Chapter 7: Housemate

142 19 4
                                    

Siapa juga gue. Bebas dong dia mau deket sama siapa 

Raya berdialog sendiri saat dirinya sedang berjalan menuju apartemennya. Ralat. Apartemen Axel. 

Sebelumnya Axel sudah mengabarkan bahwa dirinya akan pulang sedikit malam. Jadi apartemen Axel akan menjadi dirinya untuk sesaat. 

Raya memakan makan malamnya dengan keheningan. Ah Keheningan yang sempurna. Kalau tahu hidup 'sendiri' bisa sedamai ini mungkin dirinya sudah melakukan ini sejak lama. 

"Pulang..." Suara berat Axel memenuhi ruangan, "Hai, Ray." seketika lelah diwajahnya terangkat dan tergantikan dengan senyum yang lepas. 

"Lo udah makan?" Raya bertanya culas, tidak terpikirkan bahwa pertanyaan sederhana darinya akan menyebabkan Axel salah tingkah. 

Axel memegang dadanya dramatik, "Kamu...nanyain aku udah makan apa belum?" 

Raya menghela napasnya, menyadari bahwa dirinya melakukan kesalahan. Raya menyuap nasi ke dalam mulutnya untuk menyembunyikan senyumnya yang memaksa keluar. 

"Kalau mau senyum, senyum aja Ray." Ucap Axel sambil mengusap kepala Raya, "Aku mandi dulu, you know where to find me." Kata Axel nakal. 

"I AM EATING?" Wajah Raya merah dengan sempurna. 

╠.╣╠.╣╠.╣

"Ray, kalau aku ajak kamu ke acara keluarga aku besok minggu kamu mau ngga?" Axel memecah keheningan. Sekarang, Axel sudah berada di pakaian tidurnya dan Raya pun sudah membersihkan makan malamnya. 

Raya berpikir sebentar, "What for?"

"Aku mau ngenalin kamu ke adik-adik perempuanku dan mama papa." Axel berkata serius, air mukanya berubah. 

"Sebagai apa Xel? What are we?" Raya menaruh pelan Laptopnya, "Dah, It's getting late. Selamat Malam Axel Williams." Raya berjalan pelan menuju kamarnya. 

"Malam Ray."

╠.╣╠.╣╠.╣

Keesokan harinya, Raya tidak menemukan jejak-jejak Axel. Sepertinya hari ini Axel ada keperluan lebih pagi sehingga Raya akan berangkat sendiri. 

Sorry, aku ada meeting darurat. C u tonight. 

Raya menemukan sebuah note di meja Island. Lucu. 

Seketika dirinya teringat pembicaraannya dengan Axel tadi malam. Kalau memang benar Axel sedang dekat dengan Mentari berarti mengapa Axel ingin mengenalkan dirinya kepada keluarganya? Mengenalkan sebagai apa?

Raya menarik napas panjang dan menghapus pikirannya. Hari ini dirinya akan sedikit lembur karena assignment yang menumpuk. 

Pagi ini Raya menggunakan Mass Rapid Transit (MRT) karena mobilnya ia tinggal di rumahnya dan, well, tidak ada Axel yang mengantarkan seperti sebelumnya. 

MRT pagi ini dipenuhi dengan pekerja kantoran yang terlihat sibuk sendiri dengan dunianya masing-masing. Satu gadis menarik perhatian netra Raya. Perempuan yang duduk dengan tenang itu terlihat muda, mungkin beberapa tahun di bawahnya. Headphone Sony  WH-1000XM5 yang digunakannya sukses membuat gadis itu hilang di dunianya sendiri. Pakaian gadis tersebut yang membuatnya mencolok. Scrub biru tua terlihat manis dipadukan dengan sneakers putihnya. 

Raya melihat lekat gadis tersebut sebelum pada akhirnya fokusnya terbuyarkan akibat sakit yang tiba-tiba melanda perutnya. 

"Shit." Raya mengaduh kesakitan sambil memegang erat tas di pundaknya. Warna mulai menghilang dari wajah merona Raya biasanya. 

To: My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang