4

281 58 9
                                    

"Gimana kondisi Oniel?"

"Dia sudah sembuh, makhluk yang merasukinya sudah diusir."

"Diusir atau dibawa?"

"Hehe aa bawa, hitung-hitung tambah koleksi"

"Koleksi kok koleksi kunti, udah jelek, bau lagi"

"Jangan begitu, mereka bisa kumandikan agar tidak bau. Bagaimana kondisimu?"

"Baik"

"Sampai kapan kau akan terus bersandiwara seperti ini?"

"Sebelum aku mengetahui segalanya, aku akan terus bersandiwara."

"Baiklah, hati-hati. Jika terjadi sesuatu panggil saja aku"

"Idih-idihh najiss, tapi makasih. Aku minta tolong ... "

"Siap neng"

~~~

Beberapa hari sudah berlalu, tapi hari-hari itu tidak berjalan seperti sebelumnya. Semenjak kedatangan Chika Jinan, Indira dan Raisha banyak hal aneh hingga masalah yang selalu saja terjadi.

Teman-teman Olla dan Freya di sekolah itu terdiri dari Adel, Zee, Kathrine, Marsha, Jessi, Fiony, dan Christy. Namun sejak kedatangan Indira dan Raisha, hubungan persahabatan mereka menjadi renggang.

Olla lebih akrab dengan Jessi dan Fiony. Adel, Kathrine, Marsha, Zee, Christy lebih dekat dengan Indira dan Raisha. Dan Freya lebih sering ditinggalkan sendiri.

Meskipun Olla dan Freya saudara kembar, Olla lebih memilih untuk tidak mengajak Freya. Dan kini Olla juga mulai jarang memperhatikan kembarannya, berangkat sekolah pun mereka sendiri-sendiri.

Tidak ada yang tau apa yang menyebabkan persahabatan mereka semua menjadi renggang, padahal tidak ada masalah diantara mereka semua tapi mereka semua akhirnya berpisah.

Lalu di barisan anak kuliah, sering terjadi pertengkaran antara Eli dan Gita. Terutama setelah kejadian Gita yang hampir saja membunuh Oniel.

Gita saat ini sedang menonton film diruang tengah, kondisi rumahnya sedang sepi, adiknya sedang pergi menonton pertandingan voli teman-temannya.

Ketika sedang asyik dengan tontonannya, ada yang mengetuk pintu rumahnya. Gita beranjak untuk membukanya, dan terlihat Eli saat ini berdiri didepannya.

Tanpa basa basi, Eli menampar Gita kemudian menarik kerah bajunya dan membenturkan Gita di tembok.

Eli: Lo bisa yang bener ga si jadi orang? Lo hampir bunuh temen lo sendiri!

Gita: Sorry

Eli menampar Gita lagi, sedangkan Gita hanya diam menundukkan kepala, ia tidak berani menatap Eli yang sedang marah.

Eli melampiaskan semua emosinya pada Gita, amarah dan tamparan diterima oleh Gita tanpa perlawanan apapun.

Ketika sedang melampiaskan emosinya, Eli melihat Freya yang juga tengah memandangnya. Pandangan matanya terlihat tajam dan auranya terasa dingin.

Mereka saling bertatapan seolah berbicara lewat batin. Akhirnya Eli berhenti menghukum Gita dan ke dapur mengambil minum dan menenangkan emosinya.

Gita melihat ke arah Freya, adiknya terlihat rapi sepertinya akan pergi keluar. Freya mendekati kakaknya dan membantunya untuk duduk di sofa.

Freya: Kak Gita gapapa?

Gita: Gapapa, mau pergi?

Freya: Iya, mau beli buku sketsa kak

Gitlaya's JurnalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang