"Ehh adik-adikku! Hari libur nih, kalian pada mau ngapain nih sore-sore begini?" Ucap gama
"Aku pengen main game aja kak, bosen banget di rumah." Balas jovan
"Main game mulu nih, nanti mata kalian sakit lho. Ada ide lain nggak?"
"Aku mau nonton film aja kak, ada film komedi seru nih." jawab julian
"Wah bagus juga ide kamu, nanti kakak cariin filmnya ya.""Aku pengen makan eskrim kak, lagi pengen banget eskrim rasa coklat." Ucap rafa nya lantang
"Ah, es krim coklat mah buatannya kakak, ntar kita bikin eskrim bareng-bareng ya."
"Sore-sore gini enaknya minum teh hangat, kakGama bisa bikinin kami teh gak?" ucap abyan
"Bisa banget, nanti aku bikinin teh hangatnya."
"Aku pengen bikin sand castle kak, main pasir di pantai." ucap nya tama
"Pantai dimana tam? Kita kan di tengah kota."
"Ya di halaman belakang aja kak, aku main pasir di situ."
"Aku pengen main petak umpet , siapa yang ikut?" ucap abyan sambil mengangkat tangan nya
"Seru juga itu, udah lama nggak main petak umpet. Kita main jangan sampai gelap ya!"
"Yayyy!"
Mereka pun menghabiskan sore hari libur dengan berbagai kegiatan seru dan menyenangkan. Kak Gama senang melihat adik-adiknya bahagia dan bersenang-senang bersama.────────────────
saat menjelang malam yang sunyi, Gama duduk di kursi malas di halaman belakang rumahnya. Udara sejuk menyentuh kulitnya sambil angin malam menyapu lembut rambutnya. Gama merasa tenang dan damai, seolah dunia di sekitarnya seperti berhenti sejenak.
Gama menyesap teh hangatnya perlahan-lahan sambil memandang langit yang penuh bintang. Cahaya remang-remang dari bulan menghalusi langit malam, membuat suasana semakin magis dan misterius. Gama terpana oleh keindahan alam yang begitu mengagumkan di malam itu.
Perasaan Gama campur aduk. Di satu sisi, ia merasa rindu pada masa lalu yang penuh kenangan manis. Namun di sisi lain, ia juga merasa gelisah dengan masa depan yang belum jelas. Pekerjaan yang menumpuk dan tekanan dari lingkungan membuat Gama sering merasa lelah dan stres.
Namun, malam ini adalah penawar bagi hati Gama yang gelisah. Melihat bintang-bintang yang bersinar begitu terang di langit membuatnya merasa diingatkan akan kebesaran Tuhan. Hatinya menjadi tenang dan damai, seolah semua masalah yang ada lenyap seketika.Abyan melihat begitu indah malam ini namun matanya tertuju dnegan seseorang yang terduduk di halaman belakang rumah ia segera mengahampiri orang itu dan ternyata itu sangkakak yang sedangn merenung.
Abyan merasakan suasana malam yang begitu damai di halaman belakang rumahnya. Langit gelap dipenuhi bintang-bintang yang bersinar terang, menciptakan pemandangan yang begitu indah. Semilir angin malam membelai wajahnya, membuatnya merasa tenang dan damai.
Sambil memegang cangkir teh hangat dalam genggaman tangannya, abyan melangkah perlahan menuju kursi yang terletak di halaman belakamg rumah. Di sana, ia melihat Abyan terduduk dengan tatapan kosong, seakan sedang terlena dalam keheningan malam. Abyan tersenyum melihat sangkakak tersebut, kemudian duduk di kursi yang berada di sebelahnya.
"Apa yang sedang kau pikirkan, kak?" tanya abyan dengan suara lembut.
Abyan menatap Gama sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Aku hanya merenungkan tentang hidup ini, yan. Tentang arti kehidupan dan tujuan sebenarnya dalam hidup ini."
Abyan mengangguk memahami, ia sendiri juga sering merenungkan hal yang sama. Mereka berdua saling memahami, saling menopang satu sama lain dalam setiap perjalanan hidup yang mereka jalani.
Mereka terdiam sejenak, hanya terdengar suara gemerisik daun dan nyanyian burung hantu di kejauhan. Gama dan abyan melihat ke arah langit yang begitu gelap, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE SIDE
Teen Fictionmampu kah mereka bertahan di kondisi seperti ini yang mengharuskan mereka harus tetap mengengam tangan bersama??