"Saat kita melewati proses perjuangan, kita akan memahami arti sebenarnya dari nilai kerja keras dan ketabahan."💗
Kini aca tengah latihan membaca puisi nya dengan Kayla sebagai penonton. kata perkata aca keluar dari i bibir gadis itu tak lupa dengan ekspresi wajahnya yang selalu mengiringi. Hingga selesai pembacaan puisi dari aca terdengar sorakan tepuk tangan dari Kayla.
"Masyaallah, sahabat aku pintar banget sih. Ekspresinya dapat banget lo ca insyaallah kamu pasti bisa" ucap kayla kagum kepada aca.
"Masyaallah, terimakasih banyak ya kayy".
"Iyaa sama-sama caa".
Mereka kini berada di kamar aca, di karenakan sore ini aca akan berangkat ke Jakarta jadilah Kayla menemaninya untuk packing. Apalagi kan ayahnya belum keluar dari rumah sakit otomotis tak ada sang bunda yang dapat membantu aca.
Aca tak membawa baju banyak dikarenakan hanya satu hari ia akan di sana."Yang ini bawa nggak yah" ucap aca sambil berfikir.
"Bawa aja caa,siapa tau penting"
"Okee kay"
"Al-Qur'an, tasbih,naskah puisi barang paling penting jangan lupa di bawa" ucap Kayla memperingatkan.
"Iyaa kay, oh iya sama ini nggak kalah penting harus aku bawa juga lumayan isi waktu ntar malem kalau lagi bosan" ucap aca mengambil salah satu koleksi bukunya. Ia tampak bersemangat untuk pergi kali ini berbeda dengan kemarin-kemarin, mungkin karena ayahnya udah izinin dan menyuruh nya untuk tak khawatir pada dirinya.
"Yaelah caa, yaudah bawa aja emang ya koleksi bukunya harus ada salah satu yang di bawah"
"Hehe iya dong kay".Setelah di rasa sudah siap aca kembali menutup tasnya. Ia tak membawa koper melainkan hanya tas sedang saja Karena hanya satu hari di sana.
"Ayah kamu gimana caa, udah sehat maaf yaa kemarin belum sempat kesana lagi" ucap Kayla tak enak.
"Alhamdulillah ayah aku udah mulai membaik kay,nggak papa kok"
"Oh iya caa, maaf aku mau nanya ayah kamu kenapa sih bisa kayak gitu kecelakaan tunggal apa gimana" tanya Kayla penasaran.
"Ayah aku bukan kecelakaan tunggal kay, melainkan sengaja di celakakan" jawab aca.
"Astaghfirullah,kok bisa" dan mengalir lah cerita dari aca. Ia menceritakan kronologi sampai pada penangkapan pelaku."Astaghfirullah, kok ada ya orang yang tega lakuin itu" ucap Kayla yang terheran-heran.
"Iya kay, aku juga bingung. Intinya kalau dari kita nya harus baik kepada semua orang" nasehat aca yang di angguki Kayla.
.
.
.Aca kini telah bersiap dengan balutan gamis berwarna hitam yang dipadukan dengan jilbab navi. Tadi siang ia telah kerumah sakit bersama dengan kayla untuk kembali meminta restu kepada orang tuanya dan yaa tentunya orang tua nya mengizinkannya dan hari ini ia tengah menunggu mobil datang untuk menjemput nya di temani dengan Kayla.
Tak berselang lama terdengar suara orang memencet bel rumahnya, Bu Ratna dan pak Yanto telah tiba di rumahnya dengan satu orang lain yang sebagai supir.
"Silahkan masuk dulu pak,bu" ucap aca mempersilahkan.
"Iya caa".
"Barang kamu udah siap caa?" Tanya Bu Ratna kenapa aca.
"Iya Bu, barang udah siap".
"Alhamdulillah, kalau gitu kita berangkat sekarang aja biar nggak kemaleman" ucap pak Yanto.
"Oh iya orang tua kamu kemana caa, kok nggak kelihatan" tanya Bu Ratna yang sedikit penasaran.
"Orang tua saya sedang di rumah sakit pak,Bu, ayah saya lagi di rawat di rumah sakit"
"Innalilahi, semoga ayah kamu cepat sembuh ya caa" ucap pak Yanto mendoakan yang tentunya di aamiinkan oleh ketiga perempuan yang berada di situ."Iyaa makasih banyak pak atas doanya"
"Iya sama-sama, kalau begitu ayo kita berangkat" mereka pun kini tengah berdoa bersama terlebih dahulu yang dipimpin oleh pak Yanto agar mereka selamat sampai tujuan. Setelah berdoa mereka kini bersiap-siap untuk berangkat."Kayy, aku pamit yaa nanti kunci rumah kamu bawah aca ke rumah sakit, sekali lagi maaf yaa kay udah repotin kamu dan terimakasih banyak atas bantuannya" ucap aca sebelum menaiki mobil.
"Santai aja kali caa, kayak sama siapa aja, nanti kuncinya aku antar ke rumah sakit sekalian jenguk ayah kamu, kamu hati-hati yaa. Pak, Bu, hati-hati yaa semoga kalian selamat sampai tujuan" ucap kaylaa.
"Iya Kayla, terimakasih banyak atas doanya" jawab ibu Ratna.
"Semangat yaa caa kamu pasti bisaa,tunggu aku di sana insyaallah besok aku ke sana" ucap Kayla menyemangati.
"Iyaa kay, kalau begitu kami pamit dulu yaa assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"Setelah itu mobil yang ditumpangi oleh aca melaju ke kota Jakarta. Yaa lomba yang di ikuti oleh aca ini memang lomba antar kampus dan Alhamdulillah dia terpilih menjadi perwakilan kampus nya tentunya dengan seleksi. Perjalanan ke sana memakan waktu kurang lebih 2 jam setengah dikarenakan macet.
Setelah sampai di salah satu hotel mereka langsung bergegas untuk mengemas barang mereka. Aca akan tidur bersama ibu Ratna dan pak Yanto bersama sang sopir.
Malam harinya aca tampak kembali latihan tentunya dengan ibu Ratna yang menonton. Aca sebenarnya sudah hapal naskahnya namun ia tetap akan melihat nya sesekali.
"Udah bagus caa cara pembacaan puisi kamu, insyaallah besok kamu pasti bisa".
"Terimakasih banyak ibu"
"Iya sama-sama, yuk tidur"
"Iya Buu"
.
.Aca terbangun dari tidurnya pukul 3 subuh, ia segera mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat tahajud. Cahaya remang-remang yang menemani tahajud aca kali ini di karenakan bu Ratna masih tertidur. Di sholat nya aca meminta kelancaran untuk segala niat baiknya besok, ia tampak sangat khusyuk menjalankan sholat nya. Semoga saja besok hari dia mampu untuk menampilkan yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
For A Title (END)
Ficción GeneralProses Penerbitan!!🙌 Pendidikan adalah harta berharga yang takkan di rampas siapapun, semakin tinggi pendidikan semakin luas perspektif yang dimiliki. Aca, gadis 19 tahun yang sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu universitas di Bandung...