BAB 11. MENGAWASI

544 73 6
                                    

Happy reading! ^^

.

.

.

HALLO2 ... HARI INI TERAKHIR PO RED STRING YA.

BESOK LINK PONYA SAYA TUTUP YES. ^^

YANG MAU IKUTAN PO, BISA MERAPAT. YANG MAU BELI DILUAR PO JUGA BOLEH, HARGANYA HANYA BEDA 10RB.

- Pengiriman pdf tgl 30 Juni 2024

- Harga khusus PO 50 ribu

- Jumlah words lebih dari 100 K words

- Jumlah BAB lebih dari 60 BAB

- Link Pemesanan ada di profile saya.

Terima kasih. ^^

.

.

.

Dilarang menyalin, menjiplak, mempublikasikan sebagian atau keseluruhan cerita tanpa izin penulis!

.

.

.

Saat Feng Shi terjaga, suasana di sekelilingnya masih gelap. Mengabaikan rasa sakit dan perih pada bagian kewanitaannya, Feng Shi berusaha untuk bangun dari ranjang. Napasnya memburu, wanita itu terlihat tegang sekaligus senang tidak mendapati Honghui di sana.

Dari arah luar, dia mendengar suara pria berbicara. Feng Shi menyambar pakaian yang teronggok di atas lantai. Itu pakaian Honghui. Dengan cepat dia memakainya, lalu menggelung rambut di atas kepala. Melirik jendela yang sedikit terbuka, wanita itu keluar dari sana dan menemukan jalan untuk melarikan diri.

Sebenarnya Honghui dan Ji Tai tahu saat wanita di dalam kamar itu melarikan diri. Mengerjap, Ji Tai menatap ke arah pintu kamar yang tertutup sebelum mengembalikan perhatiannya kepada sang tuan. "Tuan, apa Anda tidak mau menangkapnya?"

Honghui sudah berganti pakaian dan sengaja meninggalkan pakaiannya di atas lantai untuk digunakan oleh Feng Shi. Pria itu menggelengkan kepala. Ekspresinya tersembunyi di balik topeng perak yang sudah dia kenakan kembali. "Sebarkan berita mengenai pembunuh itu. Aku ingin pemimpin kota gelisah karena masalah ini."

Menganggukkan kepala, Ji Tai segera pergi untuk melaksanakan perintah tuannya sementara Honghui pergi ke ruangan lain, menunggu kedatangan pemilik rumah.

Setelah berita mengenai wanita pembunuh itu tersebar, kondisi kediaman pemimpin kota menjadi ricuh. Para tamu yang bermalam di sana bersama wanita penghibur langsung berkumpul di aula depan dengan penampilan memalukan.

Puluhan wanita penghibur bersujud, jelas tidak dalam penampilan terbaik mereka sementara Mei Hwa yang sudah tersadar ikut berkumpul bersama wanita lain dan terlihat linglung.

Pemimpin kota datang dengan tergesa. Wajahnya terlihat sangat pucat. Pria berusia lima puluh tahunan itu langsung duduk di kursi lalu menuangkan teh hangat untuk dirinya sendiri. Melihat lengan kiri Adipati Fu diperban kain kasa, keringat dingin langsung keluar dari pelipis dan punggungnya. Akan menjadi masalah untuknya jika Adipati Fu mempermasalahkan hal ini.

Honghui meletakkan cangkir tehnya ke atas meja. "Pemimpin Kota, aku tidak menduga akan berhadapan dengan wanita pembunuh di kediamanmu." Suara tenang Adipati Fu menambah ketakutan dalam benak pemimpin kota. "Menjebakku dengan kecantikan dewi ...." Saat bicara, mata tajam Honghui ditujukan kepada pemimpin kota. "Rencana sempurna, tapi sayang kemampuan wanita pembunuh itu masih jauh di bawahku. Namun ...." Honghui menjeda ucapannya. "Dia tidak mungkin bisa melarikan hidup-hidup jika bergerak seorang diri."

BUKU SATU - Red String of Fate (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang