3."Kanvas Kosong "

21 2 0
                                    

Suatu hari, dimana angin berhembus kencang menerbangkan daun daun yang berguguran dari pohon.

Dengan burung-burung yang berkicauan sambil mengepakkan sayap nya di atas langit.

Ditemani oleh pemandangan awan putih, dan sinar matahari yang bersinar cukup terik. Menembus ke sepasang jendela melalui sela sela gorden. Ke sebuah ruangan.

Dari sela sela gorden tersebut, sebuah cahaya menembus kaca lalu mengenai
Wajah seorang pemuda manis yang sedang tidur dengan lelap.

Dikarenakan, cahaya tersebut mengenai mukanya. Pemuda yang merasa terganggu itu pun membuka matanya lalu bangun dari tempat tidur nya.

Diusapnya mata nya sambil mencoba untuk menghilang kan kantuk yang masih ada. Setelah, sadar dari kantuk.

Pemuda tersebut pun berdiri, sambil meregangkan tangannya untuk menghilangkan rasa pegal.

Pemuda dengan rambut coklat gelap seperti ranting pohon yang lapuk .

Dengan kulit khasnya yang berwarna coklat seperti sawo matang.

dan manik manik mata berwarna hitam bagai langit malam yang bertabur bintang bintang.

Bernama "Dirgantara Mahawira Pangestu".seorang murid sekolah SMP kelas dua ,yang memiliki bakat dalam bidang seni dan cukup berprestasi untuk anak seumuran nya.

Dirga, juga adalah saudara angkat ke-3. Dari 9 saudara angkat yang lain. Mereka diadopsi oleh seorang pengusaha ceo, yang memiliki status
" pernah menikah ".

Ya, sejujurnya ceo itu pernah menikah.

Tapi karena suatu kejadian, istri dari ceo itu meninggal dunia dengan satu anak dikandunganya.

Sebab hal itu,pria itu merasa terpuruk.  saking terpuruk nya pria tersebut. Ia pun mengadopsi 10 anak angkat dari sebuah panti asuhan, bahkan jalanan.

Disaat Dirga itu sendiri diadopsi, dia cukup senang. Karena mendapatkan keluarga yang baik dan tulus mencintai nya.

Namun, karena suatu hal yang terjadi di antara keluarga nya. Dirga menjadi terlupakan dan semakin jauh dengan keluarga nya.

Sejak, kedatangan seorang gadis di dalam keluarga nya. Kehidupan nya mulai berbanding terbalik.

Tapi, dirga tidak masalah dan tidak peduli. Karena dia sudah sering seperti itu. Dia juga sudah cukup berpengalaman dengan urusan yang dia alami sekarang.

Dikarenakan waktu kecil dia sudah di didik dengan keras, dan juga baik. Oleh keluarga kandung nya.

Ditambah juga, dengan melihat orang lain yang senang dia pun sudah cukup senang. Akan hal itu.

Meskipun, dia telah kehilangan pendengaran nya karena art disease. Tapi, dia tetap bersyukur.

Karena dia tahu takdir Tuhan adalah yang terbaik. Meskipun dia tuli, tapi dia memakai alat pendengar.

Namun, dia sama sekali tidak pernah memberi tahu yang lain. Karena dia tidak mau membebani yang lain.

Setelah banyak kebaikan yang Dirga lakukan kepada teman dan keluarga nya, maupun orang sekitar.

Ini balasan mereka untuk nya. Yang benar saja, sangat tidak adil bukan?. Namun baginya itu biasa biasa saja.

Kalau begitu, kita lihat kembali keadaan Dirga.

Di pagi hari, dimana suasana sangat sepi. Dirga mulai melakukan pekerjaan rumah seperti, menyapu, mengepel, dll.

Sebelum melaksanakan kegiatan nya tersebut. Dia mengenakan seragamnya terlebih dahulu, disaat mengaitkan kancing baju.

Seni, Karya, Dan Cinta (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang