SEKOLAH MENENGAH ATAS

3 0 0
                                    

Mohon  maaf teman-teman bila terdapat typo bertebaran.

###

Hingga hari dimana mereka sudah menginjakkan kaki di jenjang sekolah menengah keatas. Chris mendapatkan teman baru dan jadi jarang bisa berkumpul dengan Solas dan Lilith. 

Tetapi sesekali Chris melihat Solas masih bersama Lilith, Chris jadi lebih tenang meski dia tidak sering bermain dengan Solas sekarang. 

Beberapa bulan berlalu hingga waktu ujian akhir tiba. Sistem saat ujian di sekolah ini mengharuskan para muridnya untuk duduk sesuai nomor urut siswa. 

Pagi saat berangkat menuju sekolah, Chris bertemu dengan Solas. Selama berjalan, Chris dapat melihat bahwa wajah Solas nampak pucat pasi, Chris merasa sedikit khawatir.

Chris berhenti untuk bertanya, "hei Solas, apa kau sakit? Kau nampak pucat sekali".

Solas nampak tertegun sejenak kemudian tersenyum, "tidak, aku tidak sakit. Hanya pucat biasa dipagi hari, hawanya memang sedikit dingin" kemudian Solas kembali berjalan meninggalkan Chris.

Sesampainya di sekolah, Chris langsung duduk di bangkunya Solas pun juga sama. Beruntungnya, tempat duduk Solas tepat di depan Chris. 

Tak berselang lama, Lilit muncul dari samping Solas menyapa keduanya. Chris menyapa Lilith kembali namun tidak dengan Solas, dia tampak terkejut yang membuat wajah pucatnya jadi bertambah pucat.

"hei Solas, pacarmu menyapa apakah tidak akan kau balas sapaannya?" Chris mengingatkan.

Solas tersentak kemabali kemudian menatap Chris, dapat dia lihat pupil mata Solas bergetar. 

"iya nih, kenapa sayangku tidak balas sapaanku? Aku jadi sedih nih" Lilith tersenyum simpul menanggapi omongan Chris. 

Solas kemudian sambil bergetar mengangkat tangannya, "oh ya, hai Lilith" suaranya terdengar bergetar.

"oh ya Lilith, tempat dudukmu di mana? Kenapa kau malah kemari?" Chris bertanya pada Lilith.

"tentu saja karena tempat dudukku di sini" Lilith menjawab dengan wajah berseri sambil menunjuk bangku sebelah kiri Solas.

"kalian benar-benar jodoh, nomor urut siswanya saja berdekatan, kheh" Chris tersenyum miring.

Solas yang mendengar hal itu menggeleng cepat, "tidak.." gumam Solas, dan Chris dapat mendengarnya.

"kau tidak apa Solas? Kau kenapa?" Chris menyentuh pundak Solas membuat yang disentuh langsung menatapnya. "tidak, tidak apa, aku hanya takut dengan ujian yang akan dilaksanakan". Tanggapan dari Solas hanya dijawab anggukan oleh Chris.

Bel sekolah pun berbunyi menandakan ujian akan segera dimulai. Para murid segera menyiapkan pensil untuk mengerjakan ujian. 

Guru masu dengan tumpukan kertas dalam genggamannya kemudian membagikannya. Waktu ujian pun di mulai dengan tertib, para murid tampak sangat serius mengerjakan ujiannya, namun berbeda dengan Solas yang nampak gusar sambil memainkan pensilnya dengan menggesekannya ke belakang telinga. 

Chris tahu, itu adalah kebiasaan Solas ketika dia merasa gelisah.

Chris ingin menanyakan apa yang membuat Solas gelisah namun tidak berani bertanya. 

Hingga akhirnya kertas ujian milik Chris telah terisi semua, dia berdiri kemudian berjalan menuju meja guru untuk mengumpulkannya. 

Diikuti oleh beberapa anak lain termasuk Solas yang hendak melakukan hal yang sama. Chris ingin langsung kembali setelahnya namun terkejut dengan wajah pucat Solas dengan hidungnya yang mengeluarkan darah, Solas mimisan. 

Solas yang mengulurkan tangan hendak mengumpulkan kertas ujiannya langsung dicekal oleh Chris, Solas langsung menatap bertanya pada Chris. 

"hidungmu berdarah" ucap Chris sambil menunjuk hidungnya. 

Solas mengerutkan kening kemudian menyentuh bawah hidungnya, dapat Solas lihat ada bercak darah di sana. 

Chris menatap ekspresi Solas yang nampak aneh menurutnya, Solas menatap nanar tangannya dengan senyum miring.

"Chris, tolong kau antar Solas menuju ruang kesehatan, Solas apa kau masih bisa jika untuk berjalan?" guru yang megawasi ujian tadi mendekat. Hanya anggukan yang guru itu dapat dari Solas dan Chris.

"tunggu guru, biar saya saja yang mengantar Solas, lagipula saya sudah selesai mengerjakan ujian" Lilit segera berdiri mendekat sambil membawa kertas ujiannya.

"Tidak, badanmu terlalu kecil, kau tidak akan sanggup mengangkat Solas kalau saja dia tiba-tiba pingsan. Sudah cepat Chris, kasihan Solas" guru meminta Lilith untuk segera dudk kembali. Sedangkan Chris segera membawa Solas keluar kelas. 

Kala mereka melewati bangku Lilith, Chris sedikit mengeluarkan gurauannya, "hei Lilith, aku pinjam dulu pacarmu ya" kemudian tertawa sambil berjalan keluar kelas.

###

Jangan lupa vote dan komennya..

Terimakasih.

SOLAS: Pemuda Dalam Kesendirian (Judul Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang