakan pertemuan di rumahnya.

"Masih betah aja mereka di sini."

Sontak Juan menoleh bingung pada sang Ayah. Oh, bukan hantu ya? "Memangnya ada acara apa sih di dalem? Juan denger-denger kok rame banget."

Mendengar penuturan si sulung, Jeffran lantas tertawa. "Biasa, ibu RT ngajakin para Srikandi-nya buat jengukin Hasya. Heboh mereka tuh, soalnya Hasya kan anggota tetap mereka juga."

Oh, Bu RT toh. Eh tunggu! Juan makin mengernyitkan keningnya, nampak berpikir siapa saja para Srikandi yang dimaksud oleh ayahnya itu.

"Mbak Maya juga di dalem dong, Yah?"

Jeffran mengangguk, "Kayaknya sih ada tadi ayah liat. Tapi gak tau deh sekarang. Soalnya tadi ayah buru-buru jemput kamu, kan."

Juan makin mengernyitkan keningnya. Ada yang janggal dari penuturan santai si Jeffran itu. Lantas ia menatap tajam sang ayah, "Oh, Ayah seneng ya Mbak Maya main ke rumah?!" tuduhnya tiba-tiba.

Jeffran yang mendengar itu agak gelagapan menanggapinya. Ya, bagaimana ya. Anak-anaknya itu memang agak sensitif dengan seseorang bernama Maya tersebut. Terlebih ketika rumor kedekatannya mulai meluas hingga gang sebelah dan menjadi trending topic selama sebulan penuh. Sampai-sampai banyak warga yang datang untuk bertanya langsung pada Jeffran mengenai kebenaran rumor tersebut.

Yah, bagaimana tidak trending? Jeffran sendiri kan adalah Duda incaran ibu-ibu se-Kecamatan. Heboh lah mereka semua, karena ternyata incaran mereka dirumorkan dekat dengan Mbak Maya yang merupakan Janda beranak satu!

"Juan, jangan aneh-aneh, deh! Udah berapa kali sih ayah jelasin kalo ayah sama Mbak Maya itu gak ada hubungan apa-apa."

Juan membuang muka, ia meninggalkan Jeffran begitu saja dengan suasana hatinya yang mendadak buruk. Pemuda itu lantas memasuki ruang tengah rumahnya yang nampak sangat ramai itu. Matanya menatap tajam Hasya nampak asyik tertawa bersama Bu RT dan Mbak Maya.

"Eh, Si Ganteng udah pulang! Gimana di jalan tadu? Aman kan ya?"

Ia mendengus kesal mendengar sapaan dari salah satu ibu-ibu yang tentunya tidak tertuju padanya. Siapa lagi jika bukan kepada Jeffran? Genit sekali! Juan kan makin kesal!

"Aman, Bu. Saya izin pamit ke dapur dulu, ya. Mari."

"Duhh, idaman banget deh Pak Jeffran ini. Mau saya bantuin ke dapur gak?"

"Eh! Atau Mbak Maya aja? Dia kan jago masak tuh."

Rasanya Juan makin emosi saja mendengarkannya. Apalagi ia merasa sedikit terabaikan keberadaannya, karena yang lain sedang sibuk menggoda Jeffran yang malah menanggapinya dengan senyuman andalan pria dewasa itu. Ia lantas mulai membuka mulutnya, berniat untuk protes kepada mereka. "Ng-"

"Ya, kalo mau dibantuin, saya bersedia kok, Mas."

"Tuh, Mbak Maya baik banget loh, Pak Jeff. Cocok deh kalian berdua!"

Rumah GanendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang