My Morning Star | Chapter 10

77 44 6
                                    

Orang-orang kembali setelah menari, ada yang kembali makan, minum, bercerita, dan ada yang kembali pulang.

Mereka berdua juga kembali mengambil dua sepasang sepatu yang mereka tinggalkan.
Bagi Wulan—khususnya Sky, harga sepatu itu tidak ada apa-apanya dibandingkan menari bahagia sesaat.

"Wahh, ternyata masih ada ya sepatunya."

Ujar Sky begitu melihat sepatu mereka masih lengkap.
Perasaan Wulan juga legah begitu melihat sepatu haknya masih utuh dan tidak rusak.

"Yahh, padahal aku pengen dibeliin sepatu baru."

Meskipun legah, Wulan masih mengingat janji Sky untuk membelikannya sepatu baru jika sepatunya hilang.

"Hehehe, kalau kamu mau, nanti aku belikan yang baru."

Wulan tertawa mendengar Sky berkata begitu, sambil melihat Sky yang sedang memakai sepatu pantofelnya.

"Becanda. Tapi, lucu ya. Bukannya di Paris banyak orang yang suka mencuri?"

"Pencurinya pelit kali."

"Maksudnya?"

"Iya, dia pelit karena tau kalau sepatu kamu dia ambil, kamu dapat sepatu baru."

"HAHAHA, iya ya."

Tawa Wulan lepas, dia hendak memukul bahu Sky. Sepertinya, Wulan tipe perempuan yang kalau tertawa sambil memukul.

"Hehehe iya, kan?" Sky mengangkat keningnya.

Sky mengambil sepatu Wulan di bawahnya, yang dipikirnya akan Wulan pakai. Dia sudah memakai sepatunya, tapi Wulan belum.

"Ayo pulang." Kata Wulan.
Dia dan Sky saling heran bertatap.

"Loh, kamu tidak pake sepatu?"

"HAHAHAHA," Wulan tertawa terbahak-bahak, kali ini dia memukul dada Sky.

"Kenapa?"

Sky yang melihat Wulan heran, dia juga tidak dapat menahan tawanya karena melihat Wulan yang tertawa lepas.
Wajah Sky memerah, dia tertawa canggung karena tidak mengerti maksud Wulan.

"Lihat kaki aku, Sky. HAHA,"

Perlahan Sky melihat ke bawah, ke kaki Wulan.
Sky menggigit bibir bawahnya sendiri sambil menahan tawa, dia membayangkan apa yang akan terjadi jika Wulan memakai sepatu hak terbuka. Mereka saling menatap lagi.

"Maksud kamu, HAHA, aku pake heels, HAHA, sambil pake kaos kaki? HAHAHA."

"Aku udah paham. HAHAHA."

Suara tawa Sky dan Wulan pecah, bahkan setelah mereka berjalan menjauh dari kerumunan. Orang-orang yang melihat mereka tertawa dari jauh, terheran-heran.

Di pinggir jalan, Sky yang sedang memegang sepatu hak Wulan berusaha mencari taksi. Tubuh mereka lelah karena tertawa dan menari tadi.

Akhirnya taksi lewat di depan mereka berdua. Cukup lama mereka berdiri di pinggir jalan, karena sudah larut malam. Padahal, mereka berencana pulang lebih awal dengan tidak membawa mobil agar Chelsea dan Kevin tidak perlu kesulitan mencari taksi, tapi sekarang, malah mereka berdua yang kesulitan.

Sky membukakan pintu belakang mobil taksi tersebut—mempersilahkan Wulan masuk terlebih dahulu. Sewaktu Sky ingin masuk setelah Wulan, Wulan tidak mempersilahkannya masuk.

"Sky, aku nggak apa-apa duduk sendirian di sini. Kamu di depan aja nemenin ngobrol si sopir."

"Ohh, iya. Kenapa memangnya?"

"Takut sopirnya ketiduran, nanti kita ketiduran juga bareng dia. Hehehe."

Sky berpikir sejenak—apa maksud Wulan ketiduran bersama si sopir taksi.

My Morning Star | 15+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang