BAB 5

415 10 0
                                    

Pagi hari tiba, Azka terbangun tanpa melihat Dara di kasur, dirinya segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh, saat turun dirinya juga tak melihat Dara di ruang keluarga

"Dara mana" tanya Azka "Dara tadi jam 6 pergi, katanya sih mau ketemu sama temen temen nya" jawab Hanna "Tumben nyariin, biasanya gak peduli" ucap Hanna "Oh" jawab nya singkat tanpa menjawab pertanyaan Hanna

Berhari hari berlalu, Dara tidak pernah sarapan bersama, dirinya selalu pergi dengan teman teman nya

"Dara itu kemana sih, berangkat jam 6 pulang jam 4 sore" ucap ibu "Ya siapa tau dia bosen di rumah, jenuh, butuh waktu buat istirahat kan mah" jawab ayah nya

"Ya tapi mamah khawatir pah, takutnya Dara nyembunyiin sesuatu dari kita, taktnya dia ada masalah tapi gak cerita, bunda Dara juga bilang kalo Dara ada masalah dia sembunyiin sampai dia bener bener bisa selesaiin masalah nya sendiri" jelas wanita itu

"Udah mah, jangan berpikir negatif, Dara itu butuh ketenangan juga, kayak Hanna dulu kan" ucap Hanna

"Bener tuh mah, mendingan nanti kalo Dara pulang mamah bikinin makanan kesukaan Dara" saran Samudra

Azka yang duduk sembari bermain ponsel mendengar kan pembicaraan mereka, Azka pun naik ke atas kamar

Dirinya hendak mengisi daya ponsel nya lalu menghanti baju, namun kabel cas nya tiba tiba tidak ada di meja

Azka menggeledah loker loker meja, dirinya membuka loker kedua dan menemukan cas nya, bukan hanya itu, Azka juga menemukan sesuatu

***

"Kita bikin apa ya enak nya? Kayak nya kalo bikin kue Dara bakal suka" tiba tiba Azka berlari menuruni tangga dan berteriak memanggil ibu dan ayah nya

"Mah! Pah!" teriak nya "Kenapa sih az teriak teriak" Azka memberikan barang yang ia temukan di loker meja nya

Mereka terkejut dengan barang yang Azka temukan, tak lama Dara pulang "Aku pulang" dirinya disambut dengan suasana sunyi, dan kaku mereka menatap Dara

"Dara.." wanita itu memeluk Dara dengan erat "Mah? Mamah gapapa?" tanya gadis itu sembari menepuk nepuk punggung ibu

"Jangan di pendam sendiri.. kamu boleh cerita apa pun sama kita, jangan pernah pendem masalah kamu.."

"M-maksud mamah apa, Dara gak ngerti" ucap nya

"Gak usah pura pura Dara, sejak kapan? Sejak di villa? Atau sejak kita beli buah bareng?" wanita itu menangis dengan memeluk Dara, Dara langsung mengerti mereka sedang membahas apa

Dara terdiam lalu meneteskan air mata nya "Maaf.. maafin Dara udah sembunyiin semua dari kalian.. Dara gak sanggup.. hiks Dara udah lakuin segala cara biar gak ketauan, maafin Dara.." gadis itu menangis

Azka mendekati Dara, Dara memeluk Azka meminta maaf. Azka diam sejenak, tangan nya meraih kepala Dara mengusap kepala gadis itu agar tidak menangis

"Yeayy bakal ada anggota baru nihh" ucap Hanna berusaha mencarikan suasana, semua orang tersenyum karena Hanna berhasil mencarikan suasana yang kaku

***

"Kamu selama ini kemana aja, tiap hari jam 6 pagi bangun gak sarapan malah langsung pergi, pulang jam 4 sore, gak keluar kamar kalo udah waktu makan"

"Sebenernya Dara minta temen buat periksa kandungan, tapi sesekali Dara sama Mita pergi ke cafe" jawab nya "Kenapa kamu gak bilang, kalo kamu bilang kita bakal jagain kamu"

Dara mengangguk "Dara tau, cuma Dara.."

"Aku bakal anterin kamu ke dokter setiap hari" ucap Azka tiba tiba "Azka kayaknya mulai suka deh sama Dara, ya az.." goda Hanna

"Jangan kegeeran, aku kayak gini demi mamah papah" ucap nya "Demi mamah papah atau Dara nih?" Hanna dan Samudra tertawa "Udah udah, malah gapapa kalo Azka kayak gini, mamah suka"

"Eh az, sifat cuek kamu itu di hilangin kamu di keluarga beda sendiri loh, udah dingin kayak kulkas, nakal nya gak tau nurun siapa, jangan jangan kamu anak nya om Tejo tetangga sebelah ya? Terus mamah sama papah mungut kamu"

Azka melototi Samudra "Eh, sorry sorry kelewatan" ucap Samudra takut "Kamu juga aneh mas, kakak tapi malah takut sama adek sendiri" ucap Hanna sembari memukul Samudra

"Aku takut kalo dia pukul aku pakai gelas kayak dulu waktu kecil" bisik Samudra namun semua orang dapat mendengar nya

"Azka, kamu berhenti ngerokok bisa? Soalnya Dara.."

"Dara gapapa kok mah, asal itu bikin Azka seneng" ucap Dara "Tapi Azka juga harus kurangin ngerokok nya" Azka hanya mengangguk kecil lalu naik ke atas

"Nanti mamah sama Hanna mau belanja, Dara mau nitip apa?" tawar ibu nya "Enggak ada, tapi Dara pengen bubur kacang hijau" jawab nya "Ya udah nanti mamah cariin"

"Dara ke atas dulu ya mah" gadis itu naik ke atas "Kita kayaknya harus pindahin kamar Dara sama Azka di bawah deh" ucap ayah nya "Iya, kalo lama kelamaan kan nanti Dara perut nya besar gak boleh naik turun tangga apalagi Dara orang nya aktif ke dapur kamar" jawab ibu nya

Saat memasuki kamar, Dara tidak melihat Azka, dirinya berpikir mungkin Azka sedang berada di Rooftop. Gadis itu hendak ke kamar mandi

Saat membuka pintu, dirinya terkejut melihat Azka yang baru saja selesai mandi, Azka diam menatap Dara. Wajah Dara memerah "Eh, anu, maaf!" gadis itu hendak pergi namun dirinya di tarik oleh Azka

Jelas wajah Dara ketakutan melihat wajah Azka yang datar dan menatap nya dengan tajam, Dara memejamkan mata nya "Maaf! Tadinya aku mau mandi.. aku, aku pikir gak ada orang!" ucap nya

Cup

Azka baru saja mengecup bibir manis Dara, Azka menghidupkan shower, air mengalir membasahi tubuh mereka. Azka tak mengatakan apa pun "Az.. aku.." Azka mematikan shower mengizinkan Dara berbicara

"Kamu udah selesai kan? Aku.. mau mandi" ucap gadis itu, Azka hanya mengangguk namun tak kunjung keluar "Az.. aku mau mandi.." ucap nya, Azka kembali mendekati Dara yang membuat nya terpojok

"You didn't say i should go out" ucap nya "Gua tungguin lu mandi, disini" ucap nya "Az tapi aku—"

"Sebelum gua berubah pikiran"

"Aduh, bisa mati aku kalo gini" batin Dara "Aku.. aku gak jadi mandi!" gadis itu hendak pergi namun tangan Azka terlalu panjang

Azka menggendong Dara lalu meletakkan nya di bathtub, pria itu menghidupkan kran di bathtub itu

Azka melepas baju dan rok Dara, pria itu memandikan Dara di bathtub. Wajah Dara terlihat memerah malu

Malam hari nya, makan malam bersama Dara nampak canggung dengan Azka yang berda di depan nya, Azka terus menatap Dara dengan dalam

"Aduh.. malu banget aku.." batin Dara "Besok Azka anterin kamu cek ke dokter ya" saran ibu nya "Dara bisa sendiri sama temem Dara kok mah" ucap nya

"Enggak usah, kasian temen kamu pokoknya kamu di anterin Azka" paksa nya "I-iya mah" Dara menatap Azka, pria itu membalas tatapan gadis itu

AZKA & DARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang