𝑺𝒆𝒎𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏 - 𝑱𝒆𝒂𝒍𝒐𝒖𝒔

3.3K 238 7
                                    

Biru terbangun dengan kondisi tubuhnya yang teramat sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biru terbangun dengan kondisi tubuhnya yang teramat sakit. Rasa nyeri dan pegal bercampur menjadi satu.

"Arrgghh.. ini kenapa sakit semua?" keluh Biru.

Dia coba mengingat apa yang terjadi semalam, dalam ingatannya hanya sebatas pertemuannya dengan Gia, setelah itu seorang dokter dan perawat pria yang memeriksanya. Dia tidak menemukan ingatan apapun lagi setelah itu.

Sudah 3 hari dia merasakan sakit setiap kali bangun dari tidurnya. Awalnya Biru hanya mengira jika dirinya lelah, namun ketika kembali mengingat, dia tidak melakukan apapun yang membuatnya lelah.

"Aww.." Biru kembali memekik sakit saat dia coba turunkan kakinya dari brankar dan mencobanya untuk berjalan.

Bersamaan dengan Biru yang hampir jatuh, Gia dan suster Nita masuk ke ruangan Biru.

"Eh.. eh.. Biru kenapa?" Gia spontan menahan tubuh Biru yang hampir terjatuh.

"Sus Nita bantu saya naikin Biru ke brankar lagi ya.." pinta Gia.

"Baik dok.."

Gia dan suster Nita sedikit kesulitan karena Biru memiliki tubuh yang tinggi besar layaknya seorang atlet profesional dengan lengan yang memamerkan otot-ototnya.

"Dokter Gia.. kenapa rasanya lemas sekali ya? Harus menunggu beberapa saat setelah bangun tidur baru bisa merasa normal dan tidak lemas lagi." tanya Biru yang diakhiri dengan penjelasan mengenai rasa sakitnya.

"Kamu baru kali ini merasa seperti itu atau memang biasanya seperti itu?" tanya Gia.

"Aku baru merasa sejak tiga hari terakhir dokter Gia.." jawab Biru.

"Setelah kamu koma berarti tidak pernah merasa seperti itu?" Gia kembali memastikan dan hanya di jawab oleh Biru dengan gelengan kepala.

Sebenarnya Gia ingin sekali membahasnya lebih jauh, sekaligus mencari tahu penyebabnya, namun ada suster Nita disana, Gia putuskan untuk mengakhiri obrolannya dan fokus dengan tujuan utamanya untuk melakukan beberapa pemeriksaan pada Biru.

🕐🕐🕐

Saat jam makan siang, entah kenapa Gia justru sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia kembali berpikir tentang apa yang Biru rasakan, apalagi tadi pagi dia melihatnya sendiri.

"Apa semua ada kaitannya dengan yang Biru ceritakan semalam ya? Dia masuk kesini karena dijebak. Padahal pasien yang dirujuk ke rumah sakit jiwa juga nggak sembarangan, semua ada proses pemeriksaannya. Banyak tahapan pemeriksaan yang harus dijalani sebelum pasien itu dinyatakan harus dirawat. Beberapa kali aku melakukan wawancara psikiatri dan pemeriksaan fisik juga semuanya hasilnya baik. Aku rasa ada yang nggak beres dengan rumah sakit ini. Itu berarti semua orang yang menjemput Biru tahu kebenarannya bahwa Biru tidak gila. Tapi kenapa Biru sangat berhati-hati? Padahal dia bisa leluasa keluar dari sini, bukannya dia bisa kabur? Ck.. kenapa jadi rumit sih?" banyak sekali pertanyaan yang menghantui pikiran Gia. Dia coba mengaitkan segala kemungkinan termasuk dengan apa yang Biru ceritakan padanya.

𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑩𝒊𝒓𝒖 [𝑻𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang