Prolog

348 13 0
                                    

Tubuh kecil nan kurus itu terduduk diam. Jalinan air mata yang mengering di wajahnya menandakan bahwa ia baru saja menangis hebat tanpa mau menyapu air mata yang lolos begitu saja lewat pipinya.

Matanya menatap kosong ke arah jendela. Di tangan kirinya ia memegang sepucuk paklaring, membuat seolah olah hal itu menjadi alasannya bersedih. namun, bukan itu yang membuatnya menghabiskan seluruh air matanya.

Di tengah keheningannya meratapi nasib, suara bising dari depan pintu yang memisahkannya dengan dunia luar menarik perhatiannya.

TOK! TOK! TOK! TOK!

"Key?! Key? lo di dalem kan? bukain pintunya Key" ucap seseorang dari luar.

Setelah menarik nafas dalam, tubuh itu beranjak sedikit ringkih menuju pintu dan membukanya.

Suara bising yang tadinya terdengar rendah kini sangat nyaring di telinganya.

"Key! sumpah yaa ampun lo kenapa?"

"ini pasti gara gara si bajingan itu kan?!"

"kita bener bener harus bikin pelajaran sama dia"

"emang tolol tu cowo, mokondo"

Sementara bising bising itu terus terjadi dan semakin memekakan telinga, tubuh mungil itu lunglai, kepalanya terasa sakit.

Seperti ada dengungan yang lebih mengganggu telinganya dari pada keributan yang dibuat oleh kedua orang di depannya. dan saat itu juga tubuh itu ambruk jatuh.

****

"terima kasih dok" ucapnya kemudian tersenyum pada pria yang ia sebut dokter di hadapannya.

"jangan lupa untuk diminum vitaminnya yaa, makan dan istirahat yang teratur" ucap dokter tersebut kemudian meninggalkan ketiga perempuan di dalam ruangan.

"tinggal nunggu infus abis kan? bentar lagi kok ini, ada lagi yang mesti diurus?" tanya salah seorang perempuan.

Perempuan yang masih duduk di ranjang rumah sakit itu mengangguk, "udah ga ada lagi yang mesti diurus kok, makasih ya Del, Chel" ucapnya.

"lo masih tinggal di kosan lo?"

"masih, sisa tinggal 2 bulan lagi"

Ketiganya termenung, "cowo anjing, udah gue bilang dari awal putusin"

"hmm"

"mulai sekarang gue sama Rachel yang bakal seleksi calon cowo lo"

"kalo perlu gue sama Delia aja yang cari cowonya deh"

sang pasien hanya bisa terdiam dan mendengarkan ucapan teman temannya.

"lagian nih yaa, cinta lo ke si bajingan Galuh itu cuma cinta monyet SMP. ibarat kata nih yaa cinta lo tuh udah kadaluarsa tau" ucap seseorang bernama Rachel.

"bener tuh, udah basi. udah seharusnya lo buang jauh jauh perasaan lo ke dia. udah nikmatin enaknya, nikmatin duit lo juga hiihh najis" ucap Delia sambil bergidik jijik.

"cari cowo tuh yang bisa provide, yang ada duitnya biar bisa lo porotin duitnya" ucap Rachel.

"jangan malah lo yang keluar banyak duit, lo.. ck ahh lo udah parah sih.. sekarang lo ga ada tabungan, ga ada kerjaan juga" ucap Delia.

"kita sayang sama lo, jangan mau dibegoin sama cowo, lo tuh paling cantik, paling pinter di antara kita berdua, lo harus bisa dapetin yang lebih dari pada si Galung Galung itu" ucap Rachel.

"Galuh" imbuh Delia.

"bodo amat anjir mau namanya Galuh kek Galing kek Gilingan kek tu cowo bajingan!" ucap Rachel.

A MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang