Shadow Fake Attemption

267 45 43
                                    

Makasih kepada Park Wonbin yang udah ngajak si batu menikah di Singapur.

.
.
.

"Waktu kami menyebrang jalan, ada orang yang mengendarai sepeda seperti orang gila. Kami berusaha menghindar. Tapi, aniki.." Sohee melihat pada Eunseok dengan tatapan prihatin.

"Saat berusaha menghindar kepalanya malah kejedot tiang listrik dengan keras. Suaranya sampai bikin orang-orang berhenti untuk melihat! Awalnya ku pikir aniki akan baik-baik saja karna dia hanya tertawa. Tapi, nggak lama dia malah pingsan!"

Wonbin memijit keningnya.

Ckck, yang benar saja?

Tapi, setelah mendengar kisah yang sesungguhnya itu. Jujur saja ia sangat lega karna itu bukan ulah preman, tapi! Tapi, kenapa barusan Eunseok pura-pura pingsan sampai membuatnya takut!

"Kenapa kau nggak kasih tahu dari awal kalau ceritanya begitu??" Wonbin menuntut Sohee yang diduga berkoalisi dengan Eunseok untuk mengerjainya.

"Habisnya.. kan aniki benaran ditabrak.... ₜᵢₐₙg ₗᵢₛₜᵣᵢₖ.."

Sohee menundukkan kepalanya seraya menepuk-nepuk kaki Eunseok. Tapi, cowok kampret itu masih berekting lemas supaya tidak kena marah. Sohee tentu tak terima semua kekesalan Wonbin dilimpahkan padanya. Padahal yang jadi biang kerok nya kan Eunseok!

"Aniki, cepat katakan sesuatu!"

Wonbin ikut melihat pada Eunseok. "Kenapa kau pura-pura pingsan padahal sudah sadar?!" Ia masih tak terima air matanya terbuang sia-sia.

Jakun Eunseok naik-turun, "H-habisnya, kau baru datang tapi langsung menangis seolah aku sudah mati.. Jadi ku pikir, bercanda sedikit--

"Bercanda?! Apanya yang bercanda?! Ada geng preman yang lagi mengincar mu supaya kau terluka! Mereka berencana menabrak mu pakai motor jelek! Kau pikir bagaimana perasaan ku saat dengar kau beneran kena tabrak barusan?!"

Sohee mengatup bibirnya takut, lalu saling pandang dengan Eunseok yang juga menutup rapat mulutnya.

Kemudian, Sohee yang awalnya takut karna Wonbin marah-marah, mulai menyadari kata-kata yang diucapkan cowok itu.

"Bin-dere, apa maksudnya geng preman yang mengincar aniki??"

Wonbin menghembuskan napas kasar saat menatap Eunseok. Ia kesal karna bagaimana pun ia mengatakannya cowok itu tidak akan mau mendengar, jadi ia memegang pundak Sohee, berharap dengan mengatakannya pada Sohee, bocah itu bisa ikut membantu menyadarkan Eunseok kalau dia sedang dalam bahaya.

"Dua hari sebelum turnamen, ada geng preman yang akan mencelakai Eunseok."

Mata sipit Sohee nampak membulat semaksimal yang mata itu bisa, ia melihat pada Eunseok dan Wonbin secara bergantian dengan raut bingung dan khawatir. "K-kena---

"Mereka nggak ingin Eunseok mendapatkan beasiswa dari SNU!"

Mendengar itu, raut Eunseok berubah serius, ia bahkan sampai duduk untuk menatap wajah Wonbin yang terlihat begitu khawatir.

"Sohee?"

"Iya, aniki?!" Sohee menegakkan tubuhnya.

"Bisa keluar sebentar? Orang dewasa mau bicara."

"B-baik!" Sohee langsung keluar dengan patuh tanpa banyak bertanya.

Tersisa Eunseok yang masih menatap wajah Wonbin tanpa berpaling, "Park Wonbin.."

Ia lupa kapan terakhir kali Eunseok memanggilnya dengan nama lengkap seperti itu. Sepertinya cowok itu sungguhan masuk ke mode serius dan itu membuatnya merinding.

Dear, Black Shadow (Eunseok X Wonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang