cake

8 2 0
                                    

Di toko kue

Reelind yang berada di toko tersebut memilih bahan-bahan kue satu persatu ya... itulah kerjanya saat ini.

"yaelah katanya ngumpul di toko ini yang lain pada ke mana coba..."ujar reelindmengeluh

"Lo bisa nggak sih... nggak usah bawel..telinga Gue pengep  tahu nggak...denger lu ngomong nggak jelas gitu..!!" balas Rayan

Reelind memandang Rayan dengan wajah cemberut jelas saja hanya ia yang berada di tempat tersebut yang bisa diandalkan untuk mencari bahan-bahan kue

"Asal lo tahu ya kalau lo nggak maksain kita kerja kelompok di rumah lo nggak bakalan gini kejadiannya.... Jadi susah tau enggak..."balas ree

"Oh apa jangan-jangan lu bawa Audi ke rumah lo biar lo berdua-duaan terus yang lain pada sibuk ngerjain tugas gitu..."lanjut ree

Rayan memandang reelind dengan tetapan yang bisa dipungkiri. "iyah... mau ikut..?? nggak ah ntar lu jadi pengganggu lagi... kalau mau sih nggak apa-apa.."

"Ih..." Ujar Raline kesel sambil mengepal tangannya dan berusaha sabar.  Tiba-tiba seorang karyawan di toko tersebut tidak sengaja mendorong rak tepung dan beberapa bahan lainnya berjatuhan di arah Rayan

"Aduh aduh..." Ringis Rayan

"Arka.."

Reelind membantu Rayyan dari tumpukan bahan-bahan tersebut.  "Lo nggak apa-apa..??"

"Nggak papa kok.." ujar Rayan berusaha berdiri

Reelind menghampiri karyawan yang lalai tersebut. " please ya Mbak jangan sampai kejadian ini terulang lagi... kalau teman gue sampai kenapa-napa gimana..??Mbak mau tanggung jawab..??"

"Maaf mbak lain kali saya berhati-hati... pacarnya nggak apa-apa kan Mbak biar saya obati kalau emang ada yang luka..." ujar mbak-mbak toko kue

Reelind tercengang... Ya bingung mengapa semua orang menganggapnya seorang perempuan yang berhubungan dengan Rayan sky

"Pertama Rayan nggak luka dan gak perlu diobati...kedua Rayan bukan pacar gue  ya kali gue pacaran sama dia.."

"Sekali lagi maaf ya mbak..."ujar Mbak tersebut kemudian pergi

"Sumpah lo bener-bener cerewet tau nggak..!! emang kenapa sih lo harus marahin si karyawan itu...mbaknya kan jadi merasa bersalah..emang gue penting banget ya..??" ujar Rayan penasaran

"Emang lo nggak tahu ya...Lo  emang penting di hidup gue.."ujar reelind keceplosan

"Eh eh itu maksud gue... Lo kan masih satu kelompok sama gue jadi lo penting.." lanjut Raline ngeles

"Buat masa depan lo..??" tanya Rayan

"Iya lo juga penting..!!" ujar Ralin lagi-lagi  ceplas-ceplos kemudian memukul jidatnya. " eh maksud gue kalo lo mati sekarang berarti kita nggak jadi buatin video masak-masak dong... Lo mau nilai kosong..??"ujar ree ngeles

"Gue nggak percaya"

"Ya udah.." ujar ree gemetaran. "Terserah lo deh.." lanjutnya sambil mengamati Rayy  yang mengambil pewarna makanan yang berwarna merah

"Ya ampun Rayan kenapa ambil yang itu.."

"Emangnya kenapa..."

"Rugi tahu nggak.."

"Ya udah biar gue yang bayarin.."balas rayy

"Audi suka warna pink soalnya ini buat Audi... gue  udah janji kalau gue bakal bantuin dia buat cake hari ini..."

"Lo sukanya warna apa.." tanya Rayan

"Hitam...kayak hidup lo yang ini gelap..!!!"

Rayyan pun mengambil warna putih dan meletakkannya di troli belanja.  "ya udah... Lo pakai yang ini aja.."

Dimensi Alfa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang