Part 7

422 33 0
                                    

"Nggaaaaakkkkk, Ferrel gak mau kakak Ferrel pacaran ma sahabat Ferrel, tar jadi aneh kak!!" Bocah satu ini tantrum lagi pas tau Lion nembak kakaknya.

"Dek, hati mah urusan masing-masing," kata Icel.

"Baru seminggu yang lalu Ferrel tau kak Eji kenal Lion, masa sekarang Lion ma kak Eji dah pacaran!" Protes Ferrel kayak anak kecil yang mainannya direbut.

"Belom juga gue iyain dah tantrum, kalo gue beneran iyain gimana lu!" Ledek Reggie nyengir.

"Ih kesel, au ah Ferrel ngambek ma kak Eji," kata Ferrel keluar kamar perawatan Reggie.

Ya seminggu yang lalu Ferrel baru tau kalau Lion dan Reggie saling kenal. Tadi siang saat disekolah Lion mengakui ke Ferrel kalau menyukai kakaknya, dan akan menembak kakaknya.

Sebenarnya Ferrel senang-senang aja, tapi dia yang bukan orang dengan banyak teman takut kehilangan salah satu saat harus memilih antara sahabat dan kakaknya.

Terlebih jarak usia Lion dan Reggie yang jauh. Apa mungkin mereka bisa, Ferrel gak mau ada orang terdekatnya yang tersakiti. Ini yang mau pacaran siapa yang galau siapa.

"Lu beneran di tembak temennya adek Ji?" Tanya Icel. Reggie hanya mengangguk.

"Tapi gue belom jawab, gue bilang gue baru selesai operasi, masih mau fokus penyembuhan dulu aja," kata Reggie.

"Sayang, dah makan?" Tanya sang mama yang masuk bersama Anin membawa makan siang dari rumah.

"Adek mana?" Tanya Anin yang saat pulang tadi masih ada Ferrel disini.

"Keluar tadi," jawab Icel berpindah dari sebelah Reggie ke sofa panjang.

"Eh sayang kalian udah sempet ke makam bunda? Mama sampe lupa ngingetin," kata mama Chika sambil menyiapkan makan buat ke empat anaknya.

"Udah ma, sama adek juga kemarin sebelom Reggie operasi," jawab Anin yang sedang membantu mama Chika.

"Ma, aku boleh bantuin mama di cafe gak?" Tanya Icel mengelus perutnya.

"Kuat sayang?" Tanya mamanya duduk disebelah Icel.

"Kuat ma," kata Icel senyum. Chika hanya mengangguk menyetujui niat Icel.

"Ma Anin balik minggu depan ya, tadi udah sempet bilang ayah," kata Anin menyuapi Reggie makan.

"Iya sayang, hati-hati ya, sekali kali tantenya suruh kesini," kata mama Chika menyuapi Icel.

"Anak ayah apa kabar?" Tanya Tian masuk kedalam ruangan bersama si bungsu yang masih cemberut.

"Baik yah," jawab ketiga gadisnya bersamaan.

"Itu kenapa anak mama cemberut?" Tanya Chika menyuruh Ferrel duduk disebelahnya. Ferrel segera duduk di sebelahnya.

"Udah ma, biarin aja, makan dulu dek," kata Tian yang menggantikan Anin menyuapi Reggie agar Anin bisa makan.

Ferrel masih cemberut gak mau makan. Akhirnya Anin dan Ferrel makan berdua sambil Anin menyuapi si bungsu.

"Yah, oma mau kesini nanti sore, tapi mama harus balik ke cafe dulu," kata Chika.

"Iya gak papa, malem ini ayah aja yang nemenin Eji," kata Ayah Tian.

"Ferrel juga," jawab si bungsu cepat.

"Gak usah, pulang aja," kata Reggie mengkode ayahnya biar Ferrel pulang.

"Pulang aja dek, kasian dirumah gak ada yang jagain, kan ayah disini," ucap ayahnya.

Akhirnya Ferrel nurut karena ayahnya yang meminta, namun diselingi lirikan tajam dirinya pada Reggie yang senyum-senyum.

Malam pun tiba, oma Aya, Mami Shani, Papi Cio dan kedua anaknya baru saja pulang usai menjenguk Reggie. Saat ini diruangan disisakan Reggie dan sang ayah.

"Ji, ayah mau nanya sesuatu," kata Ayah Tian mendekatkan kursinya ke Reggie.

"Kalau mau bahas yang Ferrel bilang, Eji gak mau," kata Reggie.

"Mang Ferrel bilang apa?" Tanya Tian sok gak tau apa-apa. Reggie hanya melirik tajam pada ayahnya.

"Hahaha, gak, ayah mau nanya kuliahmu, kamu pulang awalnya karena ada masalah kan?" Tanya Tian mengelus rambut Reggie. Sesaat wajahnya tampak murung sebelum akhirnya mengangguk.

"Thesisku selalu aja ada masalah, aku dah 3 kali ngulang, tetep aja masalah terus, aku jenuh, stres, makanya pulang," kata Reggie.

"Ya udah, Tuhan ngasih musibah ini biar kamu ada jalan buat relaks juga, gak usah kamu pikirin, nanti coba kamu ngobrol ma tante Ashel, kalian ngambil S2 yang sama kan," kata Tian.

"Bener juga ya, kenapa gak kepikir tante Ashel," kata Reggie mengingat sahabat mamanya itu.

"Makanya nak, kalo ada apa-apa cerita sama ayah, sama mama, sama kakak-kakakmu, kita semua ada buat kamu, jangan selalu mendam semua sendiri, kamu terlalu sering pengen terlihat kuat sampe nyakitin diri sendiri sayang," kata Tian memeluk Reggie. Reggie mengetatkan pelukannya pada Tian.

Indahnya Senyum Manismu (Seorang Gadis Bernama Chika S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang