⛓️17. sakit

256 33 1
                                    

"Papa, dimana mama?". Jay kali ini sedang menggendong anak kesayangannya. tadi ketika jay hendak keluar dari kamar ia tak sengaja melihat Junhae sedang berjalan ke arah kamarnya, dengan mata yang masih terpejam itu sepertinya Junhae memaksa dirinya untuk menghampiri kamar kedua orang tuanya.

"mama masih berada di dalam" jawab jay sambil menuruni anak tangga menghampiri ruang makan.

"Apa mama tidak pergi untuk sarapan bersama?" Junhae diturunkan dari gendongan jay kesebuah kursi meja makan. Di Sana sudah banyak tersaji menu untuk sarapan, tentunya pasti sang bibi lah yang menyiapkan itu semua.

"Eum...Papa rasa mama sedang tidak enak badan saat ini, jadi mama tak bisa bergabung untuk sekarang". Mendengar itu Junhae langsung turun dari kursinya dan mencoba untuk mengambil hidangan di sana. Jay melihat Itu sontak ia langsung tau apa yang ingin anaknya ini lakukan.

"makan lah dulu bersama papa ya sayang, biarkan papa yang hantarkan sarapan kepada mama nanti, mama baik baik saja ia hanya kelelahan, setelah ini kau segera lah membersihkan dirimu lalu setelah itu kau bisa menemui mama mu". Cegahnya. Jay mencoba menenangkan anaknya itu, ia sangat tau pasti junhae sedang merasa khawatir sekarang.

Junhae mengangguk Menurut, ia kembali duduk dan mencoba menghabiskan sarapan nya, ia sangat ingin melihat keadaan mama nya.

" makanlah dengan perlahan, setelah itu biarkan bibi yang membantumu membersihkan diri". Ucap jay


 Ucap jay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°°°°°

Jungwon terbangun dari tidur. Di bawah sana masih terasa nyeri dan ngilu sangat sulit untuk di gerakan, Pinggulnya sakit ketika hendak mendudukkan dirinya, pahanya juga masih terasa pegal. Hal itu membuatnya meringis kan bibirnya menahan ngilu di seluruh tubuhnya. Entah apa yang dia pikir kan tadi malam sehingga Ia bisa menjadi seperti ini, padahal ia bisa saja menolak nya tadi.

Tapi sepertinya jay telah merawat nya tadi malam, terbukti bahwa saat ini ia sedang mengenakan piyamanya dan kamarnya juga sudah terlihat begitu rapi.

Deru langkah Terdengar dari luar, sosok jay telah kembali masuk kedalam kamar itu, ia membawa kan sebuah nampan yang berisikan kebutuhan sarapan istrinya."Haii, Selamat pagi".

Jungwon menoleh kearah suara itu melihat jay melangkahkan kakinya kearahnya dengan memberikan senyuman andalannya. Sontak ia langsung membuang wajahnya menunduk malu, dan mengangguk pelan. akibat kegiatan semalam Tadi Benar-benar membuat nya sangat canggung, ia rasa ia tak mungkin bisa kembali menatap mata itu saat ini.

Jay terkekeh. Sepertinya jungwon masih merasa malu untuk saat ini, tapi jika dipikir-pikir untuk apa ia merasakan malu? Bukan kah hal ini bukan termasuk yang pertama kalinya untuk Mereka?.

"Apa kau sudah merasa lebih baik?? Aku membawakan Sarapan untuk mu, makan lah".

Jay duduk di tepian kasur, mengelus lembut wajah Jungwon dan menyingkirkan rambut yang menghalangi matanya. Ia mengecup singkat kening itu lalu mengelus nya sayang, hal itu membuat jungwon lebih canggung setengah mati.

Apa ini?? Sekali lagi ia melakukannya tanpa ada rasa gugup sekalipun?? Mengapa jay sangat suka sekali membuat jantungnya merasa ingin meledak??.

"A-aku ingin membersihkan dir~ahhh"

"Hey.. Tenanglah Jungwon, aku rasa kau masih belum mampu untuk bergerak, bukan kah itu masih terasa nyeri untuk mu??". Jungwon mengangguk, Memang benar ini masih terasa nyeri, mengapa jay sangat paham tentang ini?.

Jungwon yakin ini bukan kali pertama jay melakukan ini kepada jungwon yang dulu, buktinya sudah jelas ada keberadaan junhae dalam hidupnya, ia sungguh ingin menangis saat ini, perilaku jay sudah kelewat manis baginya. Bukan kah itu tandanya jay sangat memperhatikan Jungwon yang dulu??, Oh tuhan mengapa Jungwon yang dulu itu bisa dengan bodoh nya tidak pernah membalas cinta dan kasih sayang sebesar ini padanya.

"Sekarang makan lah dulu, biar aku yang suapi dan—"

"—Jika kau ingin membersihkan diri biarkan aku pergi membantumu nanti, ingatlah jika kau ingin pergi kemanapun Panggil aku".

Jungwon hanya diam menuruti apa Yang di katakan jay. Ia menerima satu demi satu suapan itu, jay juga dengan sabar memberikan suapannya menunggu Jungwon menelan sarapan nya hingga habis lalu ia kembali memasukan sarapannya ke dalam mulut itu.

Sesuai dengan janji nya Junhae kini datang ke kamar itu. Anak itu hanya berdiam diri di sebuah pintu, dan menyembunyikan dirinya di sana.

" junhae, kau kah itu?? Kemarilah, mengapa kau berdiam di sana??"

Jungwon melihat bayangan kecil di situ, maka sudah pasti bayangan itu milik si kecilnya. Ia bingung mengapa Junhae menyembunyikan dirinya di sana.

Jay melihat itu membuat nya langsung menghampiri anak nya dan menggendong nya, di bawa nya ke tepian tempat tidur. Anak itu benar-benar terlihat sedih mungkin akan ada air mata yang Akan jatuh di sana.

"Anak mama Kenapa sedih? Kemarilah"

Junhae sontak langsung memeluk sang mama khawatir. Mama nya benar-benar terlihat lelah, dengan muka yang terlihat pucat, mata sayu.  junhae semakin merasa tak tega Melihat mamanya sakit.

"Mama Istirahat lah, sekarang junhae sudah berada disini bersama mama, jangan berlama-lama sakit mama, junhae tidak suka melihatnya". Junhae menangis.

"Hey...mama tidak apa-apa Sungguh—". Jungwon mencoba menenangkan anak manisnya itu.

"—kau sudah besar rupanya, lihat. Kau tampak lebih tinggi saat ini, bukan kah seharusnya kau sudah memulai sekolah di usia mu ini?" Jungwon mengusap kepala junhae sayang.

Jay mengamati semua tubuh Junhae dari atas hingga ke bawah "Kau benar, Di usia Junhae saat ini  seharusnya sudah memasuki jenjang sekolah, —eum..—baiklah biar kan aku yang mendaftarkan junhae untuk Sekolah, akan aku cari sekolah yang paling terbaik untuknya".

Jungwon mengangguk setuju, junhae juga merasa senang akhirnya akan pergi sekolah. Setelah itu ia pamit pergi ke taman belakang, karena hari ini ia akan membuat sesuatu yang indah untuk sang mama, sebenarnya bibi sempat berjanji kepada junhae untuk mengajarinya membuat sebuah hiasan kepala yang terbuat dari beberapa tangkai bunga disana, jadi sekarang lah saat nya membuat janji itu terbayar.

Jay Melihat kepergian anaknya itu, ia tertawa dan menggeleng tak menyangka jika anaknya itu terlihat begitu menggemaskan.

"Kau lihat itu Jungwon, dia sudah terlihat begitu besar sekarang, usia nya sudah memenuhi syarat masuk sekolah—"

Ucapan nya terputus, kala mata mereka saling bertatapan.

"—apa...., apa kau yakin tak ingin memberikan nya seorang adik sekarang??" Lanjut nya berbisik. Dan dari perkataan tersebut berhasil membuat si mata kucing  terbuka lebar, ia melotot. dan jay mendapatkan cubitan kecil di pinggang nya



"Jangan pernah kehilangan akan harapan, sesungguhnya di Dalam harapan itu terdapat banyak keajaiban yg bersarang "

-

----

Gimana di chpt ini?? Suka ngga?? Jangan lupa vote komen nya ya, biar aku bisa semangat namatin book ini lewat vote komen Kalian, jadi lah readers yang aktip Okey...

#Oncelyyn 12/10/24

•{ DAFFODIL ° jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang