Part 2

650 68 6
                                    

Di sisi lain, kakak kedua Olla dan Freya yang tidak lain adalah Gita saat ini merupakan mahasiswa di Universitas Laksana. Gita merupakan seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi. Dulunya dia hanya iseng untuk mendaftar di universitas dan jurusan ini, ternyata malah keterima. Dan jadilah da ada disini.

Seperti biasa, setiap hari Gita selalu menunggu teman yang akan menjemputnya yang tidak lain adalah Oniel. Oniel merupakan sahabat Gita sejak SMA.

Sebenarnya Gita bisa saja membawa kendaraan sendiri, namun seperti biasa Gita sangat malas membawanya dan berakhir selalu nebeng dengan Oniel. Untung saja jarak antara rumah mereka berdua tidak terlalu jauh dan Oniel juga tidak keberatan.

Tapi disaat Gita sedang menunggu Oniel sambil bermain hp nya, ada satu sosok yang terus mengganggunya. Dari pada mengganggu lebih tepatnya kepo dengan apa yang sedang Gita lihat.

Sosok tersebut adalah Muthe. Muthe ini adalah teman tak kasat mata gita, perawakannya ini seperti perempuan berumur 17 tahun, seumuran dengan adiknya Olla dan Freya. Meskipun begitu sifatnya ini sangat kekanakan sekali.

Muthe terus saja mendekati Gita sambil melihat yang sedang Gita lakukan dengan ponselnya tersebut. Awalnya Gita sabar untuk menanggapinya, namun tiba tiba kesabarannya pun habis.

"Muthe, bisa diem? Dari pada gangguin aku mending kamu pergi main aja kemana gitu." Ujar gita sambil menahan emosinya.

"Ih akukan mau dideket kak Gita terus, kak Gita jangan pergi dong main aja sama aku." Rengek Muthe yang terlihat akan mulai menangis.

"Kamu main aja sama 'dia', nanti kalau aku gacapek pulang kuliah nanti main." Jawab Gita menenangkan Muthe.

"Baik kak, maaf ya udah ngrengek terus"

"Iya."

"Oiya kak, ada yang mau Muthe sampaiin. Mungkin kakak harus lebih perhatiin adek-adek kakak, soalnya ada sesuatu yang saat ini berusaha mengganggu kalian." Penuturan Muthe ini membuat Gita sedikit berpikir, namun saat ingin bertanya lebih mobil Oniel sudah datang sehingga pertanyaan tersebut harus dia simpan sampai nanti.

Gita langsung saja meninggalkan Muthe dan masuk ke mobil Oniel. Muthe hanya melambaikan tangannya sebelum akhirnya dia sudah menghilang lagi.

Oniel melihat wajah Gita yang terlihat lesu tersebut menjadi kepo tentang apa yang sedang dipikirkan Gita.

"Kenapa Gits? Terus tadi si Muthe juga ngomong apa? Dari mukanya kek serius amat." Tanya Oniel pada Gita, namun Gita hanya menggelengkan kepala.

Oniel yang sudah hafal dengan sahabatnya inipun tak ambil pusing dan langsung saja mengendarai mobilnya untuk berangkat ke kampusnya.

~~~

UNIVERSITAS LAKSANA

Sesampainya di kampus, langsung saja mereka memarkirkan mobilnya. Oniel yang kebetulan belum makan itu mengajak Gita untuk pergi ke kantin untuk sekedar membeli cemilan. Gita hanya mengikuti kemanapun Oniel pergi, lagi pula kelas mereka masih 30 menit lagi.

Di kantin, Oniel dan Gita melihat sahabat mereka yang lain. Mereka adalah Eli, Lulu, dan Indah. Terlihat dari wajah mereka, sepertinya ada yang sedang mereka bicarakan. Oniel dan Gita langsung saja mendatangi mereka, dan duduk di sebelah Indah.

"Pada ngomongin apa nih, serius banget kayaknya." Tanya Oniel pada mereka ber tiga.

"Adeknya Lulu berulah lagi." Jawab Indah

"Adek Lulu? Adel? Kenapa lagi dia?" Tanya Oniel. Lulu hanya menganggukkan kepalanya. Lulu hanya menghela nafasnya secara kasar.

"Kalian semua taukan gue kaga bilang ke Adel, kalo gue bisa merasakan kehadiran mereka. Nah si Adel, sama temen-temennya ini mereka gapercaya dengan hal mistis. Jadilah mereka ke kuburan tu malem-malem nantangin. Eh mereka diliatin poci, kabur lah mereka. Sekarang hawa rumah gue gaenak." Jelas Lulu

"Ye si Adel udah tau takut, nantangin tu bocah. Giliran diliatin aja malah kabur. Udah tau bahaya tetep nantangin, sekarang kakaknya yang kena." Ujar Eli sambil geleng-geleng mendengar penjelasan Lulu.

"Adel sama siapa aja?" Tanya Gita pada Lulu.

"Adel, Zee, Kathrin, Jessi, Christy." Jawab Lulu

"Wih pas itu, sama-sama penakut sompral semua pula." Oniel

"Pusing gue sama kelakuan Adel. Niel, Git, Indah bantuin gue ya buat usir kalo tu setan macem-macem?" Minta Lulu pada mereka.

"Ogah" jawab Oniel, "Males" jawab Indah, "Mager" jawab Gita.

Lulu yang mendapat tolakan dari para sahabatnya itupun merengek. Dan teman-temannya yang lain malah menertawakan sikap Lulu itu.

"HAHAHAHA Kasian amat nasib lu" Tawa Eli sambil mengejek Lulu.

"Ya, nanti gampang." Ucap Gita pada Lulu yang merengek tersebut.

Lulu yang mendengar ucapan dari Gita itu merasa sangat senang lalu langsung memeluk Gita. Gita yang dipeluk oleh Lulu memberontak berusaha melepaskan pelukan itu.

Teman-temannya hanya tertawa melihat Gita dipeluk oleh Lulu, pasalnya Gita tidak suka dipeluk kecuali oleh Keluarganya.

Kurang 5 menit lagi kelas mereka akan dimulai, oleh karena itu mereka langsung saja beranjak dari kantin menuju ke kelas mereka yang jaraknya lumayan jauh dari kantin.

Namun ketika di lorong, Gita melihat suatu sosok. Oniel yang merasa tidak ada Gita tidak ada disampingnya menoleh ke belakang dan menghampirinya.

"Kenapa Git? Liat sesuatu?" tanya Oniel sambil tengok kanan kiri.

"Niel, lu ngrasa ada sesuatu ga?" Tanya Gita pada Oniel, Oniel yang menyadari Gita sedang melihat sesuatu pun berusaha menajamkan kepekaannya. Namun tidak ada satupun yang dirasakannya.

"Gaada, cuma tadi sempet hawanya berubah jadi panas tapi sekarang normal." mendengar jawaban Oniel, Gita hanya mengangguk lalu mengajak Oniel masuk ke kelas.

Tak lama kemudian, dosen yang akan mengajar mereka sudah datang sehingga kelas akan segera dimulai.

~~~

FYI:

Sahabat Gita adalah Oniel, Indah, Lulu, Eli.
Mereka semua memiliki kelebihan sama seperti Gita. Kenapa mereka semua bisa berteman dekat? Karena mereka sama sama memiliki kelebihan jadi bisa saling mengerti satu sama lain. Selama ini mereka selalu dianggap aneh oleh orang lain. Jadi mereka saling melengkapi satu sama lain.

Gitlaya's JurnalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang