***
Wulan tidak pernah merasakan sosok ayah dalam hidupnya—maupun seorang pria.
Ayah dan ibunya bercerai sejak dia berusia 6 tahun. Dulu dia masih sering mengunjungi ayahnya sampai hubungan dia dengan ayahnya rapuh, karena ayah kandungnya punya pacar baru.Ibunya masih tinggal di Indonesia bersama ayah sambungnya. Ayah sambungnya begitu baik, tapi mereka tidak akrab.
Wulan juga mempunyai seorang kakak perempuan yang tinggal dan bekerja di New York.
Wulan dulu menyaksikan kisah percintaan kakaknya selama 2 tahun lalu mereka putus.
Di mata Wulan, mantan pacar kakaknya sebenarnya orang baik. Pria itu suka memberikan banyak hal kepada kakaknya dan dia sendiri. Tapi semenjak putus, pria itu berubah. Melihat kakaknya yang masih patah hati, pria itu malah melampiaskan kesedihannya kepada seorang wanita lain. Hanya untuk membuat kakaknya iri.Wulan trauma dengan beberapa kelakuan pria-pria di sekitarnya. Menurutnya semua pria sama saja. Lebih egois dari wanita, pikirnya.
Setiap pria yang memperlakukan Wulan baik, membuat hatinya nyaman. Semua pria tak terkecuali.
Dia cepat terbawa perasaan karena baginya, pria-pria yang baik kepadanya adalah lain dari yang lain.Tapi tetap saja, ada begitu banyak pria yang egois di dunia ini, hampir semua sama.
Sampai dia menemukan pria yang bernama Sky.***
Sky menggantungkan mantelnya di gantungan dekat pintu masuk.
Wulan menuju ruang tamu duluan melihat seisi rumah. Ada Kevin yang mengutak-atik pemanas ruangan.
"Ibu bantu buatkan Sandwich, ya." Ibu Nana menghampiri Sky.
"Ini Mbak rotinya. Biar saya yang buat minuman." Jawab Sky.
"Kalau begitu, Ibu kopi panas. Buat manis sedikit ya, Sky."
"Si Sky emangnya tau bikin minum? Kalo nggak enak aku nggak mau minum, Vin."
Bisik Chelsea pelan ke Kevin.
"Tenang aja, dia jago banget bikin minuman, Yang."
Kevin menenangkan Chelsea yang sudah berprasangka buruk pada sahabatnya itu. Mereka selalu menyembunyikan nama panggilan mereka masing-masing sebagai pasangan, karena orang-orang di sekitar mereka masih jomblo.
"Yang lain mau minum apa? Biar saya buatin." Tanya Sky percaya diri.
"Aku kopi pait, sky." Ujar Kevin.
"Aku teh anget aja, pake gula jangan lupa."
Chelsea menyambung sambil duduk di sofa dengan Kevin.
"Sky, tadi Chelsea bilang kalau minuman nya nggak enak, mau dia siram ke kamu." Kevin mengadu pada Sky.
Sky tertawa mendengarnya."Tenang aja, saya pastikan ini enak."
Chelsea marah ke Kevin.
"Aku nggak bilang gitu ya tadi!""Becanda doang." Kevin menjawab sambil tertawa.
"Wulan, kamu mau saya buatin apa?" Tanya Sky.
Wulan yang dari tadi mendengar saja di sofa menjawab, "Minuman paling enak yang pernah kamu buat apa?"
"Banyak sih," jawab Sky bercanda.
"Yaudah, buatin semua itu aja, Sky."
Wulan menjawab candaan Sky dengan candaannya juga.
"Maaf, cuman bercanda, Wulan. Saya buatin Chocolate panas aja gimana?"
"Boleh, yang manis ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Morning Star | 15+
عاطفيةKota Paris sering dijuluki sebagai 'The City Of Love' atau 'The City Of Light'. Namun bagi Wulan dan Sky, Kota Paris adalah 'The City Of Star'. Bagaimana dua insan ini bertemu? Bagaimana mereka saling melengkapi satu sama lain pada waktu yang sing...