"Hanya Allah yang tau"🤍
Ibu Kirana terbangun dari tidurnya dengan panik.
"Astaghfirullah ayah kamu belum datang-datang juga caa".
"Iyaa tante,aca dan bunda takut banget ayah kenapa-napa" Jawab aca di seberang sana.
"Bentar kalau gitu tante suruh Devan dulu ke rumah kamu soalnya Devan nggak tau kantor papa kamu kalau iya mau langsung ke sana"Karena ibu Kirana yang berbicara dengan nada yang cukup keras akhirnya pria yang tengah tertidur disampingnya pun terbangun.
"Hmm kenapa ma, kok kayak panik gitu" ucap pak Danu dengan suara khas orang bangun tidur.
"Pah, pak wirawan katanya belum datang-datang dari kantornya tadi sih katanya memang mau lembur tapi yang jadi masalahnya handphone nya nggak aktif pah" ucap ibu Kirana juga ikutan panik. Seketika rasa kantuk nya hilang digantikan dengan panik."kok bisa handphone nya nggak aktif" ucap pak Danu dengan heran.
"Makanya itu pah, aca dan bundanya panik. Soalnya dari tadi mereka udah berusaha nelpon pak wirawan tapi nggak di angkat-angkat mereka takut pak wirawan kenapa-napa" ucap ibu Kirana menjelaskan.Pak Danu kini telah bangun dari tidurnya ia kemudian menenangkan istrinya yang panik tersebut.
"Apa kita ke rumah ibu Melinda aja pa" tawar ibu Kirana.
"Jangan nggak usah, bentar papa panggil Devan dulu biar Devan yang kesana lagian ini udah larut malam juga". Ucap pak Danu yang di angguki ibu Kirana."Hallo aca,kamu tenang dulu yaa ini papanya Devan lagi panggil Devan biar Devan kesana atau kalau perlu kami semua kesana"
Ucap ibu Kirana kembali berbicara kepada aca di sambungan telpon.
"Eh nggak usah Kirana, kami nggak enak kalau ngerepotin kalian semua, mungkin biar Devan aja yang kesini kasian kamunya juga udah larut malam juga". Bukan aca yang menjawab melainkan bundanya. Kebetulan aca speakers handphone nya. Jawab ibu Melinda di seberang sana.
"Yaudah Melinda, kamu yang sabar yaa semoga pak wirawan segera ada kabar bentar lagi Devan otw ke sana" ucap Kirana.
Ibu Kirana pun turut keluar dari kamar sambil memanggil manggil nama si anak.
"Devan,Devan" ucap ibu Kirana sedikit berteriak.
"Iya ma" ucap Devan sambil terburu-buru menuruni tangga.
"Mama minta tolong banget sama kamu sayang bantu aca dan keluarganya cari pak wirawan soalnya ini udah larut malam tapi pak wirawan belum pulang-pulang juga di tambah handphone nya nggak aktif.
"Iyaa mah,kalau gitu Devan pamit dulu yaa, mama tenang dulu pah jagain mama Devan pamit dulu assalamualaikum" ucap Devan yang diangguki papanya.
Ibu Kirana memang orang yang gampang panik,itu sebabnya Devan menyuruh papanya untuk menjaga mamanya sebenarnya tanpa di suruh pun pasti akan ia jaga.
.
.
.Setelah menempuh perjalanan beberapa menit Devan akhirnya sampai di didepan rumah aca, terdengar suara bel dari luar dan aca pun serta bundanya bergegas untuk keluar rumah.
"Devan" ucap bunda aca
"Tante, assalamualaikum" ucap Devan.Dari matanya dapat dilihat bahwa bunda aca telah menangis.
"Waalaikumsalam".
"Gimana tante udah ada kabar tentang om wirawan" ucap Devan di jawab gelengan kepala oleh kedua wanita tersebut.
"Kalau boleh tau pak wirawan kerja di mana Tante"
"Dia kerjanya di perusahaan pelitajaya (nama samaran)"
"Ok, Tante tunggu sini biar Devan cari ke sana" ucap Devan.
"Aca mau ikut" ucap aca
"Bunn pliss aca mau ikut cari ayah, aca nggak bisa tenang Bun" bunca aca kemudian mengiyakan saat ini yang ada dipikiran aca hanyalah sang ayah yang tidak ada kabar.
"Iya sudah kamu ganti baju dulu"
"Iya bun" aca pun berlari memasuki rumahnya dan bersiap-siap secepat mungkin.Setelah dirasa udah siap aca kemudian berlari kembali menuju depan rumahnya.
"Aca pergi dulu yaa bunda, bunda disini yang tenang pokoknya jangan sampai Aksa tau dulu kabar ini sampai ada kabar dari ayah" ucap aca yang di angguki bundanya.
"Kalau gitu kami pamit dulu tante"
"Kalian hati-hati yaa"
"Iyaa pokoknya tante di sini doa aja semoga om wirawan nggak kenapa-napa.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Bunda aca tidak bisa ikut karena Aksa yang sudah tertidur dan tak mungkin pula jika di tinggal sendiri.
.
.Aca yang baru menyadari bahwa ia akan pergi berdua hanya bersama Devan tampak bingung, panik dan canggung pokoknya semua bercampur jadi satu. Saking paniknya, sedari tadi ia hanya fokus kepada sang ayah dan kini ia tampak canggung untuk naik ke mobil Devan.
"Ayo caa, naik" ucap Devan kemudian memasuki mobil.
Sebelum naik ke mobil aca berdoa terlebih dahulu.
"Ya Allah maafin aca, aca terpaksa yaallah nggak ada pilihan lain" ucap aca kemudian memasuki mobil.Yaa ini pertama kalinya aca pergi berdua dengan yang bukan mahramnya, tapi semua bukan tanpa sebab dikarenakan situasi sudah larut malam dan tak mungkin ia akan pergi sendiri.
#DAY19|Salmasr13

KAMU SEDANG MEMBACA
For A Title (END)
General FictionProses Penerbitan!!🙌 Pendidikan adalah harta berharga yang takkan di rampas siapapun, semakin tinggi pendidikan semakin luas perspektif yang dimiliki. Aca, gadis 19 tahun yang sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu universitas di Bandung...