My Morning Star | Chapter 1

140 59 13
                                    


"Ada paket, Neng!"

Teriakan Ibu Nana dari jalan terdengar sampai di lorong-lorong kamar.
Entah kenapa Ibu Nana tidak menekan bel pintu.

Wulan yang saat itu berada di kamar sebenarnya malas untuk turun, bukan karena dia orang pemalas tapi pikirannya sedang fokus membaca.

"Sebentar Bu," Wulan menjawab sampai berteriak karena kamarnya berada di lantai atas.

Dia mulai beranjak dari kasur depan jendela kamarnya dan berlari.
Sewaktu Wulan menuruni tangga, dari kamarnya masih terdengar lagu dari Spotify yang lupa dia matikan.

Terdengar lagu About You karya The 1975.

... And I miss you on a train, I miss you in the morning
I never know what to think about

I think about you
About you
Do you think I have forgotten
About you? ...

Lagu itu bergemah sampai di lantai bawah.

Wulan tidak langsung membuka pintu untuk Ibu Nana yang sudah menunggu. Dia dengan cepat mencari tisu dan menarik satu sampai dua lembar tisu, mengusap tisu itu di wajahnya karena mata Wulan penuh dengan air mata yang mulai berjatuhan, dari pipinya sampai ke lantai kayu.

"Iya Bu," ucap Wulan sebelum membuka pintu.
Dia pasti gugup jika Ibu Nana melihat dia menangis.

"Paket dari Kevin," jawab Ibu Nana setelah Wulan membukakan pintu.

Wulan terheran-heran setelah mendengar itu, karena sebelum pergi pagi tadi, Chelsea sahabat Wulan tidak bilang bahwa akan ada paket datang dari pacar sahabatnya itu.

"Mungkin untuk Chelsea."

Ibu Nana menyambung.

"Isinya apa Bu?"

Wulan bingung karena ukuran paketnya sangat kecil seperti sebuah buku.

"Kevin tulis buku disini."

Ibu Nana melihat paket itu dengan mata menyipit.
Benar saja apa yang dipikirkan Wulan saat itu.

"Nanti Wulan kasih ke Chelsea ya Bu, makasih Ibu Nana tercinta."

Wulan sebenarnya kaget karena Chelsea tidak pernah dilihatnya membaca buku, jangan-jangan Chelsea berbohong kepada pacarnya bahwa dia suka baca buku.
Pikiran Wulan mulai kemana-mana sambil mengambil paket itu dari tangan Ibu Nana.

"Sama-sama Neng Wulan cantik."

"Eh, sudah di pajang ya sertifikatnya, Neng."

Ibu Nana melihat kedalam rumah sertifikat yang menempel di dinding dengan sebuah bingkai.

"Iya Bu, tidak apa-apa kan?" Tanya Wulan.

"Tidak Neng, bagus kok. Anggap saja rumah sendiri."

Wulan bertanya pada Ibu Nana karena takut di marahi jika menempel sesuatu di dinding. Dia lupa menanyakan itu sebelum menempel sertifikat di dinding beberapa hari lalu.

Rumah yang Wulan tinggali sekarang adalah rumah penginapan Ibu Nana di Paris, sudah beberapa minggu dia tinggal di sana.

"Ya sudah Ibu pergi dulu ya,"

"Mau kemana Nu?"

"Nge-date di cafe bareng mas bule."

jawab Ibu Nana dengan wajah penuh sumringah.

Wulan tertawa mendengar Ibu Nana yang sudah tua itu berkencan di kota paris.

"Semoga lancar ya Bu kencannya."

My Morning Star | 15+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang