010; TANDING & OLIMP

25 0 0
                                        


Di Lapangan Volley semua sudah ramai menyoraki masing-masing team dari sekolahnya, begitupun anak anak Mandala.

Sekarang mereka sudah di set ke-3, keringat membanjiri tubuh mereka. Walaupun udah lelah, mereka tetap bersemangat melanjutkan pertandingan nya.

Sean mengode dengan tangannya kepada Nebula dan Shaka, mereka berdua ngangguk.

Bola melambung tinggi dari lawan, Calvin langsung menjaga bola nya terlambung lagi.

"Nice receive!"

Nebula memulai untuk mengumpan kearah Shaka. Di team lawan sudah ada 3 blocker yang menjaga. Karna serasa ga memungkinkan Shaka untuk bisa melewati tiga blocker itu ia mengurungkan niatnya untuk mengumpan ke Shaka, Nebula menggunakan Setter dumps untuk mengelabui blocker team lawan.

Poin pun bertambah untuk Mandala.

Match poin untuk Mandala 24-22, mereka semua berlari, mengumpan, sekuat tenaga yang tersisa.

Terakhir smash unggulan Mandala dari Shaka, tidak dapat dicegah oleh lawan.

Mereka semua tersenyum sembari mengatur nafasnya masing-masing.

"WOOOOO MANDALA MENDAPATKAN POIN TERAKHIR! Mandala bisa melanjutkan ke babak selanjut-....."

Suara nyaring dari speaker di tribun terbesar berdenging tanda ada pengumuman mendadak.

"Olimpiade Matematika 2024 peserta Asegaf Januartha yang berasal dari SMA Mandala diketahui telah curang dalam Olimpiade. Maka dengan ini, peserta Asegaf Januartha didiskualifikasi."

Anak-anak Mandala yang masih mengatur nafasnya benar-benar kaget mendengar pengumuman dari Olimpiade.

Asegaf mereka... Curang?? Ga mungkin, Asegaf mana mungkin curang.

Semuanya langsung berlari keluar lapangan setelah salam salaman sama team lawan.

Sean meminum dengan rakus sembari meremas handuk yang ada di tangannya.

"Fitnah anjing mana itu?" Sean memecah keheningan diantara mereka. "Dibayar berapa mereka bangsat sampe ngefitnah Segaf anjing!"

Tak ada yang berani mengeluarkan suara, Sean kalau udah marah benar-benar seram mereka ga berani. Bahkan Ian dan Kevan pun.

Yara menyenggol Nebula, supaya ia bisa menenangkan bapaknya itu.

Nebula takut sih tapi dia mencoba untuk mendekati Sean, "papa-..."

"Jangan ajak Papa ngomong sekarang Bul, gua lagi gabisa kontrol diri. Nanti di tongkrongan kita juga ada yang mau dibahas buat kamu Bul, sama lo Shaka." Kata Sean sambil menunjuk Shaka, setelah itu dia pergi ntah kemana.

"Kalian?? Ada masalah juga?" Tanya Yara, Nebula sama Shaka menggeleng.

"Udah kita keluar dulu yuk, udah gaenak juga pandangan orang orang ke kita." Ucap Naula yang baru turun dari kursi penonton.

Mereka pun keluar dari sana. Menuju ke taman belakang.

Tapi di tengah perjalanan Nebula tiba-tiba lemas, untung Ian sigap menangkap tubuh Nebula.

"Bul? Pusing?" Tanya Ian, Nebula mengangguk. "Ke ruang kesehatan ya? Kakak anter ayo."

Shaka menepuk pundak Ian, "biar gua sama Lana bang. Lo selesain dulu sama Bang Sean, gua takut dia ga ngontrol omongan nya ke Segaf."

"Udah Yan, biar mereka berdua aja. Sean gabisa ditinggal gitu aja, Bula aman sama mereka, oke? Ntar gua panggilin dia juga buat jaga Bula." Ucap Kevan, mau gamau Ian pun nurut sama Kevan.

MANDALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang