RUANG KESEHATAN

7 0 0
                                    


Maaf teman-teman kalau terdapat banyak typo bertebaran..

###

Terdapat kesunyian selama perjalanan menuju ruang kesehatan. Awalnya koridor sekolah sangat sunyi hingga terdengar deru nafas memburu dari sebelahnya, itu Solas. 

Pupil matanya tampak bergetar dan terdapat air mata yang mengalir, tak hanya itu, tubuhnya juga bergetar hebat dan Solas nampak susah mengatur nafasnya. 

Solas terkena serangan panik. 

"hei Solas, sadarlah dan atur nafasmu" Chris berucap untuk menenangkan Solas. 

Chris tidak tahu apa yang membuat Solas terkena serangan panik. Tubuh Solas terjatuh meringkuk berharap dengan pose itu nafasnya kembali normal. 

Chris yang melihat posisi Solas semakin panik, bukannya membaik, nafasnya akan semakin sesak. 

Chris segera membenarkan posisi Solas dengan menyendenkan punggung Solas pada dinding. 

"ikuti aku, tarik nafas..buang.."--Chris menghembuskan nafas--"tarik lagi..hembukan lagi.." instruksi Chris berulang-ulang hingga nafas Solas kembali baik. 

Setelah memastikan keadaan Solas membaik, Chris segera bertanya, mengapa Solas terkena serangan panik, apa ada hal yang Solas pikirkan. 

Namun Solas tidak langsung menjawab, tatapannya tampak kosong. 

Menunggu jawaban yang tidak pasti, akhirnya Chris berdiri. Namun niatnya tertahan karena Solas tiba-tiba bersuara yang terdengar bergetar.

"tolong aku Chris, aku tidak ingin bersama Lilith lagi" mendengar itu, Chris mengernytikan dahinya. Tentu saja Chris bingung mengapa Solas berkata seperti itu sedangkan mereka sudah menjalin hubungan sejak mereka masih duduk dibangku sekolah menengah pertama.

"apa maksudmu? Kau benar-benar ingin pisah dengan Lilith?" Chris bertanya memastikan.

Solas mengangguk kemudian berkata, "aku sudah tidak tahan dengannya, dia menyiksaku tidak hanya fisik namun juga mentalku, kumohon tolong aku, Chris" sambil menangis.

Chris tidak percaya, "mana mungkin perempuan berbadan mungil seperti Lilith bisa menyiksamu? Aku bertaruh dia bahkan tidak pernah memegang benda kasar, lihatlah tangan halusnya itu".

"kau tidak mengerti, akh..ini sangat susah dijelaskan tapi bukan dia yang melakukannya secara langsung, aku juga sedang sakit, aku sudah tidak kuat" Solas memohon sambil menangkupkan kedua tangannya.

"ya kau memang sakit dan aku dapat melihatnya" Chris memasang wajah datar.

"bukan sakit ini yang ku maksud", Solas bersikukuh. "lalu sakit apa?" tanya Chris, Solas terdiam tidak mampu menjawab.

"sudahlah, sekarang kita ke ruang kesehatan", Chris mengangkat tubuh Solas karena kaki Solas sudah tidak bisa berjalan karena terlalu lemas. 

Keheningan mendera, tidak ada obrolan lagi yang menemani. Solas kembali menutup mata kala pening medera kembali. 

Sesampainya di ruang kesehatan, Chris mmbaringkan tubuh Solas di atas brankar. Chris yang ingin menemani Solas karena tidak ada perawat jaga segera diusir secara halus oleh Solas. 

Awalnya Chris tetap bersikeras ingin menemani namun Solas tak kalah keras kepalanya untuk menyuruh Chris kembali. 

Hingga akhirnya Chris keluar dengan perasaan kesal. Kemudian samar-samar Chris dapat mendengar isak kecil dari dalam ruangan. 

Chris tertegun sejenak kemudian memilih untuk tetap melanjutkan langkahnya.

###

Jangan lupa vote dan komennya..

Terimakasih.

SOLAS: Pemuda Dalam Kesendirian (Judul Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang