Shadow Case

246 36 39
                                    


"Aku pikir kau akan mati.."

Sungchan berkata dengan raut meweknya yang tak terkendali. Chenle dan Sunghoon menggelengkan kepalanya seolah mereka capek karna Sungchan keseringan bertingkah seperti itu.

"Kau pikir dia kodok? Baru dilindas sepeda langsung mati?" Ucap Chenle.

"Sungchan-ah, makasih sudah khawatir. Tapi, khawatirkan diri mu sendiri. Kayaknya tangan mu bakalan diamputasi tuh." Eunseok merujuk pada tangan Sungchan yang di gips tebal.

"Bodoh," Lubang hidung Sungchan kembali mengembang dan bibirnya melengkung ke bawah, "Setidaknya aku nggak pingsan selama dua hari seperti mu!"

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Eunseok bertanya pada Chenle dan Sunghoon perihal kaki mereka yang berjalan pincang, mengabaikan Sungchan yang badannya saja besar, tapi isi nya cuma anak TK.

"Sungchan hyung diserempet motor kemarin." Mulai Sunghoon, anak kelas dua itu lalu menunjuk kakinya dan kaki Chenle secara bergantian. "Kami berdua hasil dari SMA Banseok yang main kasar tadi."

"Semua pemain inti mengalami cedera, jadi pelatih menurunkan banyak pemain cadangan." Chenle terlihat sangat kecewa, "Kita gagal lolos kualifikasi turnamen tahun ini..."

Eunseok pun tak dapat memungkiri kalau ia merasa sangat kecewa mendengarnya.

Namun, daripada itu, rasa marah lebih mendominasi di hati nya sekarang karena ternyata bukan hanya dirinya yang menjadi sasaran dan terluka. Andaikan hanya dia seorang yang tidak bisa ikut bertanding, pasti seluruh anggota inti yang tersisa sudah cukup untuk membawa kemenangan.

Selain itu, ini adalah turnamen terakhir bagi mereka yang kelas tiga. Mereka sudah berencana untuk mengakhiri semuanya dengan kemenangan yang gemilang. Namun, rencana mereka bukan saja tidak berjalan lancar, tapi berjalan dengan kacau dan amburadul.

Semua itu hanya karna ada orang iri dan payah yang membayar preman untuk menyakiti tim mereka.

"Park Jisung juga, sehari sebelum turnamen, dia terlibat perkelahian dengan kelompok berandalan." Lanjut Chenle lagi.

"Dia babak belur dan masuk rumah sakit." Sambung Sunghoon, "Ruangannya nggak jauh dari sini."

"Anak bodoh itu.." Chenle berucap geram. "Padahal saat berhadapan sama anak SMP saja dia culun banget, bisa-bisanya dia malah cari gara-gara sama preman.."

Eunseok yang mendengar itu, hanya bisa menahan napas geram. Ia tak mengira kalau para preman itu juga menargetkan seluruh pemain unggulan di tim nya.

"Aku benar-benar nggak mengerti, hyung." Sunghoon berkata penuh penyesalan dan kekecewaan entah pada siapa. "Kenapa tim kita bisa kena sial bertubi-tubi seperti ini?"

Eunseok tersenyum pahit, untuk pertanyaan itu, nampaknya ia tahu jawabannya.

Semua karna dirinya.

Bermula dari dirinya sendiri yang terlalu menyepelekan ancaman para preman itu dalam turnamen yang lalu. Kemudian ia juga tak menganggap serius setiap ucapan seorang Park Wonbin yang sehari-hari hanya mengkhawatirkan dirinya.

Semuanya karna Song Eunseok.

Andaikan dia tak bersikap bodoamat seperti itu, mungkin ia bisa memberi peringatan pada teman-temannya supaya lebih berhati-hati saat mendekati hari turnamen.

Baru saja Eunseok akan mengangkat tubuhnya agar mendapat posisi duduk yang tepat untuk mengungkapkan semua penyesalan dan rasa bersalah nya, Park Wonbin sendiri sudah berdiri tegak dengan mata yang masih sembab dan mulut yang mengatup rapat.

Seluruh atensi dalam ruangan itu tertuju padanya.

Sohee dan Seunghan menelan ludah gugup, entah apa yang akan dikatakan oleh senior mereka itu.

Dear, Black Shadow (Eunseok X Wonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang