BAB 12. MEMESONA

1.4K 74 8
                                    

Happy reading! ^^

.

.

.

Link PO sudah saya tutup ya. Untuk yang sudah pesan pdf, mohon ditunggu. 

Terima kasih untuk dukungan kalian selama ini. ^^

.

.

.

Dilarang menyalin, menjiplak, mempublikasikan sebagian atau keseluruhan cerita tanpa izin penulis!

.

.

.

Hanya ada keheningan panjang menggantung selama perjalanan. Feng Shi terlalu lelah untuk berdebat dengan Honghui saat ini. Memejamkan mata, otak wanita itu berputar, memikirkan cara-cara keji untuk menghabisi mantan suaminya.

Tanpa ia sadari, senyum licik terkembang di mulutnya. Honghui yang menyadari hal itu pun menatap lekat Feng Shi dengan satu alis diangkat naik. Perjalanan mereka cukup mulus, setelah istirahat di perbatasan Kota Jiaju, rombongan Xiao Tong melanjutkan perjalanan ke Kuil Utara dan tidak ada satu orang pun dari rombongannya yang berani bertanya kenapa nona mudanya tidak ikut serta bersama mereka?

"Mengenal sifatmu, aku merasa kau tengah menyusun strategi untuk melenyapkanku."

Seketika kedua mata Feng Shi terbuka lebar. Ekspresi wanita itu terlihat masam saat pandangannya bersirobok dengan Honghui. Pria itu bersidekap, matanya tertuju kepada Feng Shi, penuh penilaian.

Mengerutkan bibir dengan ekspresi kesal, Feng Shi memilih membuka tirai jendela lalu melipat kedua tangannya di sana. Wanita itu meletakkan kepala di atas punggung tangan, tersenyum lembut merasakan sapuan udara dingin di wajahnya.

"Tutup!" Ucapan Honghui yang bernada perintah tidak berhasil membuat Feng Shi menuruti ucapannya. Wanita itu masih mempertahankan posisinya lalu mengernyit, mendapati rute yang mereka ambil menjauh dari Kota Weiyang.

Membuka lebar tirai jendela, Feng Shi menegakkan tubuhnya. Diliriknya Honghui dengan ekspresi masam. "Sebenarnya Anda mau membawaku ke mana?" Feng Shi bertanya dengan nada penuh tuduhan. "Jelas sekali kalian tidak akan membawaku ke Weiyang."

Ekspresi tenang Honghui tidak berubah. Dari balik topeng peraknya dia menatap lekat Feng Shi. "Sebagai anak yang tidak pernah keluar dari kediaman perdana menteri selama belasan tahun, pengetahuanmu tentang wilayah sangat menakjubkan." Itu bukan pujian. "Siapa kau sebenarnya?"

Dengan lihai Feng Shi berhasil mengendalikan air muka tenangnya. Dia menutup tirai jendela lalu berhadapan langsung deng Honghui. "Jika aku bukan putri dari perdana menteri, lalu siapa aku?" Dia balik bertanya. Tidak ada tekanan dalam suaranya saat bicara. "Bukankah Anda menempatkan mata-mata di kediamanku? Seharusnya Anda sudah tahu siapa aku sebenarnya."

Anehnya, Honghui tidak menanggapi kemarahan Feng Shi. Pria itu masih terlihat tenang seolah tidak terganggu dengan nada sinis yang diucapkan oleh Feng Shi. Perjalanan itu memakan waktu hapir dua minggu.

Setelah perjalanan yang tiada ujung, akhirnya rombongan berhenti di sebuah kota kecil yang masuk ke dalam wilayah Kekaisaran Liang Bai Agung. Suasana kota kecil itu sangat hidup. Penduduknya makmur dengan bangunan-bangunan besar kokoh nan mewah berdiri, seolah ingin mengatakan kepada dunia mengenai kekayaan yang mereka miliki.

Feng Shi turun dari dalam kereta. Wanita itu berdiri, menatap bangunan berlantai dua di hadapannya. Honghui mengatakan kepadanya untuk membeli pakaian yang Feng Shi perlukan. Dia juga memberi izin kepada wanita itu untuk membeli perhiasan tanpa harus mengkhawatirkan jumlah uang yang akan dikeluarkan.

BUKU SATU - Red String of Fate (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang