Chapter 3: Union (18+)

354 27 2
                                    

Hari pernikahan Gigi berjalan dengan indah. Raya berulang kali menitikkan air matanya ketika Gigi tersenyum dengan manisnya dalam gaun pernikahan yang ia dan Gigi pilih dengan hati-hati. Fakta bahwa hari ini adalah pernikahan sahabat dekatnya membuat Raya terlupa bahwa Axel pun hadir.

Dibalut dengan Tuxedo Tom Ford membuat Axel tidak kalah menarik perhatian dari Jesse, mempelai laki-laki. 

Raya yang memakai gaun oleh Oscar De La Renta juga berhasil menarik perhatian semua laki-laki yang hadir siang itu, termasuk Axel dari kejauhan. 

"bilang aja Xel." Jesse mengatakan secara tiba-tiba pada Axel yang sedang diam.

"Huh?" Axel berlagak tidak paham.

"Gah. You know who. Raya." Jesse memutarkan bola matanya mengejek. 

Axel mengerucutkan bibirnya, "apaan sih. Gue ngga ada apa-apa sama dia. Mending lo ngurusin diri lo sendiri. You can't stop smiling, you look dumb." 

"Shut up." Jesse memukul pelan punggung Axel sambil tertawa, "Yah at least I have her. Lo kapan?" 

╠.╣╠.╣╠.╣

Ucapan Jesse seperti radio rusak di kepala Axel. Tiap kali ia melihat ada seseorang yang mendekati Raya, dirinya menegang. Karena ini adalah afterparty acara pernikahan Gigi dan Jesse yang dilaksanakan di club, lebih banyak dan variatif orang yang menghadiri bila dibandingkan dengan resepsi yang lebih elegan dan eksklusif.

Get off. She's my woman. Matanya seperti berbicara pada setiap orang yang berani mendekati Raya. Sayangnya, terlalu banyak orang yang mendekatinya saat ini. 

"Axel, ya?" Gigi mendatangi Axel yang sedang duduk di bar dengan gelas di tangannya, "just mocktails?" Gigi mempertanyakan pilihan minuman Axel. 

"Iya, gue lagi ngurangi alkohol. Better option for my body," Axel mengangkat gelasnya dan menegak minumannya. 

"Ah. Good one. BTW, gue tau ini mungkin terlalu banyak permintaan. Tapi, lo boleh tolong keep an eye on Raya ngga? Gue mau cari Jesse dan sejujurnya gue ngga yakin biarin Raya sendiri itu pilihan yang baik." Gigi berkata pelan. 

"Of course, no worries." Axel menghabiskan minumannya dan mendekati Raya yang sedang duduk sendirian di sofa dengan tatapan aneh, seperti menahan tangisnya. 

"Ray? Hey. What's wrong?" Axel menepuk pelan pundak Raya.

Raya sedikit kaget dengan kehadiran Axel, akan tetapi alkohol yang diminumnya telah membuatnya kehilangan sedikit kesadaran diri. Axel menyadari hal tersebut dan menyodorkan air mineral untuk membuat Raya tersadar kembali. 

"Gigi is married. She's married. Temen gue udah jadi istri orang, Xel." Raya menitikkan air matanya. "Everyone's settling down. Dan gue?"

"You should take it easy, Ray. Lo masih muda. Masih banyak yang bisa lo lakuin di usia lo ini." Axel menyadari bahwa Raya sudah sober seluruhnya.

"Yeah. I know. Tapi temen gue kalau ngga lagi ngejar karir banget, pasti udah nikah. What about me? Gue gatau mau ngapain, Xel."

"Sejak gue kenal lo. Gue tau. Gue yakin, lo bisa jadi orang hebat Ray. Gaperlu jadi diplomat, ngga perlu jadi mama muda, ga perlu jadi influencer. You just have to be yourself, and you'll do fine, Ray."

Raya yang tadi menunduk mulai mendangakkan kepalanya dan menatap lekat mata Axel. Oof He never look this good. When does he starts looking this good? 

Tanpa disadari Raya memegang lembut muka Axel dan mendekatkan wajahnya.

"Ray...Jangan, gue ngga yakin bisa nahan diri." Axel mengalihkan pandangannya dan memfokuskan diri pada hal lain selain panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Can I have you for tonight?" Raya tersenyum dan mencium bibir Axel.

Axel kehilangan pemikiran rasionalnya dan menarik Raya lebih dalam ke dalam ciumannya. Sesaat mereka kehilangan napas dan menatap dalam satu sama lain.

"My room?" Axel berbisik pelan pada Raya.

"You rent a room?" Ucap Raya terkejut, "you sly fox. You knew this was going to happen didn't you?" 

"Ngga. Gue ngga mau nyetir malem-malem aja sih, jadi gue pesen kamar di hotel deket sini."

Raya tersenyum menggoda dan kembali menarik tengkuk Axel untuk menciumnya.

╠.╣╠.╣╠.╣

cklek

Axel mendorong pintu hotel dengan kasar sembari memegang bagian belakang kepala Raya. Ia menempelkan bibirnya pada bibir Raya sebelum ia menggigitnya pelan.

"Ouch." Ucap Raya tersengal, ia automatis menjauhkan kepalanya. 

Axel tersenyum bangga melihat bibir Raya yang bengkak dan berdarah. "Open your lips for me, baby."

Bulu kuduk Raya tegang mendengar panggilan dari Axel, tetapi ia sejujurnya tidak masalah dan sedikit menyukainya. Raya membalasnya dengan cengiran menggoda. 

Uh Oh. Axel tidak menyukai seringaian Raya, ia membalasnya dengan membungkam bibir Raya dengan bibirnya dan lidahnya menelisik masuk ke dalam mulut Raya. 

Tidak ingin kalah, Raya juga memainkan dengan lihai lidahnya. Panas. 

Sekujur tubuh Raya mulai panas, darahnya berdesir ke arah satu tempat, sama halnya dengan Axel yang terlihat dari pipinya yang memerah.

"Take it off." Bisik Raya secara menggoda kepada Axel.

Fuck it. 

Axel menarik kasar resleting gaun Raya dan membukanya dengan sembarang, memperlihatkan tubuh putih Raya yang tinggal dibaluti bralette hitam dan bawahan yang senada. Dirinya tersenyum melihat Raya didepannya, "black happens to be my favorite color." Axel mencium leher jenjang Raya dan mulai menjamah dadanya. 

Raya merasa tidak adil, di saat dirinya tinggal dalaman, Axel masih lengkap dengan celana dan kemejanya. Raya pun melepaskan diri dari kungkungannya dan mendorong Axel ke kasur. 

"Stay still."  Axel mematuhi.

Raya tidak melepaskan pandangannya dari mata Axel yang membulat sempurna. Ia mulai dengan melepaskan satu demi satu kancing kemeja Axel, mengekspos tubuh sempurnanya hasil menetap di gimnasium selama 5 hari dalam seminggu. Raya diam sebentar menganggumi karya di depannya sebelum melanjutkan dengan melepas seluruh celana Axel.

"Sekarang kan adil?" Raya menyengir. 

Seketika pandangan Axel menggelap, dirinya sudah benar-benar ditutupi dengan nafsu. Axel berdiri dan memegang lembut pundak Raya sebelum menjatuhkannya ke kasur dan melanjutkan apa yang ia lakukan tadi. 

Posisi Raya yang berada di bawahnya membuat Axel tersenyum puas, "you look good in this point of view, writhing under my weight." 

Axel berkata sebelum ia menindih Raya yang melenguh dengan kencang. 


Author's Note:

I REALLY DO HOPE yang baca beneran 18+...PLS....adik adik....stay out....

See, I told you. Cerita ini akan lebih HOT. Mungkin emg kga yang waduh straight p**n (gamau please??) cukup sampai sini yang setidaknya bisa menunjukkan their relationship hihihih.

ditunggu chapter selanjutnya yeahh, makasih all.

XOXO



 


To: My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang